Berjongkok Sambil Berfoto Bersama Seorang Ibu Diatas Kursi Roda, Anies Pemimpin Yang Berempati

Berjongkok Sambil Berfoto Bersama Seorang Ibu Diatas Kursi Roda, Anies Pemimpin Yang Berempati

Oleh: Isa Ansori, Akademisi dan Kolumnis

Kunjungan Anies ke Surabaya benar – benar luar biasa, di setiap titik dimana Anies datang, tak sepi dari sambutan masyarakat.

Di hari kedua dan ketiga kunjungan Anies ke beberapa tempat di Jawa Timur, Surabaya dan Madura, ribuan masyarakat hadir mendengar apa yang menjadi pesan – pesan Anies tentang kebangsaan.

Ribuan pendukung Anies menjemput dibandara Juanda Sidoarjo, dilanjutkan di Masjid Al Akbar dan SWK Gayungsari, lalu di Dyandra Convency Hall, ribuan pendukung Anies tumpah ruah menyambut kedatangannya. Bahkan di Sampang Madura, di Pondok Pesantren (Ponpes) At-Taroqqi, Desa Tanggumong, Sampang, Anies disambut oleh ribuan warga dan ulama serta kyai se – Madura.

Bahkan kunjungan Anies ke Surabaya dan Madura dalam rangka menebar kebaikan dan symphony kebangsaan, harus dikuntit oleh Hasto, Sekjend PDIP untuk memompa semangat kadernya.

Betapa pentingnya Anies bagi PDIP, sehingga Hasto pun harus menyempatkan ke Surabaya untuk mencounter kemeriahan sambutan terhadap Anies. Bandingkan pada hari yang sama terlihat Ganjar juga melakukan hal yang sama ke Gresik dan ke Surabaya. Kunjungan Ganjar tertelan hiruk-pikuk kemeriahan dan sambutan warga terhadap Anies.

Lalu mengapa warga begitu meriah dan gegap gempita menyambut kedatangan Anies? Setidaknya hari ini ada tiga kejadian yang menguatkan bahwa Anies adalah pemimpin yang dirindukan.

Lalu mengapa warga begitu meriah dan gegap gempita menyambut kedatangan Anies? Setidaknya hari ini, Minggu, 19 Maret 2023 , ada dua kejadian yang menguatkan bahwa Anies adalah pemimpin yang dirindukan.

Tak berpikir panjang dengan senyum yang selalu menghiasi wajahnya, Anies Baswedan bergegas melangkah menuju si ibu. Apa yang dilakukan Anies Basweda? Dia bersalaman dan dia berjongkok duduk sejajar dengan seorang ibu yang duduk diatas kursi roda. Mas Anies lalu mengambil foto sambil duduk berjongkok disamping sang ibu, belakangan diketahui identitas si ibu bernama Hanifah, warga Ngagel Rejo Kidul, Wonokromo, Surabaya.

Pertama, kedatangan Anies ke lapangan festival kebaikan di Grand City Surabaya, tentu sambutan warga sangat berjubel dan berdesakan, bahkan barikade pengamanan Anies yang begitu kuat, seolah akan menjauhkan Anies dari warga. Berbekal keberanian dan tulisan – tulisan saya yang dibaca Mas Anies, saya mencoba mendekati Mas Anies, dan membisikkan bahwa ada seorang ibu yang ingin bersalaman dengannya. Mas Anies langsung mengiyakan dan mengatakan kepada petugas pengawalan apakah saya boleh salaman? Begitu kata Mas Anies. Mas Anies pun langsung mengikuti langkah saya sambil tetap mengikuti prodedur pengawalan dan menemui sang ibu untuk bersalaman. Sambil tersenyum, Mas Anies bersalaman dan memegang pundak sang Ibu. “Tetap semangat dan bantu mewujudkan perubahan”, pinta Anies.

Betapa bahagia dan senangnya, sang ibu tadi sambil meneteskan air mata bahagia. ” Senang sekali saya bisa bertemu dan beralaman dengan pak Anies, terimakasih, saya akan ingat kata – kata Pak Anies, dan akan saya bantu untuk memenangkan “, ucap sang ibu sambil menitikkan air mata.

Kedua, pada saat Mas Anies berpidato di atas panggung festival kebaikan, Mas Anies mengucapkan terimakasih kepada semua simpatisan dan para relawan, Mas Anies sangat mengapresiasi para simpatisan dan relawan nya dengan mengatakan bahwa para simpatisan dan para relawan adalah pendukung yang tak ternilai harganya, karena tak ada satupun mereka yang hadir dibayar untuk datang.

“Para bapak dan ibu serta saudara saudara sekalian, bukan anda tidak berharga karena tidak ada yang bayar, tapi karena anda semua memang tak ternilai harganya”, ujar Anies.

