CABE, Catetan Babe (135): Susah Dollar? Ada Rawa Dolar

CABE, Catetan Babe (135): Susah Dollar? Ada Rawa Dolar
Ridwan Saidi

Oleh : Ridwan Saidi
(Budayawan Betawi, Sejarawan, Politisi Senior)

 

Batu bara ekspor andalan, China importir unggulan. Berbagi untuk urusan ini, misalnya kalau volume ekspor batu bara ke China dibikin ciut separo, dan yang separo over ke PLN, persoalannya tidak semudah itu.

Karena kita sedang alami persoalan enerji baik untuk transportasi mau pun pembangkit listrik. Kalau dengan pembangkit gas, tarif listrik tak terjangkau pelanggan, maka harus dengan batu bara.

Tiba2 saja Presiden Jokowi mengancam cabut izin penambang batu bara. Erick Tohir comment, jangan disama-ratakan.

Kok mentri comment di media bukan di rapat kabinet. Spel regel, aturan main, pemerintah sudah sulit dipahami.

Persoalan enerji yang sedang dihadapi pemerintah menyangkut pelbagai aspek. Mitra swasta penambang juga menghadapi soal karena harus jual ke DN, dan tidak ke LN. Dalam sebulan saja? Itu tak dapat dipastikan bulan depan pembangkit PLN siap kembali ke gas.

Persoalan enerji membawa dampak pada penerimaan anggaran. Bisa di bawah target. Ini tak baik bagi citra pemerintah.

Apalagi potensi citra cuma bisa diharap membias dari pembangunan bandara2 multi fungsi, IKN, KA super cepat, dan event2 tontonan berskala dunia.

Dollar masuk bakalan seret, jangan kuatir, Pak. Kita punya Rawa Dolar (photo atas), lokasinya di perbatasan Cibubur dan Kranggan, Bekasi. Rawa Dolar metaphore tajir, kaya.

Memang buat mereka yang mendadak susah, hidup terasa berat. Padahal dekat Pulo Gadung ada Rawa Tembaga. Ini jenis metal yang masih ada harganya. Walau sementara tak boleh ekspor, kata Said Didu.

Walau cuma toponim, kita ini kaya bila menggunakan metodologi pencitraan.

CABE pernah jelaskan bahwa rawa dan rawa2 harus dibedakan. Rawa itu hunian.
Ngomong2, dalam berpolitik memang sebaiknya tidak membenci lawan personlijk, pribadi.

Kalau disimak pidato Bung Karno tentang Kumpeni memang ada nada marah, pantaslah. Tapi aroma benci tak ada.

Ketika Presiden Suharto meresmikan bandara baru di Tangerang diberinya nama Sukarno-Hatta. Waduh, persis di belakang bandara ‘kan Rawa Kumpeni. Sebelum melangkah perlu mengenal medan.

Medan Bekasi favourit buat Daendels ketika berkuasa tahun 1800-1825. Ia membangun jalan Pulo Gadung, Cakung, Gomati. Jalan2 ini pernah disebut Jalan Raya Daendels. Masih ada orang sekitar yang ingat.

Di sekitar itu Daendels membangun RS Militer, bangunan masih ada. Ada pun Gomati itu bahasa Swahili yang artinya putri jelita.

Rawa Dolar? Ada di Kranggan, Kranggan artinya tempat pemeliharaan kuda. Rawa Dolar pernah jadi hunian orang2 Perancis yang tugasnya berkaitan dengan kavaleri.

Dolar mata uang asing yang tak dikenal native. Native taunya duit. Mata uang yang diedarkan Nederlands Indie Batav, Daendels, untuk mudahnya disebut dolar, dan itu dinyatakan jenis duit.

Rawa Dolar punya riwayat yang berkaitan dengan alat pembayaran. Di jaman susah begini, Rawa Dolar adalah citra asset. Lumayan, ‘ngelamun jadi makin asyik. (RSaidi)

EDITOR : REYNA

Last Day Views: 26,55 K

3 Responses

  1. Henry Firearms For SaleOctober 19, 2024 at 8:31 am

    … [Trackback]

    […] Info to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/cabe-catetan-babe-135-susah-dollar-ada-rawa-dolar/ […]

  2. Home PageOctober 27, 2024 at 8:51 am

    … [Trackback]

    […] Read More here to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/cabe-catetan-babe-135-susah-dollar-ada-rawa-dolar/ […]

  3. happyluke เว็บตรงJanuary 14, 2025 at 10:40 am

    … [Trackback]

    […] Read More to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/cabe-catetan-babe-135-susah-dollar-ada-rawa-dolar/ […]

Leave a Reply