ZONASATUNEWS.COM, JAKARTA–Sehubungan dengan pernyataan Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan yang ramai diberitakan media tanggal 3 Juni 2020 yang “menantang” pengkritik Pemerintah tentang Utang Pemerintah RI, Arip Musthopa, dari Komunitas Cinta Indonesia, ankat bicara memberikan tanggapan.
Kata Arip, terlepas dari adanya kesan ‘menekan psikologis pengkritik’ dalam pernyataan Menko Kemaritiman tersebut, pernyataan tersebut merupakan undangan berdialog atau berdebat yang harus direspon secara positif oleh ekonom dan pengkritik kebijakan Pemerintah sehingga akan tercipta diskursus yang lebih kaya tentang pengelolaan utang Pemerintah RI dan juga masalah pemulihan ekonomi secara lebih luas.
Pernyataan Menko Kemaritiman bahwa pengkritik utang Pemerintah RI melakukan upaya “membodoh-bodohi” rakyat adalah tidak benar dan tendensius.
“Pengkritik sesungguhnya melakukan proses mengedukasi publik dengan mengangkat hal-hal yang mungkin luput dari perhatian Pemerintah dan menawarkan perspektif yang berbeda,” ungkap Arip.
Soal benar atau tidaknya tentu relatif, karena setiap perspektif memiliki kelebihan dan kelemahannya tersendiri. Tidak sepatutnya pejabat publik mengeluarkan pernyataan yang terkesan merasa paling benar, begitupun sebaliknya berlaku untuk pengkritik.
Menurutnya, dialog tersebut hendaknya dilakukan secara terbuka agar ada proses edukasi publik, memperkaya khazanah publik, dan sekaligus publik dapat memberikan apresiasi terhadap pandangan Pemerintah maupun pengkritik.
“Saya bukannya anti utang dan selalu melihat utang secara positif, namun kita juga dihadapkan pada sejarah dan pelajaran sejumlah negara, bahwa utang bisa sangat beresiko bila salah kelola, dan pemberi utang (kreditur) bisa sangat mempengaruhi kebijakan Pemerintah sehingga kedaulatan negara bisa terganggu. Oleh karena itu, kita harus bersikap hati-hati dalam hal meminjam dan mengalokasikan dana dari utang,” lanjutnya.
Arip menegaskan, persoalan utang Pemerintah adalah persoalan antar generasi. Bukan hanya masalah generasi saat ini, namun juga generasi yang akan datang, karena generasi mendatang ikut terlibat membayarnya. Sehingga ada baiknya generasi saat ini membicarakan soal ini secara serius sebagai bentuk pertanggungjawaban pada generasi yang akan datang.
“Oleh karena itu, saya berharap ada respon dari ekonom/ahli untuk menerima ajakan berdialog/berdebat dengan Menko Kemaritiman, dan apabila tidak ada ekonom/ahli yang berkenan, maka dengan ini saya mengajukan diri menerima tantangan tersebut,” tegasnya.
EDITOR : SETYANEGARA
Related Posts
Budaya Kita Perwakilan Musyawarah, Mengapa Pilpres Mesti One Man One Vote
Keseimbangan Sistemik: Membaca Kritik Ferri Latuhihin Kepada Purbaya
Quo Vadis Kampus Era Prabowo
Habib Umar Alhamid: Prabowo Berhasil Menyakinkan Dunia untuk Perdamaian Palestina
Api di Ujung Agustus (Seri 29) – Jejak Operasi Tersembunyi
Api di Ujung Agustus (Seri 28) – Jantung Garuda Di Istana
Api di Ujung Agustus (Seri 27) – Jalur Rahasia Wiratmaja
Kelemahan Jokowi
Api di Ujung Agustus (Seri 26) – Bayangan Dalam Istana
Tanah Yang Diwariskan Nabi Ibrahim Pada Anak-anaknya Dan Tanah Hak Suku Filistin (Palestin) Dalam Ayat-ayat Taurat
online chatOctober 26, 2024 at 5:21 am
… [Trackback]
[…] Read More on on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/arip-musthopa-mantan-ketum-pb-hmi-siap-menerima-tantangan-luhut-berdebat-soal-hutang-pemerintah/ […]