Catatan Hanafi Pratomo : China Meresahkan Dunia

BAGIAN (2)

4. Konflik dengan India

Sejak koloni Inggris, India berpegang pada garis batas McMahon berdasar konvensi Simla 1914, berupa garis demarkasi sepanjang 890 km, kira-kira sepanjang Pulau Jawa. Tetapi China tidak mengakui garis batas McMahon. PM Cho En Lai pada tahun 1954 mengklaim bahwa garis batas mereka berdasarkan LAC (Line of Actual Control) sepanjang 4.056 km, kira kira sepanjang P Sumatera atau bahkan lebih, yang mencaplok wilayah Aksai Chin termasuk bagian dari Kashmir. Akhirnya timbul bentrokan bersenjata tahun 1962 yang dimenangkan China.

Seorang tentara Angkatan Darat India berdiri di depan sekelompok Tentara Pembebasan Rakyat, angkatan darat China. (Foto: AFP)

Masalah garis batas sampai tahun 2014 belum terselesaikan, dan kedua negara menggunakan Perjanjian tingkat tinggi (KTT) sampai 2 kali. China mengirim pesan kepada India agar mematuhi KTT tersebut.

Berdasarkan pengalaman, China selalu menciderai kesepakatan, sehingga India sudah kehilangan kepercayaan terhadap China, yang akhirnya bersama Amerika, Australia, Jepang dan India mengadakan latihan militer bersama yang disebut Quad. Dan China menempatkan militernya di lembah Galwan yang akhirnya terjadi bentrokan fisik tanpa senjata, tapi dipihak India 20 orang meninggal dan diperkirakan 40 orang dipihak China (walaupun belum pernah ada release dari China), peristiwa ini terjadi pada tanggal 19 Juni 2020.

Jubir Kemenlu China, Zia Lijian menyatakan bahwa lembah Galwan dibawah kekuasaan China, 16 Juni 2020, dan India menolak sehingga lembah Galwan menjadi titik api yang panas. Apa lagi Menlu China Wang Yi menyebut bahwa India menyerang dulu.

5. Ketegangan dengan Vietnam

Walaupun kedua negara menganut paham komunis, tetapi China melakukan agresi ke Vietnam. Demo anti China berlangsung pada 2 Juni 2020. Demonstran memprotes kesewenang-wenangan angkatan laut Cina yang menangkap kapal ikan Vietnam dan menyita hasil tangkapan ikan di SCS.

Disamping itu, China mengklaim bahwa teluk Tonkin dan kepulauan Spratly adalah miliknya.

ILUSTRASI. Kapal patroli China yang terlihat dari atas kapal patroli Vietnam. Keduanya bertemu di Laut China Selatan pada 2014 lalu.

Pada tanggal 2 April 2020 kapal penjaga pantai menubruk dan menenggelamkan kapal ikan Vietnam. Pada tanggal 20 Juni 2020 kapal penjaga pantai China menubruk lagi kapal nelayan Vietnam di kepulauan Paracel dan melarang penangkapan ikan di SCS dan negara negara Asean menjadi sangat kawatir.

6. Kesigapan Thailand

Asean US Maritime Exercise (AUMX) di SCS, yang dipimpin Amerika dan Thailand membuat China geram, karena wilayah SCS 80 % menjadi milik Cina walaupun ditentang oleh negara di dunia.

Negara Asean yang berpartisipasi adalah Cambodia, Miyanmar, Vietnam, Brunei, Malaysia, Filipina dan Singapura dalam latihan militer tersebut

Latihan militer dimulai dari Pangkalan AL Thailand di Sattahip dan berakhir di Singapura

Tensi makin meningkat karena masyarakat Eropa menuduh China melakukan langkah diluar hukum, bahwa SCS merupakan kawasan terbuka apalagi China membangun pangkalan militer di pulau Fiery cross dan Mischief Reef untuk persenjataan berat, diantaranya peluncur roket jarak jauh dengan sasaran utama adalah satelit.

Sebaliknya China menuduh latihan yang dipimpin oleh Amerika dan Thailand itu sebagai provokasi dan illegal.
Thailand sangat optimis bahwa latihan tersebut sah, bermanfaat dan memunculkan ASEAN sebagai pemenang, karena perasaan senasib bahwa semua negara ASEAN dan Jepang memperoleh provokasi dan ancaman perairan laut oleh Cina, termasuk Indonesia dengan perairan Natuna di kepulauan Riau.

Dan ternyata selain perairan Asean dan Jepang juga kawasan lain seperti Kazakhstan, Tajikistan Azerbaijan sebagian dianggap wilayah China.

Bersambung kedalam bagian ke 3 halaman berikutnya

Related Posts