Tidak ada konsep DEMOKRASI-PANCASILA
Didunia ini hanya ada “satu” system pemerintahan demokrasi yg dicetuskan di Athen, Greece tahun 507 B.C, yg dikenal dengan system pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, lewat mekanisme “direct-democracy” dan “representative-democracy”, yg didasari oleh 11 prinsip demokrasi.
Selain itu tidak ada system pemerintahan demokrasi yang lain.
PANCASILA itu sendiri adalah falsafah bangsa, cita-cita para pendiri NKRI, hasil compromised version para founding Fathers dan konsep dasar negara yg sangat complex dan perplexing.
Bila 5 Sila Pancasila yg sudah complex dan perplexing itu dikawinkan dengan 11 pillar demokrasi, hasilnya ruwet, jlimet dan mbulet.
Yg keluar demokrasi gado-gado, dan demokrasi lontong sayur….!!! Guaranteed…!!!
DEMOKRASI-PANCASILA itu hanya perkawinan 2 kata yg tidak disadari betapa rumitnya the complexity dari perkawinan 2 ideologies itu.
Karena antara 5 ideologies Pancasila dan 11 prinsip demokrasi, tidak semuanya in harmony bahkan ada conflict ideology.
Disisi lain, ada lebih dari 167 negara didunia ini yang telah dan sedang menjalankan system pemerintahan demokrasi, baik itu dalam kategori flaw democracy, hybrid democracy dan full democracy dari total 195 negara yang di dunia.
Jadi ada sekitar 85% lebih negara didunia ini menjalankan system pemerintahan demokrasi.
Sementara itu, negara yang menjalankan system pemerintahan khilafah (caliphate) hingga detik ini masih 0 (zero).
Saya bukan anti system pemerintahan khilafah (caliphate), atau anti demokrasi-Pancasila…? Tidak, tidak sama sekali…!!!
System pemerintahan caliphate dan PANCASILA itu sangat bagus, bila dijalankan dan dipimpin oleh seseorang sekelas NABI, atau WALI.
Karena seorang NABI akhlaknya sangat tinggi, etika politiknya tidak diragukan, dilindungi dan dijamin sendiri Allah SWT dari kesalahan, tidak akan korup, bijaksana, adil dan tidak punya otak criminal.
Tetapi sangat sulit, in my view, system pemerintahan khilafah (caliphate) dan PANCASILA itu dijalankan oleh seorang pemimpin “biasa” yang memiliki banyak istrinya, dan masih suka sama rondo ucul..!!!
I doubt it very, very and very much…!!!
Orang yg sudah terdoktrin (doctrinized) oleh certain ideologies akan sulit menerima pendapat, ide dan ideology baru.
Apalagi ideology baru itu diklaim sebagai ideology wong kafir, wahyudi atau dajjal.
Meski mayoritas ideology baru itu sangat compatible, in harmony, tidak bertentangan bahkan memiliki prinsip-prinsip universal seperti ajaran Abrahamic religions.
Contoh nyata adalah system pemerintahan demokrasi itu sendiri.
Dari seluruh 11 prinsip-prinsip demokrasi itu adalah sangat universal, compatible dan in harmony dengan ajaran Abrahamic religions.
Hanya sayang demokrasi di Indonesia sudah banyak dimanipulasi, prinsip-prinsip demokrasi itu juga tidak mudah dipahami, sering kali prinsip-prinsip demokrasi hanya dipahami sesuai kebutuhan politiknya, tidak memahami latar belakang bagaimana system pemerintahan demokrasi itu muncul, dan tidak memahami bagaimana mengukur kualitas demokrasi dalam satu negara, meski sudah ada lebih dari 151 index democracy.
Contoh nyata adalah pengertian ONE MAN-ONE VOTE yang disalah artikan sebagai suara 10 rondo ucul mengalahkan suara 1 orang professor.
Belum lagi mencampuraduk antara U.S foreign policies, capitalism, liberalism dan demokrasi.
Jadinya mbulet, ruwet dan jlimet sendiri….!!! Yang keluar demokrasi gado-gado dan demokrasi lontong sayur…!!!
The most dangerous nutheads, loony boneheads and crackheads are those people who are determined that ideology is more important than facts.
Orang yg sangat berbahaya dalam kehidupan berdemokrasi adalah mereka yg menganggap “ideology” lebih penting dari “fakta.”
https://m.youtube.com/shorts/qujSXUTXoOU?feature=share
That applies to all ideologies, political ideology, religious ideology and belief system.
Sangatlah berbahaya orang-orang yang menyakini bahwa ideology lebih penting dari fakta….!!!
Yang sering membuat kekacauan, kerusuhan dan kekisruhan dalam satu negara demokrasi adalah golongan mereka, karena terlalu zealous, doctrinized and intolerance…!!!
Di USA ada contohnya, talk show host and media anchor, Sean Hannity dari Fox News dan Trumpism, which are those people who do not believe in the result of an election (election deniers) dan anti-demokrasi.
Di Indonesia sudah mulai tumbuh banyak kelompok-kelompok yang zealous and doctrinized, sehingga menimbulkan political, religious and ideological prejudices yg sangat berbahaya dalam kehidupan demokrasi….!!!
Because that trend is like a ticking timed bomb, a recipe for chaos and turmoil.
Kita harus bisa melepaskan diri dari narrow-mindedess dan brain-washed…!!!
Bersambung ke halaman berikutnya
Related Posts
Dalam Semangat Sumpah Pemuda Mendukung Pemerintah dalam Hal Pemberantasan Korupsi dan Reformasi Polri
Anton Permana dan Kembalinya Dunia Multipolar: Indonesia di Persimpangan Sejarah Global
Syahadah: Menjadi Saksi Dari Cahaya Yang Tak Bernama
Asap di Sekolah: Potret Krisis Moral Dalam Dunia Pendidikan
Presiden Prabowo Terima Pengembalian Rp13,5 Triliun dari Kejagung: Purbaya Datang Tergopoh-gopoh, Bikin Presiden Tersenyum
Api di Ujung Agustus (32) – Hari Cahaya Merah
Pengaduan Masyarakat atas Dugaan Korupsi Kereta Cepat Jakarta Bandung: KPK Wajib Usut Tuntas
Daniel M Rosyid: Reformasi Pendidikan
Budaya Kita Perwakilan Musyawarah, Mengapa Pilpres Mesti One Man One Vote
Keseimbangan Sistemik: Membaca Kritik Ferri Latuhihin Kepada Purbaya
Pretty GamingOctober 26, 2024 at 4:14 pm
… [Trackback]
[…] Read More on to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/chris-komari-perspektif-demokrasi-sebuah-ilusi/ […]
top camsDecember 15, 2024 at 10:42 am
… [Trackback]
[…] Find More Info here on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/chris-komari-perspektif-demokrasi-sebuah-ilusi/ […]
BAU DiyalaJanuary 18, 2025 at 10:03 am
… [Trackback]
[…] Info to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/chris-komari-perspektif-demokrasi-sebuah-ilusi/ […]