Catatan Seorang Tim Ahli Percepatan Penanganan dan Dampak Covid-19 tentang Covid-19

Catatan Seorang Tim Ahli Percepatan Penanganan dan Dampak Covid-19 tentang Covid-19
Anggota staf Palang Merah Indonesia bersiap untuk mensterilkan desa atlet Kemayoran di Jakarta sebelum pembukaan rumah sakit darurat COVID-19 di kompleks tersebut pada 21 Maret 2020. (JP / Seto Wardhana)

Dr. MA. Muazar Habibi, S.Psi.,M.Psych.,M.Pd
Koordinator Tim Ahli Percepatan Penanganan dan Dampak Covid-19 Kabupaten Lombok Barat

Kendati saya sering dibully menyatakan bahwa covid-19 itu seperti flue biasa, yang memang bombastis efek Media sehingga memunculkan kekawatiran yang sangat besar ditengah-tenggah masyarakat.

Saya sebagai salah satu Tim Ahli Percepatan Penanganan Covid-19 dan dampak Psikologis paca Covid-19 di Lombok Barat telah bertemu dengan berbagi orang baik masyarakat pada umumnya, PDP, ODP dan bahwakan yang positif dan sudah sembuh dari covid-19.

Ada beberapa catatan menarik dari apa yang saya peroleh ketika berinteraksi dengan mereka. Nanti mungkin catatan saya ini bisa dikoreksi oleh para dokter dan ahli lainnya, namun apa yang saya sampaikan ini empiris dan ilmiah.

1. Masyarakat sendiri bingung, sisi lain pasar selalu dibuat di NTB ini sejak awal sampai kini, tetapi anehnya tidak ada satupun cluster pasar. Yang lebih banyak justru cluster Gowa yang disebut-sebut memberikan konstribusi besar pada naiknya covid-19.

2. Kemudian saya temui beberapa cluster Gowa yang asalnya dinyatakan positif dan di karantina lalu pulang untuk menjaga etika saya cari no HP dan tidak tatap muka langsung tetapi melalui media VC WA. Para cluster ini selama karantina, diminta olah raga, makanan cukup dan diberikan vitamin. Setelah itu walau ada beberapa yang memang harus dirawat tidak sampai ada yang masuk ICU atau perawatan sampai di infus segala bahkan tidak ada yang namanya diberikan nafas tambahan dari alat ventilator, wa syukurilah beliau-beliau sehat bugar kembali.

3. Masih ingat dengan cluster 1 dan 2? Yang beliau adalah tokoh agama dan punya lembaga pesantren. Isu pertama kali yang muncul dan informasi yang saya terima pesantren ditutup karena ada yang terpapar bahkan 1 desa dan kecamatan terpaksa di tutup di Lombok Timur. Tetapi kemudian beliau di nyatakan sehat dan santri-santri tidak ada yang terpapar bahkan anak-anaknya juga tidak ada, anehnya sang tukang urut Alhamdulillah negatif.

4. Secara riel saya tau ada beberapa pejabat Lombok Barat yang ikut Rapit Tes, pada rapit tes pertama dengan produk dari negara tertentu dinyarakan reaktif covid-19, tetapi kemudian dilakukan tes ulang dengan produk rapit tes lainnya dan swap toh hasilnya negatif dan beliau-beliau sehat bugar.

5. Pada beberapa kesempatan pejabat negara ini yaitu Presiden, keluar dalam acara bersama banyak orang juga pakai masker tidak seperti layaknya pakai masker, diletakkan di dagunya termasuk Gubernur NTB, pakai masker tetapi juga tidak dipakai sebagainya layaknya pakai masker! Artinya apa? Beliau-beliau ini tentu tau resiko covid-19, kalau memang berbahaya. Kenapa demikian adanya pakai masker?

6. Saya pun tanya kepada beberapa keluarga yang meninggal karena covid-19. Dari 3 yang saya tanyakan, 1 usia dibawah 40 tahun yang meninggal. 2 diatas 50 tahun. Keluarga mengatakan bahwa yang meninggal itu memang positif covid-19 tetapi punya penyakit lainnya seperti Diabetes Melitus dan 2 nya mengemukakan bahwa punya riwayat penyakit paru-paru (tidak menyebut spesifik penyakit paru-paru apa)

7. Sekarang ada salah satu mantan mahasiswa saya yang ayahnya dikatakan positit covid-19. Saat kontrol ke dokter pada mulanya adalah karena memang kontrol rutin karena punya penyakit paru-paru, usianya sekitar 60an ke atas. Setelah sampai di klinik langsung di nyatakan positif covid dan harus dirawat di RS, anehnya yang diminta merawat adalah anaknya sendiri, sudah dilalukan rapid tes, tetapi yang merawat tidak positif covid-19? Aneh kan padahal merawat selama bebepa hari. Dan saat di rumah sakit, hanya diberikan antibiotik, vitamin dan perawatan penyakit parunya. Alhamdulillah sampai sekarang beliau sehat. Semoga tetap sehat.

6. Saya prihatin dengan para tenaga kesehatan yang terpapar covid-19, mereka saat ini sangat dibutuhkan oleh kita semua dalam menangani Covid-19 ini. Namun saya juya merasa aneh, beberapa yang terpapar justru bukan dari perawat dan dokter yang langsung merawat pasien covid-19 bahkan ada dokter spesialis kandungan dan juga dokter spesialis anastesi?! Bisa jadi memang penularannya dari pasien tanpa gejala. Tetapi pasien tanpa gejala itu kemana? Apa yang bersangkutan masuk ICU atau sehat? Ini yang perlu di identifikasi secara khusus.

7. Tentang banyaknya kasus positif Covid-19 di NTB yang berdampak pada anak, saya memang bukan ahli penyakit anak tetapi membaca beberapa artikel terbaru bahwa rapit tes ini erat kaitannya dengan imun seseorang apalagi anak. Penyakit anak itu lebih sering adalah ISPA seperti batuk, pilek dan demam. Nah ketika di rapit tes pada saat mereka sakit, apalagi menggunakan rapit tes produk negara tertentu bisa jadi langsung positit. Lha wong pejabat yang sehat bugar di tes dengan rapit tes produk negara itu aja bisa positif apalagi anak-anak? Apalagi jika anak-anak itu saat diperiksa dalam kondisi kurang fit karena batuk, pilek dan demam.

8. Maka seperti kata Dr. Jack direktur RSU Kota Mataram dalam cuplikan wawancara dengan wartawan Lombok Post yang akan dimuat tanggal 2 Juni 2020 mengemukakan akan melakukan swap ulang pada anak yang dinyatakan positif covid-19, saya lebih percaya beliau selain direktur juga dokter yang tentu hal impiris dan pengalaman sebagai direktur RS rujukan covid-19 sudah tau bagaimana sebenarnya covid-19 ini.

Last Day Views: 26,55 K
Tags: ,

2 Responses

  1. best discountsOctober 26, 2024 at 1:27 am

    … [Trackback]

    […] Read More Information here on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/catatan-seorang-tim-ahli-percepatan-penanganan-dan-dampak-covid-19-tentang-covid-19/ […]

  2. best webcamsFebruary 5, 2025 at 6:02 pm

    … [Trackback]

    […] Here you will find 19462 additional Info on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/catatan-seorang-tim-ahli-percepatan-penanganan-dan-dampak-covid-19-tentang-covid-19/ […]

Leave a Reply