Oleh: Beathor Suryadi, Kader PDI Perjuangan
Satu diantara serunya perdebatan 27 Anggota PPKI/ panitya persiapan kemerdekan Indonesia setelah Bung Karno pada 1 Juni 1945 Pidato tentang landasan Negara Indonesia Merdeka.
Begitu antusiasnya peserta Rapat mempertanyakan Daulat Rakyat dalam demokrasi Pancasila.
Dengan lugas Bung Karno menjelaskan bahwa Demokrasi Pancasila berasal usul dari Budaya Bangsa kita dan telah, berjalan sejak berabad lalu mulai jaman feodal, dan era penjajahan.
Rakyat sangat berdaulat menentukan jalannya proses demokrasi Pancasila. Dengan pemilihan langsung One Man One Vote Rakyat memilih Kepala Desa dari warganya sendiri dan mereka mengawasi sendiri hasil Pilkades tersebut. Hal itu sangat efektif, jumlah warga terhitung dan luas wilayah terbatas, maka adil dan jujur terwujud dan pesertanya bukan dari unsur kepartaian
Demokrasi Pancasila kata Bung Karno menerapkan kedaulatan Rakyat dalam bentuk Permusyawaratan/ Perwakilan ketika Rakyat memilih Kepala Daerah/ Pilkada, melalui Partai Politik yang dipilihnya saat Pemilihan Umum. DPRD adalah bentuk daulat Rakyat dalam demokrasi Pancasila
Saat Bung Karno menjelaskan tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat/ MPR RI, muncul berbagai pertanyaan dari peserta rapat yang bukan dari partai politik mereka mempertanya kan tentang unsur golongan, daerah, Organisasa Masyarakat, kaum profesional dll semua sudah termaktup dalam Demokrasi Pancasila yang Bung Karno sampaikan
Rapat 27 Anggota PPKI tersebut dimulai 1 Juni hingga 18 Agustus 1945
Semua peserta kagum dengan kecerdasan Bung Karno memilih demokras Pancasila sebagai landasan ideologi kita Merdeka.
Para peserta mengusulkan KeTuhanan Yang Maha Esa dipindahkan dari Sila ke 5 menjadi Sila pertama.
Dalam perdebatan seru tersebut, para Pimpinan Islam mengusulkan tambahan 7 kalimat pada sila pertama..
dan pada tanggal 18 Agustus 1945 menjadi KeTuhanan Yang Maha Esa.
Bung Karno sangat berkompromi dengan pemikiran 27 Orang peserta Rapat untuk terwujudnya Demokrasi Pansacila.
Salam Juang
EDITOR: REYNA
Related Posts
Kepala Desa Tirak, Suprapto, Membisu Soal Status Anaknya Yang Diduga Pembebasan Bersyarat (PB) Kasus Narkoba, Lolos Seleksi Calon Perangkat Desa
Jerat Jalur Merah: Ketika Bea Cukai Jadi Diktator Ekonomi
Presiden Prabowo Terima Pengembalian Rp13,5 Triliun dari Kejagung: Purbaya Datang Tergopoh-gopoh, Bikin Presiden Tersenyum
Mahfud MD Guncang Kemenkeu: Bongkar Skandal 3,5 Ton Emas dan TPPU Rp189 Triliun di Bea Cukai!
Api di Ujung Agustus (32) – Hari Cahaya Merah
Skandal Tirak: Dinasti Narkoba di Balik Kursi Perangkat Desa Ngawi
Studi iklim menunjukkan dunia yang terlalu panas akan menambah 57 hari superpanas dalam setahun
Pendulum Atau Bandul Oligarki Mulai Bergoyang
“Perang” terhadap mafia dan penunjukan strategis: Analisis Selamat Ginting
20 Oktober: Hari yang Mengubah Lintasan Sejarah Indonesia dan Dunia
No Responses