Belajar Dari Keberhasilan Bilbao

ZONASATUNEWS.COM, MADRID – Dubes RI untuk Spanyol, Dr Muhammad Najib mengunjungi Bilbao, kota terbesar di propinsi Bas, Spanyol. Propinsi ini cukup lama melakukan perlawanan terhadap pemerintah pusat, disebabkan oleh banyak faktor.

Menurut Dubes Najib faktor yang cukup dominan diantaranya merasa tidak diperhatikan, kemiskinan yang cukup tinggi. Meskipun daerah industri kota ini infrastrukturnya tidak terlalu bagus. Sungainya kotor, dan sungai-sungainya kurang terawat.

Dubes Muhammad Najib mendampingi Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar di kota Bilbao, propinsi Bas, Spanyol

“Nah, pemerintah pusat di Madrid kemudian menggunakan pendekatan kesejahteraan. Infrastrukturnya dibangun, diberi bantuan dalam berbagai bentuk, diantaranya melibatkan UNDP. UNDP sebagai lembaga PBB kemudian melakukan pemberdayaan masyarakat. Ini kan kerajaan besar dan cukup lama berkuasa, bahkan tidak hanya di negeri ini, tetapi sampai di Amerika Latin dan beberapa negara di Asia,” kata Dubes Najib dalam channel Youtube Wisma Duta RI Madrid.

Karena itu mindset masyarakat disini budaya top down. Kalau mereka kecewa dengan pemerintah, langsung melakukan perlawanan.

Mediator dari UNDP sedang presentasi program pemberdayaan masyarakat di Bilbao

Dengan keterlibatan UNDP, mereka melakukan pemberdayaan masyarakat, mengajari bagaimana mereka punya ide-ide untuk memajukan komunitasnya, memajukan propinsinya. Dan ide-ide tersebut diakomodasi. Pememerintah memfasilitasi berdirinya berbagai traning center, dimana para pelatih bisa menjadi mediator antara masyarakat dengan pemerintah.

Menurut Dubes Najib upaya itu ternyata berhasil luar biasa. Secara ekonomi sangat maju, kotanya bersih sekali, sungainya menjadi bersih, sehingga menjadi tujuan wisata. Sehingga ekonomi masyarakat berkembang dengan sangat cepat.

Diskusi dan sharing pengalaman pemberdayaan masyarakat tertinggal di Bilbao

“Keberhasilan proyek UNDP inilah yang kemudian menjadi jualan, menjadi dagangan. Dengan kata lain menjadi model yang banyak ditiru oleh banyak negara. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi diundang kesini untuk memperkaya, beerbagi pengalaman, berbagi gagasan. Ketika saya perhatikan, ternyata luar biasa. Indonesia itu ternyata jauh lebih kaya dengan keraifan lokal (local wisdom),” ungkap Dubes Najib.

Pada kesempatan itu, Dubes Najib memuji kepinteran Menteri Desa, Abdul Halim Iskandar, yang mampu mengaitkan pembangunan desa dengan program SDGs yang menjadi concern dari PBB, dan concern UNDP, dan concern masyarakat global.

Dan Menteri Desa hanya memberikan sentuhan-sentuhan networking. Apalgi sekarang dengan sistem digital, sistem online real time, Menteri Desa membentuk relawan-relawan untuk mengajari masyarakat desa, memberi kesadaran baru tentang pentingnya memperhatikan linkungan dan beberapa agenda SDGs yang lain.

Dubes Muhammad Najib mendengarkan pemaparan dari perwakilan PBB (UN) dan masyarakat setempat

“Sehingga secara ide SDGs yang menjadi concenr di banyak negara itu diturunkan sampai ke tingkat desa. Pengalaman inilah yang dibagi di forum Bilbao ini. Perwakilan UNDP yang ditugasi di Bilbao ini yang dinilai berhasil maupu komunitas-komunitas disini merasa mendapatkan inspirasi luar biasa dan mengagumi proyek besar Indonesia dan mereka mengakui bahwa yang mereka lakukan disini sebenarnya tidak ada apa-apanya dibandingkan di Indonesia. Ini tentu membanggakan penting untuk diberikan dukungan,” jelas Dubes Najib.

Dia meyakini dalamwaktu yang tidak terlalu lama, proyek yang dilakukan oleh Kemntrian Desa di Indonesia ini apabila diberikan kemasan yang bagus kemudian dikomunikasikan ke masyarakat global, itu bisa mendapatkan penghargaan dari UNDP maupun PBB.

Dubes Muhammad Najib dan staf KBRI bersama rombongan Kemmentrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, di kota Bilbao, Spanyol

Lebih dari itu masyarakat global tidak hanya di Bilbao ini saja, tetapi ditempat lain juga bisa mendapatkan inspirasi dan mengambil pelajaran.

“Oleh karena itu saya mengingatkan komunikasi degan UNDP ini penting sekali dan kerjasama dengan Spanyol juga sangat penting untuk diteruskan dan dilanjutkan. Saya berharap apa yang sudah dirintis oleh Kemendes Desa Tertinggaldan Transmigrasi ini terus mendapatkan dukungan dari masyarakat agar desa-desa kita terus tumbuh dan berkembang baik secara ekonomi maupun sosial,” lanjut Dubes Najib.

Kendala yang dihadapi menurut Menteri Desa, adalah akses internet. Karena itu Dubes Najib menghimbau kepada Kepala Daerah khususnya Bupati untuk memfasilitasi WiFi masyarakat desanya. Dan sekarang tentu saja tidak mahal dan mudah.

Menteri Desa Abdul Halim Iskandar, Perwakilan PBB, dan Dubes RI untuk Spanyol Muhammad Najib

Anak-anak muda bisa digerakkan untuk itu. Karena ini akan memberikan akses internasional kepada mereka. Apakah itu desa nelayan, desa pertanian, atau desa yang punyya potensi untuk menjadi daerah tujuan wisata.

“Dengan video, dengan istagram, dengan facebook atau twitter, mereka bisa berkomunikasi dengan masyarakat lainnya saling belajar pengalaman tidak hanya diantar desa di Indonesia saja, tetapi juga secara global mereka bisa melakukan komunikasi. Mohon doa dan dukungannya, kita membangun negeri kita dari desa yang sudah terbukti mampu menggerakkan masyarakat dan diakui secara internasional,” pungkas Dubes Najib.

EDITOR: REYNA

Related Posts