Ayu Nitiraharjo: Anies Ajak Mahasiswa Bernyali dan Kritis

Oleh: Ayu Nitiraharjo, Pemerhati Milenial dan Perempuan

Acara kuliah kebangsaan di Fakultas lmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) pada 29 Agustus 2023 terasa istimewa, karena menghadirkan sosok bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan. Acara ini merupakan kuliah umum bagi mahasiswa baru angkatan 2023 FISIP UI. Para peserta terlihat antusias saat mengikuti kuliah kebangsaan ini.

Anies Baswedan mengawali materi terkait sejarah terbentuknya Bangsa Indonesia dari masa kolonialisme hingga era modern ini, dilanjutkan dengan paparan gagasan apa yang akan dibawa bila nanti terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia.

Setelah sesi pemaparan materi, acara ini dilanjutkan dengan tanya jawab dari panelis dan peserta yang dimoderatori langsung oleh Prof. Dr. Semiarto Aji Purwanto, Dekan FISIP UI. Saat membuka sesi tanya pertanyaan untuk para peserta mahasiswa, Prof. Semiarto berseloroh kepada Anies Baswedan.

“Saya kalau yang bertanya panelis (dosen) agak tenang. Tapi ketika yang bertanya para mahasiswa, saya justru tidak bisa tenang,” kata Prof. Semiarto.

Seloroh dari Prof. Semiarto tersebut tentu terkait dengan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan oleh mahasiswa. Selama ini mahasiswa terkenal sebagai entitas yang kritis dalam menyampaikan pendapat, pertanyaan, dan juga gugatan. Anies pun langsung menanggapi guyonan Prof. Semiarto.

“Benar. Sudah benar seharusnya begini. Di kampus kita harus menjaga critical thiking. Di kampus kita juga harus menjaga nyali untuk tetap bertanya secara kritis dengan siapapun, di forum apa pun. Jangan sampai nyali itu hilang. Semakin tajam pertanyaan maka merangsang yang ditanya untuk memberikan jawaban yang lebih baik. Terima kasih atas pertanyaan kritis teman-teman mahasiswa,” kata Anies Baswedan.

Anies menjelaskan, cara tersebut juga dilakukannya saat menjadi Gubernur DKI Jakarta. Anies tidak pernah melarang orang untuk mengemukakan pendapat dan menyampaikan kritik terhadap kebijakan di Jakarta. Tidak pernah juga dia dan jajaran staf Pemprov DKI Jakarta memperkarakan orang yang menyampaikan kritik di jalur hukum.

Apa yang disampaikan Anies Baswedan adalah hal yang wajar. Anies tidak pernah anti terhadap kritik, apalagi bila itu disampaikan oleh mahasiswa dan kaum intelektual. Anies sendiri besar dalam tradisi kritik sejak duduk di bangku kuliah. Ia biasa berdiskusi, berdebat, dan menyampaikan kritik kepada pihak yang dianggap menjalankan kebijakan dengan tidak tepat.

Saat aktif dan menjadi Ketua Senat Universitas Gadjah Mada, Anies acapkali menyampaikan kritik dalam bentuk demo. Beberapa kali dia melakukan demo terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang dianggap bertentangan dengan demokrasi dan merugikan rakyat banyak.

Saat terjadi pembredelan Majalah Tempo, Editor, dan Tabloid Detik, Anies turun ke jalan untuk memimpin demo penolakan kebijakan pembredelan media tersebut. Sebab, hal tersebut bertentangan dengan prinsip demokrasi. Anies juga memimpin mahasiswa saat berunjuk rasa menolak SDSB yang dianggap akan memiskinkan masyarakat kelas menengah ke bawah dan memperkaya orang-orang yang mengelola judi berkedok undian tersebut.

Berdasar rekam jejak tersebut, wajar bila Anies mengajak mahiswa untuk terus kritis dan bernyali dalam menyampaikan gagasan maupun kritikan. Memang seperti itulah seharusnya kehidupan dan pemikiran di kampus berjalan.

EDITOR: REYNA

Related Posts