Oleh: Andrianto Andri/Pengamat Kebangsaañ
Akhirnya pilihan Capres PDIP ke Ganjar Pranowo. Tampaknya ini pilihan yang dramatis terjadi di babak akhir. Ibarat sepakbola Ganjar di tetapkan saat Injury Time.
Ada 2 alasan:
Pertama, sikond Politik terakhir manakala Jokowi melakukan puputan dengan koalisi besarnya yang akan mengusung Prabowo. Seluruh Parpol Pemerintah sudah satu komando Jokowi. Dengan demikian mengisolasi PDIP. PDIP menjadi gamang, bila salah kalkulasi mengusung Capres yang Ellectnya Rendah meski bisa sendiri Nyapres, kekalahan pasti menanti.
PDIP mengalami kebuntuan, dalam politik tidak menang semua tapi tidak juga harus terhempaas. Akhirnya realitasnya Capres yang ellectnya papan atas yah cuman Ganjar. Artinya magnet Ganjar bisa menarik kawan koalisi. Sehingga dengan punya kawan yang nantinya mengisi ruang electoral sebagai Cawapres.
Kedua, PDIP tentu sudah mapan dengan posisi miliki Petugas Partai sebagai Presiden. Setidaknya gula-gula kekuasaan dapat di nikmati. Meskipun tahu pihak Oligarkrhy begitu rakusnya menyedot resource dan jauh dari ideologis Bung Karno.
Bagi PDIP dapat remah-remah pun lumayan daripada terlempar kembali menjadi Paria.Sudah terbukti PDIP tetap berada di papan atas. Meskipun amburadulnya negara. PDIP sudah dapat rumus jitu bertahan, dengan masih standarnya kesadaran politik rakyat (Dengan BLT dan gelontoran sembako).
Jika kita lihat wajah Puan terlihat tidak bahagia. Tiket yang di gengaman lepas sekejap. Padahal setahun ini elite PDIP seperti Bambang Pacul, Trimedya, Masinton, Johan budi dll begitu keras menunjukan penolakan kepada Ganjar.Peristiwa ini mirip Konvensi Golkar 2004 ketika Capres bukan dari tokoh internal yang di inginkan.
Apakah bisa terjadi mobil mogok? Yang pasti Pencapresan Ganjar beda sama Jokowi yang di inginkan elite maupun massa PDIP.
Bila sikond internal yang tidak kondusif malah bisa jadi bumerang. Apalagi ellectibiltas Ganjar bersaing ketat dengan Kompetitornya Anies dan Prabowo.
Ganjar jelas mewakili status quo yang mesti berbagi electoral sama Prabowo. Sedang Anies mewakili Perubahan.
Akhirnya segala upaya Jokowi, Luhut , Bahlil dll melakukan Psy War Amandemen maupun perpanjangan dan penundaan pemilu untuk tiket Golden Boy tuntas sudah. Pemilu go on 14/2/2024.
Babak awal mulai sudah tinggal penentuan Cawapres bisa sangat menentukan, apalagi masih ada waktu tersisa 10 bulan.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Perang Dunia III di Ambang Pintu: Dr. Anton Permana Ingatkan Indonesia Belum Siap Menghadapi Guncangan Global

Dr. Anton Permana: 5 Seruan Untuk Presiden Prabowo, Saat Rakyat Mulai Resah dan Hati Mulai Luka

Menyikapi UUD 18/8/1945

Rocky Gerung: 3 Rim Karatan di Kabinet Prabowo

Novel “Imperium Tiga Samudra” (Seri 2) – Langit di Atas Guam

Setahun Rezim Prabowo, Perbaikan atau Kerusakan Menahun?

Serial Novel “Imperium Tiga Samudra” (1) – Peta Baru di Samudra Pasifik

Dalam Semangat Sumpah Pemuda Mendukung Pemerintah dalam Hal Pemberantasan Korupsi dan Reformasi Polri

Anton Permana dan Kembalinya Dunia Multipolar: Indonesia di Persimpangan Sejarah Global

Syahadah: Menjadi Saksi Dari Cahaya Yang Tak Bernama



ข่าวการศึกษาOctober 24, 2024 at 8:04 am
… [Trackback]
[…] Read More on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/andrianto-capres-pdip-anti-klimaks/ […]
Diyala/baqubah/university/universalNovember 14, 2024 at 9:20 pm
… [Trackback]
[…] Find More on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/andrianto-capres-pdip-anti-klimaks/ […]
nude women camsNovember 19, 2024 at 11:11 pm
… [Trackback]
[…] Read More to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/andrianto-capres-pdip-anti-klimaks/ […]
pgslotJanuary 5, 2025 at 7:09 pm
… [Trackback]
[…] Read More Information here to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/andrianto-capres-pdip-anti-klimaks/ […]