ZONASATUNEWS.COM, JAKARTA –Direktur Supply Chain Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto memastikan pasokan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikuasai oleh Bulog berada dalam jumlah yang aman sampai dengan panen raya tahun depan.
Bulog meminta masyarakat untuk tidak khawatir mengenai ketersediaan karena Bulog menjamin kebutuhan beras tersedia di masyarakat dengan harga terjangkau walau di pasaran ada sedikit kenaikan harga.
Di samping itu juga Bulog siap menerima tambahan penugasan impor tambahan 1 juta ton dari pemerintah untuk memperkuat Cadangan Beras Pemerintah (CBP) ini sampai dengan panen raya tahun 2024.
“Dalam menyiapkan kecukupan stok menghadapi El Nino dan situasi di Tanah Air sampai dengan panen raya tahun depan, kami siap memperkuat stok CBP ini dengan memaksimalkan penyerapan dari dalam negeri dan juga siap menerima rencana tambahan penugasan impor sebanyak 1 juta ton dari pemerintah yang akan membuat cadangan kita akan semakin kuat,” kata Suyamto
Semenara itu Badan Pangan Nasional (Bapanas) menegaskan ketersediaan beras yang merupakan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) tercukupi hingga masa Pemilu 2024 dan Lebaran Idul Fitri 2024 baik melalui penyerapan dalam negeri maupun importasi.
“Yang penting stok di Bulog hari ini 1,8 juta ton dan akan masuk (lagi) total 2 juta ton. Apabila diperlukan, Badan Pangan akan melakukan kegiatan-kegiatan yang men-topup stok Bulog. Jadi tidak usah khawatir,” kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi seusai acara International Day of Awareness of Food Loss & Waste di Jakarta, Jumat, 29 September 2023.
Arief menuturkan berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 125 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah, Bapanas ditugaskan untuk menguatkan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) bersama BUMN bidang pangan yakni Bulog dan ID FOOD.
Pengadaan CPP untuk beras sebagaimana dimaksud dalam Perpres tersebut diutamakan melalui pembelian produksi dalam negeri termasuk pembelian dari stok komersial Bulog. Namun juga tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan pengadaan dari luar negeri dengan tetap menjaga kepentingan produsen dan konsumen dalam negeri.
“Ketahanan pangan Indonesia berdasarkan kemandirian dan kedaulatan pangan jadi nomor satu adalah penyerapan dalam negeri tapi kalau di beberapa sentra produksi seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Lampung, Sulawesi Selatan, NTB itu ada beberapa yang panennya di bawah artinya perlu penambahan. Artinya dengan segala konsekuensinya tapi harus kita lakukan yang penting kita punya ketersediaan pangan yang cukup,” jelas Arief.
Arief menyampaikan bahwa para petani tengah berbahagia karena harga Gabah Kering Panen (GKP) sedang tinggi akibat ketersediaan yang terbatas. Namun, di sisi lain penggilingan padi termasuk pedagang kesulitan untuk membeli gabah yang sedang mahal.
Oleh karenanya, Bapanas senantiasa mendorong para petani untuk segera bersiap menyambut masa tanam sehingga pada saat musim hujan sudah mulai datang, maka petani bisa bercocok tanam dan bersiap menyambut masa panen pertama di 2024.
“Setiap penggiling ada yang 50,100, 300 karyawannya jadi mereka memerlukan GKP. GKP dari mana? Ya produksi tapi karena ini ada El Nino dan Pak Menteri Pertanian menyampaikan akan terkoreksi (produksi) sekitar 5 persen. Tapi kami siapkan untuk skenario-skenario terburuk,” ucapnya. (BLG/23/60)
EDITOR: REYNA
Related Posts

OKI mendesak Dewan Keamanan untuk mendukung keanggotaan penuh Palestina di PBB

Jokowi, Pratikno dan Prabowo Bisa Terbakar Bersama – sama

Pongah Jadi Menko Tiga Kali

Jihad Konstitusi Kembali ke UUD 18/8/1945

Yahya Zaini Dukung Konsep “School Kitchen” Untuk MBG Yang Aman dan Dekat Anak

Ada Pengangkutan Belasan Ton Limbah B3 Asal Pertamina Tanjunguban dengan Tujuan Tak Jelas

Lho Kok Hanya Peringatan Keras…?

Yahya Zaini: Tidak Ada Instruksi DPP Golkar Untuk Laporkan Pembuat Meme Bahlil

Menjadi Santri Abadi

Pendemo Desak KPK Periksa Ketua Komisi VIII DPR RI Terkait Skandal Kuota Haji 2024



No Responses