Penulis : Agus Mualif Rohadi
7. Membangun kembali Yerusalem dan Haikal Sulaiman baru.
Pada sekitar tahun 540 SM terjadi perubahan di pusat wilayah Assiriya. Bangsa khaldea ditaklukkan oleh bangsa Persia. Khaldea dan Persia adalah dua bangsa yang mempunyai hubungan kekerabatan yang dekat. Jurdehti Koresi atau Koresi Agung merebut kekuasaan. Koresi Agung yang sebelumnya tidak pernah menginjakkan kaki di Babilonia, ketika berkeliling kota menjumpai ada pemukiman yahudi yang mempunyai tempat ibadah sendiri dan menyembah tuhan yang berbeda dengan tuhan bangsanya. Mereka tidak menyembah dewa Sin ataupun Dewa Mardukh. Koresi menghormati agama kaum yahudi yang sampai saat itu masih diperlakukan sebagai budak.
Koresi mempunyai visi yang berbeda dengan raja imperium sebelumnya tentang mempertahankan tanah jajahan di wilayah Kana’an kuno. Koresi justru memulangkan sebagian kaum yahudi ke Yerusalem dengan dibekali harta benda kaum yahudi sendiri yang dulu dirampas oleh Nebukadnezar. Tujuan memulangkan ini adalah agar Yerusalem dapat hidup kembali namun agar tidak melakukan pemberontakan sebagian kaum yahudi masih harus tinggal di Babilonia sebagai jaminan.
Kebijakan Koresi Agung tentu di sambut suka cita oleh kaum yahudi di Babilonia, dan oleh karena itu Koresi Agung dimintai kesediannya untuk diurapi untuk diberi gelar sebagai Krestos.Tentu Koresi bersedia dan itu menjadikan Koresi Agung adalah satu satunya orang non yahudi yang bergelar Krestos.

Makam Raja Koreshi Agung di Pasargadae, Iran. Makam ini menjadi situs warisan dunia UNESCO sejak 2006
Kepulangan sebagian kaum yahudi ini dipimpin sekaligus oleh dua orang nabi yaitu Nabi Hagai dan Nabi Zakhria bin Ido. Rombongan kedua nabi ini berjumlah sekitar 42.360 orang terbagi dalam 35 bani dan bersama mereka ikut pulang pula 5 bani imam yahudi dengan jumlah rombongan sekitar 4.360 orang, penyanyi kidung amsal 128 orang, dan sekitar 140 orang ahli bangunan.
Ketika sampai di Yerusalem, mereka disambut suka cita oleh saudara-saudaranya yang tinggal di Yerusalem. Namun melihat kota dan Haikal Sulaiman yang hancur berantakan, mereka semua menangis meraung raung penuh penyesalan. Tiba tiba Nabi Hagai menghentikan tangis kaumnya itu untuk menyampaikan nubuwah yang baru saja diterimanya, yaitu “Dan Aku (YaHWeH) akan menggoncangkan semua bangsa dan HIMDA untuk semua bangsa ini akan datang, dan Aku akan mengisi rumah ini dengan kemegahan, kata Tuhan pemilik rumah. KepunyaanKu lah perak dan kepunyaanKu lah emas, kata Tuhan pemilik rumah. Kemuliaan rumah terakhirKu akan lebih besar dari kemuliaan rumah pertama, kata Tuhan pemilik rumah, dan ditempatku ini Aku akan memberikan Syialom, kata Tuhan Pemilik rumah “.
Nubuwah itu dapat menghibur dan membangkitkan lagi semangat kaum yahudi. Mereka merasa YaHWeH masih menunjukkan kasih sayang kepada mereka, dan bahkan akan mengirim HIMDA untuk semua bangsa, bukan hanya untuk bangsa yahudi.
HIMDA adalah nama baru yang dibawa oleh Nabi Hagai yang akan menolong bani Israel. Kalau nubuwah Nabi Daniel menyebut Barnasya yang punya arti anak manusia sehingga belum spesifik menyebut nama, maka Nabi Hagai telah secara spesifik menyebut sebuah nama yang apabila suatu saat muncul akan di urapi sebagai Krestos atau Messiah.
