Dengan beberapa fakta diatas, maka saya mengemukakan;
1. Covid-19 ini memang ada, ya harus kita akui ini memang ada, tetapi lebih masih pemberitaan negatif yang menakutkan dari pada yang menggembirakan padahal sugesti terbesar pada semua penyakit adalah motivasi dan keberanian melawan penyakit itu sendiri. Saya pernah punya pasien stadium IV kanker, dokter sudah mengatakan bahwa tak akan bertahan beberapa bulan lagi. Lalu kita ngobrol-ngobrol, beliau punya motivasi yang luar biasa, beliau semangat juangnya hidup nya mengalahkan obat dan kemotherapy yang harus ia jalani. Ia tetap bekerja seolah-olah vonis dokter itu tak ada artinya dan justru ia yang memberikan semangat juang kepada keluarganya. Akhirnya semua keluarga bangkit dan anak-anak serta istrinya juga bersemangat, ibadah rajin, kerja luar biasa, bahagia diciptakan. Ajal memang tak bisa dihindari, vonis dokter hanya beberapa bulan ternyata beliau bisa bertahan 10 tahun hingga 2 anaknya wisuda S1 dan bekerja.
2. Media tak pernah mengekposes dengan transparan bahkan tenaga kesehatan yang merawat covid-19 saya tanya tidak ada yang secara transparan mengatakan bagaimana sebenarnya saat dirawat apakah benar yang di ICU dan pakai ventilator itu murni covid atau punya penyakit pendamping lainnya? Saya sendiri tim ahli tidak punya akses untuk melihat ke dalam RS dengan alasan protokol covid-19 sehingga saya tidak bisa menerangkan kebenaran tentang biaya sampai ratusan juta untuk 1 pasien covid 19?
3. Covid-19 ini memang ada, tetapi karena informasi dan kebijakan pemerintah yang berulang kali berubah-ubah menyebabkan saya bertanya-tanya kenapa? Ada apa? Satu kebijakan belum tuntas, dibuat kebijakan baru? Belum lagi diberlakukan sudah ada wacana lainnya? Tentu pemerintah ini bukan “pemerintah yang isinya adalah orang-orang yang tak berilmu” mereka tentu punya SDM lengkap yang mengkaji setiap kebijakan yang ada. Hal ini tentu menyebabkan semakin rendahnya kepercayaan masyarakat bahwa covid-19 itu menakutkan dan berbahaya.
4. Dana pemerintah ini sudah hampir habis untuk melawan covid-19, kalau hanya dalam tataran ketidakjelasan siapa yang kita lawan saat ini, covid-19 ini bagaimana dan apa sesungguhnya. Maka negara kita tidak akan sampai di penghujung tahun 2020 sudah kolep pendanaannya bahkan pemda sudah kehabisan dana untuk menangani covid-19 ini.
Maka yang ingin saya sampaikan di akhir tulisan ini adalah;
1. Kita harus percaya kalau ada covid-19, karena memang ada uji klinis dan ada bukti korban covid-19 bahkan ada yang meninggal. Tetapi jangan sampai semua energi masyakat hanyut dalam ketakutan dengan covid yang saat ini sudah menjalan ketakutan dan paranoid pada anak-anak. Hal ini justru mengkhawatirkan karena belum ada obat dan vaksinya maka cara kita melawan Covid-19 adalah dengan semangat, dengan bekerja, dengan tetap beraktifitas dan dengan bahagia karena hanya itu yang bisa menumbuhkan kekebalan fisik dan psikologis untuk melawan covid-19.
2. Bukan berarti dengan melawan Covid-19 kita melupakan protokol pencegahan Covid-19? Tetap harus dijaga kebersihan tangan dan sebagainya.
3. Saya khawatir kenapa anak-anak banyak yang positif Covid-19? Bukan hanya tumbuh mereka saat ini yang rentan karena kurang gerak, tetapi psikologis mereka terganggu karena pola hidupnya berubah dari bahagia disekolah dan bermain dengan temannya tiba-tiba 3 bulan harus berdiam diri dirumah dan tiap hari mendapatkan informasi negatif corona dan ditambah tekanan pembelajaran online yang orangtua tak semua sanggup menjadi guru bagi anak-anaknya.