Saat Mas Anies selesai pidato Anies menyempatkan diri bersalaman dengan warga yang hadir dan yang menarik setiap mereka yang meminta foto bersamanya, Mas Anies meminta handphone nya lalu Mas Anies yang mengambil gambarnya. Sebuah sikap empati, menghargai warga dan masyarakat. Tak ada jarak, Mas Anies berbaur dengan mereka.

Yang menarik di saat Mas Anies hendak turun panggung dan mendapatkan pengawalan yang ketat, ada seorang ibu yang merupakan kader PKS datang dengan mendorong kursi roda, mendekati kerumunan Mas Anies. Melihat itu saya mencoba bertanya kepada sang ibu yang berada diatas kursi roda tersebut, “ibu mau apa?”, tanya Saya. Si ibu menjawab ” Saya ingin foto bersama Pak Anies “.

Saya melihat ada Reni Astuti wakil ketua DPRD Surabaya dari PKS dan beliau mengatakan apakah bisa foto dengan Pak Anies.

Saya tak banyak bicara dan mengiyakan sambil berusaha mendekati kerumunan Mas Anies. Alhamdulillah atas kemudahan dan izin Allah, meski harus berdesak – desakan, saya bisa mendekati Mas Anies. Seperti kejadian yang pertama, saya pun berbisik kepada Mas Anies ada ibu diatas kursi roda, beliau ingin berfoto dengan Mas Anies.

Tak berpikir panjang dengan senyum yang selalu menghiasi wajahnya, Mas Anies bergegas melangkah menuju si ibu. Apa yang dilakukan Mas Anies, beliau bersalaman dan beliau berjongkok duduk sejajar dengan sang ibu yang duduk diatas kursi roda. Mas Anies lalu mengambil foto sambil duduk berjongkok disamping sang ibu, belakangan diketahui identitas si ibu bernama Hanifah, warga Ngagel Rejo Kidul, Wonokromo, Surabaya.

Sebuah sikap empati sang pemimpin terhadap rakyat dan masyarakat, mampu menempatkan dirinya ketika berada dihadapan rakyat, sebuah sikap yang menghormati dan menghargai setiap orang yang sedang berada dihadapannya. Tak banyak pemimpin yang mampu berempati dan bersikap seperti itu kepada masyarakat apalagi orang kecil.

Sering kali kita jumpai pemimpin yang tak mampu berempati apalagi menghargai. Terhadap masyarakat dan orang kecil menindas, merendahkan dan tak mampu berempati. Memberi sesuatu kepada masyarakat kecil dengan jalan dilempar sambil tersenyum, ini menunjukkan betapa tidak mampunya menghargai orang lain terlebih itu masyarakat kecil.

Ditengah carut marutnya persoalan bangsa dan semakin menipisnya kemampuan pemimpin berempati kepada orang lain terutama rakyat, kita butuh sosok yang mampu menjadi solusi atas persoalan yang ada. Salah satu yang diharapkan adalah kemampuan sang pemimpin untuk bisa berempati kepada masyarakat. Jejak rekam Anies dalam memperlakukan masyarakat selama menajdi menteri pendidikan dan memimpin Jakarta menjadi penegas, bahwa bangsa ini butuh sosok Anies.

Tak ada pilihan bagi siapapun yang mengharapkan hadirnya seorang pemimpin yang berempati untuk tidak memilih Anies di 2024.

Surabaya, 20 Maret 2023

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K

6 Responses

  1. thuốc nổOctober 15, 2024 at 10:23 am

    … [Trackback]

    […] Read More Info here on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/berjongkok-sambil-berfoto-bersama-seorang-ibu-diatas-kursi-roda-anies-pemimpin-yang-berempati/ […]

  2. Jaxx LibertyNovember 15, 2024 at 4:10 pm

    … [Trackback]

    […] Read More on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/berjongkok-sambil-berfoto-bersama-seorang-ibu-diatas-kursi-roda-anies-pemimpin-yang-berempati/ […]

  3. แผ่นปูทางเท้าNovember 26, 2024 at 7:45 pm

    … [Trackback]

    […] There you can find 61737 additional Information to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/berjongkok-sambil-berfoto-bersama-seorang-ibu-diatas-kursi-roda-anies-pemimpin-yang-berempati/ […]

  4. Food RecipesDecember 27, 2024 at 5:44 pm

    … [Trackback]

    […] Information on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/berjongkok-sambil-berfoto-bersama-seorang-ibu-diatas-kursi-roda-anies-pemimpin-yang-berempati/ […]

  5. sci diyalaaJanuary 3, 2025 at 9:16 am

    … [Trackback]

    […] Information on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/berjongkok-sambil-berfoto-bersama-seorang-ibu-diatas-kursi-roda-anies-pemimpin-yang-berempati/ […]

  6. cinemakickJanuary 4, 2025 at 8:54 am

    cinemakick

Leave a Reply