Nabi Hagai dan Nabi Zakariya bin Ido mulai memimpin pembangunan Haikal Sulaiman dengan berpedoman pada kitab Yehezkiel. Kesibukan membangun Haikal Sulaiman baru membuat kaum yahudi terkonsentrasi perhatiannya. Dengan kemampuannya yang terbatas, membuat pembangunan Haikal Sulaiman membutuhkan waktu yang lama, sehingga sampai berganti Nabi yang memimpin pembangunannya, yaitu nabi Yesaya atau Isaiyah.
Setelah sekitar 25 tahun membangun, wujud haikal Sulaiman baru mulai nampak, meskipun masih jauh untuk dikatakan sudah selesai sebagaimana petunjuk dalam kitab Yehezkiel. Namun wujudnya sudah memadai, sehingga Nabi Yesaya kemudian memulai penggunaan Haikal Sulaiman baru untuk ibadah. Hari itu, seluruh penduduk Yerusalem bersuka cita, terompet tanduk domba berbunyi kembali, kidung mazmur dan amsal Sulaiman dikumandangkan kembali di bait suci, festifal tradisional diselenggarakan kembali.

Silinder Koresh. … Prasasti berhuruf paku yang menyatakan Koresh sebagai penguasa Babel. Prasasti yang juga berisi pernyataan tentang Hak Azasi Manusia. Prasasti disimpan di Bristish Museum London.
Namun terasa masih ada yang kurang, Devir masih kosong, tabut perjanjian dan taurat belum ditemukan, mereka merasa YaHWeH belum bersemayam di baitNya. Namun YaHWeH meluruskan pemahaman kaum yahudi tentang tuhanNya, melalui firman yang disampaikan kepada Yesaya.
Kitab Yesaya 66 : 1 – 2, YaHWeH berfirman :
Langit adalah tahtaKu.
Dan bumi adalah tumpuan kakiKu.
Rumah apakah yang akan kamu dirikan bagiKu.
Dan tempat apakah yang akan menjadi pemberhentianKu.
Bukankah tanganKu yang membuat semuanya ini.
Sehingga semuanya ini terjadi.
Hilangnya tabut perjanjian berisi taurat dan firman kepada nabi Yesaiya menunjukkan kepada bani Israel bahwa YaHWeH tidak bisa diikat dalam suatu bangunan seperti halnya patung dewa-dewa dan berhala yang ditaruh di dalam kuil pagan.
Dengan berfungsinya kembali Haikal Sulaiman, bani Israel telah memperoleh kembali identitas keagamaan sekaligus kebangsaannya.
Setelah itu, sambil terus menyempurnakan haikalnya, bani Israel mulai membagi konsentrasinya menata kota yerusalem seperti yang diamanatkan oleh kitab Yehezkiel.
(Bersambung ke bagian 8)
Agus Mualif : Beleid Israel Dalam Perang Wilayah Dan Agama (Bagian ke delapan)
Editor : SETYANEGARA
Tags:Related Posts
Pengaduan Masyarakat atas Dugaan Korupsi Kereta Cepat Jakarta Bandung: KPK Wajib Usut Tuntas
Daniel M Rosyid: Reformasi Pendidikan
Api di Ujung Agustus (Seri 31) – Bayangan Kudeta Makin Nyata
Api di Ujung Agustus (Seri 30) – Jejak Jaringan Tersembunyi
Budaya Kita Perwakilan Musyawarah, Mengapa Pilpres Mesti One Man One Vote
Keseimbangan Sistemik: Membaca Kritik Ferri Latuhihin Kepada Purbaya
Quo Vadis Kampus Era Prabowo
Habib Umar Alhamid: Prabowo Berhasil Menyakinkan Dunia untuk Perdamaian Palestina
Api di Ujung Agustus (Seri 29) – Jejak Operasi Tersembunyi
Api di Ujung Agustus (Seri 28) – Jantung Garuda Di Istana
Agus Mualif : Beleid Israel Dalam Perang Wilayah Dan Agama (Bagian ke delapan) - Berita TerbaruMay 12, 2020 at 12:05 pm
[…] Agus Mualif : Beleid Israel Dalam Perang Wilayah Dan Agama (bagian ke tujuh) […]