Bongkar Markup Whoosh – Emangnya JW dan LBP Sehebat Apa Kalian

Bongkar Markup Whoosh – Emangnya JW dan LBP Sehebat Apa Kalian
Sutoyo Abadi, dibawah makam Pangeran Sambernyowo

Oleh: Sutoyo Abadi 

 

Masyarakat luas via media sosial sudah mengetahui masalah Whoosh sumbernya kesalahannya ada pada Tuan JW dan LPP ( mantan Menteri segala urusan ).

JW dan LBP ada hubungan historis, ketika LBP dan HP adalah salah satu aktor utama penerima mandat dari CIA untuk menaikan Jokowi sebagai presiden boneka asing khususnya untuk mainan AS dan Cina dengan Oligarki sebagai eksekutor masuknya penjajah gaya baru di Indonesia.

Kasus Whoosh itu kasus kecil yang dicegat menteri Keuangan Purbaya, dibalik jualan kedaulatan negara yang lebih besar di inisiasi JW dan LBP sangat mengerikan, karena mampu mengatur dan mengendalikan semua pejabat negara termasuk makhluk DPR seperti mayat hidup gentayangan di Senayan.

Masalah Whoosh sejak awal semua sudah terbuka akibat kebijakan yang salah tapi nekad oleh Rambo bergaya Nero JW dan LBP. Rekayasa mark up adalah keahliannya.

Kasus Whoosh adalah kasus jebakan Indonesia terperangkap kerja politik Freemasonry, menjalankan agenda rahasia dan tersembunyi Cina yang tidak diketahui masyarakat umum. Dalam kurun waktu yang panjang.

Tidak penting apapun yang disampaikan LBP kalau hanya akan membela diri dari kesalahan dan ketololanya.

LBP terkena virus  defense mechanism (mekanisme pertahanan)  adalah cara-cara tidak sadar yang digunakan seseorang untuk melindungi dan membela diri dari kesalahannya sendiri .

Kesalahan menabrak logika yang JW dan LPB itu pasti sadar biaya pembangunan per kilometer di Indonesia mencapai 52 juta dolar AS, sementara di China hanya 17–18 juta dolar AS. “Naik tiga kali lipat , ini inisiatif siapa, uangnya ke mana ?”.

Proyek kereta cepat awalnya ditawarkan oleh Jepang dengan bunga pinjaman hanya 0,1%. Namun, pemerintah kala itu justru membatalkan kerja sama dengan Jepang dan berpaling ke China dengan bunga 2% yang kemudian membengkak jadi 3,4%.

Menteri Perhubungan saat itu, Ignasius Jonan, bahkan disebut menolak proyek ini karena dianggap tidak layak secara ekonomi. “Pak Jonan bilang tidak visibel, JW bergaya bandit, Jonan malah dipecat”.

Beban utang proyek ini terus menumpuk. Setiap tahun, bunga utang kereta cepat mencapai Rp. 2 triliun, sementara pendapatan tiket maksimal hanya Rp1,5 triliun

Rakyat mendukung langkah Menteri Keuangan Purbaya Yudi Sadewa yang menolak agar proyek kereta cepat Whoosh dibiayai oleh APBN.

Bahaya dari Cina jika Indonesia gagal bayar utang proyek tersebut. Kasus Sri Lanka, yang kehilangan kendali atas pelabuhan strategis setelah gagal melunasi utang kepada China.

“Kalau gagal bayar, bisa terjadi China minta kompensasi wilayah, misalnya di Natuna Utara atau ambil Aglomerasi untuk dibangun kota dalam kota milik Cina”

JW dan LBP jangan dibiarkan lolos atau terbiasa membiarkan yang bersalah lalu dimaafkan itulah berbahaya, apalagi kalau itu di lakukan oleh Presiden hanya karena alasan teman atau kolega.

Sekalipun sangat lambat harus kita apresiasi Presiden Prabowo Subianto yang mulai menunjukkan ketegasan dalam memberantas korupsi besar, termasuk kasus timah di Bangka Belitung dan pembatalan status PSN proyek PIK 2.

Mendesak agar kasus dugaan markup kasus Whoosh harus diselidiki secara hukum, JW dan LBP sehebat apa kalian, kalau terlibat Markup Kereta Gepat – layak dibuang kelaut.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K