4. Saya khawatir semakin naiknya grafik covid-19 ini bukan murni karena terpapar covid, bisa jadi masyarakat yang telah lelah fisik, psikologis, religius dan ekonomi sakit lantas berobat dan di rapit tes dengan produk negara tertentu, karena imunitasnya menurun maka berdampak pada hasil rapit tes menjadi positif. Maka yang dibutuhkan masyarakat sekarang adalah ibadah, akses ekonomi dan hidup normal sebagaimana biasanya tetapi tetap menjalankan protokol. Bagaimana tidak stress jika 3 bulan ini masyarakat harus dirumahkan, tidak ada penghasilan, tidak ada relaksasi rohani dengan ibadah di tempat-tempat ibadah maka serangannya kemudian adalah daya tahan tubuh yang menurun. Perbolehkan masyarakat beraktifitas, bekerja dan beribadah tetapi tetap mematuhi protokol covid-19 sampai benar-benar covid-19 ada obat atau vaksinnya.
5. Kondisi yang hampir sama dialami oleh anak-anak, lonjakan terpapar covid-19 pada usia anak, tidak mutlak variabel covid-19, saya punya asumsi bahwa mereka juga stress, mereka capek kemudian daya tahan tubuh menurun, musim batuk pilek menyerang dan mereka sakit batuk pilek dan demam setelah itu di periksakan ke dokter dan dianjurkan rapit tes akhirnya dinyatakan positif sebelum swap dilakukan. Hal ini tak lain karena mereka kehilangan kebahagiaan, kehilangan masa gembira bermain bersama teman-temannya dan justru terbabani di rumah mengerjakan tugas sambil mendengarkan, melihat berita covid-19 yang menyeramkan ditambah beberapa kasus KDRT meningkat. Maka tak ada jalan lain selain memberikan mereka kehidupan kembali dengan bersekolah, dengan bermain tetapi tetap dalam pengawasan dan protokol covid-19.
Saya yakin, bahwa kita semua bisa mengatasi covid-19 ini tanpa harus sterss karena banyak faktor yang tak jelas tentang covid-19 ini.
Bekerjalah, beribadahlah, beraktifitas wahai bapak dan ibu semuanya, agar engkau plong jiwa raga dan ekonomi terpenuhi karena itu penangkal utama covid-19 sebelum ada vaksin dan obatnya.
Wahai pemangku kebijakan pendidikan, buat aturan, regulasi atau protokol tentang masuk sekolah kembali karena itu adalah cara ampuh mengurangi stress dan dampak Psikologis anak-anak. Tengoklah, di ujung desa sana anak-anak yang bahagia tak ada kabar mereka postif covid-19?! Karena mereka bahagia.
Bagi yang dikota dan rumah-rumah ukuran seadanya, anak harus dirumah adalah ibarat penjara bagi mereka. Maka saya harapkan ada kajian khusus bagaimana anak-anak masih bisa berinteraksi dengan temannya disekolah dengan protokol khusus agar kejadian positif covid-19 ke anak-anak tak semakin meningkat.
Demikian,
Pesantren Lenterahati Islamic Boarding School, 01 Juni 2020. Jam 22.30 WITA.
Dr. MA. Muazar Habibi, S.Psi.,M.Psych.,M.Pd
Koordinator Tim Ahli Percepatan Penanganan dan Dampak Covid-19 Kabupaten Lombok Barat
Related Posts
Pengaduan Masyarakat atas Dugaan Korupsi Kereta Cepat Jakarta Bandung: KPK Wajib Usut Tuntas
Daniel M Rosyid: Reformasi Pendidikan
Budaya Kita Perwakilan Musyawarah, Mengapa Pilpres Mesti One Man One Vote
Keseimbangan Sistemik: Membaca Kritik Ferri Latuhihin Kepada Purbaya
Quo Vadis Kampus Era Prabowo
Habib Umar Alhamid: Prabowo Berhasil Menyakinkan Dunia untuk Perdamaian Palestina
Api di Ujung Agustus (Seri 29) – Jejak Operasi Tersembunyi
Api di Ujung Agustus (Seri 28) – Jantung Garuda Di Istana
Api di Ujung Agustus (Seri 27) – Jalur Rahasia Wiratmaja
Kelemahan Jokowi
best discountsOctober 26, 2024 at 1:27 am
… [Trackback]
[…] Read More Information here on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/catatan-seorang-tim-ahli-percepatan-penanganan-dan-dampak-covid-19-tentang-covid-19/ […]
best webcamsFebruary 5, 2025 at 6:02 pm
… [Trackback]
[…] Here you will find 19462 additional Info on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/catatan-seorang-tim-ahli-percepatan-penanganan-dan-dampak-covid-19-tentang-covid-19/ […]