Oleh: Muhammad Chirzin
Ungkapan bahasa Jawa “Gusti ora sare” secara harfiah artinya Tuhan tidak tidur. Tuhan Allah swt tidak pernah terlena, mengantuk, apalagi tidur. Hal itu sesuai dengan firman Allah swt dalam Ayat Kursi berikut.
Allah. Tiada Tuhan selain Dia, Yang Hidup, Berdiri Sendiri, Abadi. Tak pernah mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nyalah segala yang di langit, segala yang di bumi. Siapakah yang dapat memberi perantaraan di hadapan Allah tanpa izin-Nya? Ia mengetahui segala yang di depan mereka, dan segala yang di belakang mereka; mereka tak akan mampu menguasai ilmu-Nya kecuali yang dikehendaki-Nya. Singgasana-Nya meliputi langit dan bumi, dan tidak merasa berat Ia memelihara keduanya. Ia Maha Tinggi, Maha Besar. (QS 2:255)
Semua orang percaya dan meyakini bahwa Allah swt tidak tidur, namun dalam praktik kehidupan sehari-hari tindakan orang tidak selalu mencerminkan keyakinannya itu. Tidak sedikit orang yang bertindak sewenang-wenang kepada pihak lain, seolah-olah ia tidak dilihat oleh Tuhan, dan tidak akan dimintai pertanggungjawaban atas segala tindakannya.
Kesewenang-wenangan itu bisa dilakukan oleh individu, kelompok, maupun instansi atau lembaga. Masing-masing orang akan melihat dan menerima balasan dari Tuhan. Yang baik akan mendapat balasan baik, dan yang buruk akan mendapat balasan buruk. Seujung jari pun kebaikan dan/atau keburukan itu. Seberat atom pun kebaikan maupun keburukan yang dilakukan.
Siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar zarah pun, niscaya dia akan melihat balasannya. Dan siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar zarah pun, niscaya dia akan melihat balasannya pula. (QS 99:7-8)
Adapun orang-orang yang berat timbangan kebaikannya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan orang-orang yang ringan timbangan kebaikannya, maka tempat kembalinya adalah neraka hawiyah. (QS 101:6-9)
Dalam keadaan teraniaya dan tak berdaya, orang akan menyerahkan urusan penganiayaan itu sepenuhnya kepada Allah swt, dengan mengucap “Gusti ora sare!”
Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang mengatur dan memelihara alam semesta beserta isinya. Dengan kemahabijaksanaan-Nya Allah swt menyediakan balasan yang seadil-adilnya. Kepada-Nya saja manusia niscaya menyembah, dan hanya kepada-Nya saja ia meminta pertolongan. Manusia niscaya senantiasa memohon petunjuk agar selalu dalam bimbingan-Nya bersama mereka yang dikaruniai nikmat, tidak bersama mereka yang dimurkai maupun yang tersesat. (QS 1:1-7)
Apakah kamu tidak memperhatikan pemuka-pemuka Bani Israil sesudah Nabi Musa, ketika mereka berkata kepada seorang Nabi di kalangan mereka: “Angkatlah seorang raja untuk kami supaya kami berperang di bawah pimpinannya di jalan Allah.” Nabi mereka menjawab: “Mungkin sekali jika nanti kamu diperintahkan berperang, kamu tidak akan berperang.” Mereka menjawab: “Mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal kami telah diusir dari tempat-tempat kediaman kami dan anak-anak kami?” Tetapi setelah diperintahkan berperang mereka pun berpaling, kecuali beberapa saja di antara mereka. Allah mengetahui siapa yang zalim. (QS 2:246)
Nabi mereka berkata: “Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu.” Mereka bertanya: “Bagaimana ia akan memerintah kami, padahal kami lebih berhak atas kerajaan daripadanya, dan dia tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?” Nabi mereka berkata: “Itu pilihan Allah atas kamu, ditambah dengan karunia kecakapan dalam ilmu yang luas, dan badan yang perkasa.” Allah menganugerahkan kekuasaan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Luas pemberian-Nya, Maha Mengetahui. (QS 2:247)
Tatkala Thalut siap berangkat dengan pasukannya, ia berkata: “Allah akan menguji kamu dengan sebuah sungai. Siapa yang minum dari situ, bukanlah pengikutku, dan siapa yang tidak meminumnya, kecuali hanya menciduk sekali dengan tangannya, maka ia pengikutku.” Tetapi mereka meminum dari situ kecuali sejumlah kecil. Setelah mereka menyeberangi sungai, orang-orang yang telah minum berkata: “Kami tak sanggup menghadapi Jalut dan pasukannya.” Mereka yang yakin akan bertemu dengan Allah, berkata: “Betapa sering pasukan yang kecil dapat mengalahkan pasukan yang besar dengan izin Allah. Dan Allah bersama orang yang sabar.” (QS 2:249)
Musa bermohon: “Tuhan, Engkau telah menganugerahkan kepada Firaun dan pembesar-pembesarnya segala perhiasan (kemegahan) dan kekayaan dalam hidup di dunia ini. Tuhan, mereka akan menyesatkan orang dari jalan-Mu. Tuhan, binasakanlah harta mereka, dan keraskanlah hati mereka, supaya mereka tidak beriman, sampai mereka melihat azab yang dahsyat.”
AlIah berfirman: “Permohonan kamu berdua telah diperkenankan. Bertahanlah kamu di jalan yang lurus, dan janganlah mengikuti jalan orang yang tidak tahu.”
Dan Kami seberangkan Bani Israil melintasi laut, lalu Firaun dan pasukannya mengikuti mereka, karena ingin menganiaya dan menindas; sehingga ketika hampir tenggelam ia berkata: “Aku beriman bahwa tidak ada Tuhan kecuali yang diimani oleh Bani Israil, dan aku dari antara mereka yang berserah diri.”
“Baru sekarang!? Padahal sebelumnya engkau orang yang durhaka, dan termasuk mereka yang berbuat kerusakan. Hari ini Kami selamatkan kau dengan badanmu agar menjadi bukti bagi mereka yang sesudah engkau. Tetapi banyak orang yang melalaikan bukti-bukti Kami.” (QS Yunus/10:88-92)
Milik Allah segala yang di langit dan di bumi. Jika kamu nyatakan apa yang ada dalam hatimu atau kamu sembunyikan, Allah akan membuat perhitungan dengan kamu. Maka, Allah akan mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya, dan akan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah berkuasa atas segalanya. (QS Al-Baqarah/2:284)
Benar, Gusti ora sare!
EDITOR: REYNA
Related Posts
Dalam Semangat Sumpah Pemuda Mendukung Pemerintah dalam Hal Pemberantasan Korupsi dan Reformasi Polri
Anton Permana dan Kembalinya Dunia Multipolar: Indonesia di Persimpangan Sejarah Global
Syahadah: Menjadi Saksi Dari Cahaya Yang Tak Bernama
Asap di Sekolah: Potret Krisis Moral Dalam Dunia Pendidikan
Presiden Prabowo Terima Pengembalian Rp13,5 Triliun dari Kejagung: Purbaya Datang Tergopoh-gopoh, Bikin Presiden Tersenyum
Api di Ujung Agustus (32) – Hari Cahaya Merah
Pengaduan Masyarakat atas Dugaan Korupsi Kereta Cepat Jakarta Bandung: KPK Wajib Usut Tuntas
Daniel M Rosyid: Reformasi Pendidikan
Budaya Kita Perwakilan Musyawarah, Mengapa Pilpres Mesti One Man One Vote
Keseimbangan Sistemik: Membaca Kritik Ferri Latuhihin Kepada Purbaya
No Responses