Oleh : Daniel Mohammad Rosyid
Baru-baru ini beredar dua berita yang viral di sekitar peringatan 1 Muharram 1442H. Pertama, sebuah adegan kekerasan dipertontonkan oleh anasir sebuah ormas berpengaruh di Rembang, Pasuruan. Seorang kyai sebuah pondok pesantren diancam oleh seorang pemuda yang berlagak sebagai polisi mengancam sang Kyai bisa menduduki lalu membubarkan pondok itu karena telah mengajarkan sebuah ajaran ormas lain yang dituduh sebagai organisasi terlarang.
Kedua, juga beredar pernyataan asisten seorang ahli sejarah, Prof. Peter Carey yang membantah adanya bukti dokumenter yang menyatakan adanya hubungan antara khilafah Turki Usmani dengan kesultanan Nusantara. Bantahan ini muncul setelah pemutaran film dokumenter Jejak Khilafah Di Nusantara dalam peringatan 1 Muharram 1442H. Peter Carey yg disebut-sebut dalam film itu sebagaimana dikatakan asistennya merasa dicatut namanya.
Peristiwa pertama jelas atraksi kesombongan yang timbul dari kebodohan yang derajadnya telah mengejutkan saya. Tidak ada yang lebih bodoh dari atraksi tersebut. Peristiwa kedua adalah bukti baru bahwa sejarah Nusantara ditulis oleh para penulis Barat dengan semangat deislamisasi seperti yang dikatakan prof. Ahmad Mansur Suryanegara.
Sejak awal, penyebaran Islam yang begitu cepat dilakukan melalui seruan untuk berIslam bagi banyak pusat-pusat kekuasaan yang tersebar sejak Maroko di ujung Barat Afrika hingga Merauke di ujung Timur Nusantara. Adopsi besar bahasa Arab ke dalam bahasa Melayu adalah fakta bahasa yang tak terbantahkan. *Mustahil membuat narasi Nusantara tanpa menyebut pengaruh Islam di bentang alam kepulauan seluas Eropa ini.
Peter Carey sebagai ahli Diponogoro mungkin sudah tahu betapa pasukan berkuda Diponegoro disusun dan dinamai dengan mengikuti model pasukan Turki Usmani. Memang kesultanan Mataram Islam mungkin bukan vassal pilihan khilafah Turki Usmani dengan dukungan dokumen Surat Keputusan resmi, tapi mengatakan bahwa tidak ada bukti dokumenter hubungan khilafah dengan kesultanan Nusantara adalah pernyataan anak sekolah.
Islam dimanapun sering dirugikan oleh kebodohan pemeluk-pemeluknya sendiri. Di Indonesia, kebodohan itu dilestarikan melalui indoktrinasi melalui persekolahan massal untuk menyediakan buruh murah bagi kepentingan investor seperti di kawasan industri Rembang, Pasuruan itu. Sejarah menjadi mata pelajaran yang dinilai tidak sepenting matematika dan fisika. Banyak sejarawan Barat memperparahnya dengan menuliskan narasi yang mengabaikan pengaruh Islam dalam sejarah Republik ini. Saya harap kedua tokoh peristiwa viral ini hanya khilaf yang segera diikuti dengan permohonan maaf.
Wisma Fastabiq
Jatingaleh, 23/8/2020
Related Posts
Presiden Prabowo Terima Pengembalian Rp13,5 Triliun dari Kejagung: Purbaya Datang Tergopoh-gopoh, Bikin Presiden Tersenyum
Api di Ujung Agustus (32) – Hari Cahaya Merah
Pengaduan Masyarakat atas Dugaan Korupsi Kereta Cepat Jakarta Bandung: KPK Wajib Usut Tuntas
Daniel M Rosyid: Reformasi Pendidikan
Budaya Kita Perwakilan Musyawarah, Mengapa Pilpres Mesti One Man One Vote
Keseimbangan Sistemik: Membaca Kritik Ferri Latuhihin Kepada Purbaya
Quo Vadis Kampus Era Prabowo
Habib Umar Alhamid: Prabowo Berhasil Menyakinkan Dunia untuk Perdamaian Palestina
Api di Ujung Agustus (Seri 29) – Jejak Operasi Tersembunyi
Api di Ujung Agustus (Seri 28) – Jantung Garuda Di Istana
รับทำ BacklinkOctober 23, 2024 at 5:11 pm
… [Trackback]
[…] Information on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/daniel-m-rosyid-khilaf-di-nusantara/ […]
Sbo24hr ทางเข้าOctober 29, 2024 at 8:02 am
… [Trackback]
[…] Information to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/daniel-m-rosyid-khilaf-di-nusantara/ […]
เล่นเกมกับสล็อตเว็บตรงDecember 19, 2024 at 12:38 pm
… [Trackback]
[…] Here you will find 35449 more Information to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/daniel-m-rosyid-khilaf-di-nusantara/ […]
cam modelsDecember 26, 2024 at 9:50 pm
… [Trackback]
[…] Here you will find 12993 additional Information to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/daniel-m-rosyid-khilaf-di-nusantara/ […]