Oleh : Daniel Mohammad Rosyid
Tadi malam saya memperoleh kabar dari rekan sekerja bahwa Prof. Mahmud Zaki wafat Jumat petang setelah beberapa hari dirawat di RSUA di kawasan Kampus C Universitas Airlangga. Kabar beliau sakit telah beredar di kalangan dosen maupun alumni ITS beberapa hari sebelumnya. Saya bermaksud memberi catatan atas kepergian beliau ini. Bagi saya beliau adalah Sang Rektor. Nama-nama setelah beliau adalah para penggantinya saja.
Saya diterima kuliah di Teknik Perkapalan ITS pada 1980 di Kampus Baliwerti. Saat itu Prof. M. Zaki adalah rektor kami. Saat itu sedang ramai kebijakan Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK) yang diluncurkan oleh Mendikbud Daoed Joesoef. Sejak peristiwa 1978, kampus dinilai terlalu politis yang sering membuat ketidakpastian politik sehingga mengganggu investasi asing. Suasana kampus dinilai tidak normal sehingga perlu dinormalkan. Pengertian “normal” ini mungkin beda dengan “normal” yang kini muncul dalam wacana publik di masa pandemi ini.
Saya ingat bahwa Prof. Zaki sebagai rektor menyikapi kebijakan Mendikbud itu dengan cukup cerdik. Pada 1980 itu Kampus ITS Sukolilo diresmikan oleh Dirjen Dikti Prof. Doddy Tisnaamidjaja. Adalah Prof. Zaki yang mewujudkan kampus ITS Sukolilo itu dengan dana ADB dengan tangan dingin. Sebagai rektor beliau terkenal sebagai sosok rektor yang lurus dan disiplin. Banyak kontraktor yang “mati kutu” menghadapi kelurusan beliau.
Pada tahun 1980 itu juga, saat Wisuda dan Dies Natalies ITS saya mengenal sosok Harun Al Rasyid, mantan Ketua Umum Dewan Mahasiswa ITS diwisuda di Plaza dr. Angka Nitisastro, Kampus ITS Sukolilo. Saat itu juga ada orasi ilmiah oleh Dr. Eddy Yahya, doktor baru yang pulang ke tanah air dari studi di AS. Acara peresmian kampus Sukolilo, wisuda dan Dies Natalies itu berlangsung sangat meriah. Kampus ITS Sukolilo diselesaikan pembangunannya di akhir jabatan beliau sebagai Rektor ITS.
Sebagai tokoh Madura, prof. Zaki adalah tokoh yang sangat dihormati. Hampir seperti M. Noer, Gubernur Jawa Timur (gubernur- gubernur setelah beliau hanya penggantinya saja). Saya banyak berkawan dengan mahasiswa asal Madura yang kuliah di ITS. Umumnya mereka ini rajin dan cerdas. Saya yakin, prof. Zaki adalah role model mahasiswa asal Madura di ITS dan bagi banyak mahasiswa ITS lainnya.
Kini sosok itu telah pergi untuk selamanya menghadap kekasihnya. Saya lihat sebuah kereta kencana terbang melintas tinggi di antara awan. Sang Rektor, sedang berbincang-bincang gembira bersama pendahulunya.
Selamat Jalan, prof. Zaki. Bismillah Kami penerusmu akan melanjutkan perjuanganmu di atas jalan yang telah kau rintis dan tempuh.
Gunung Anyar, 10/7/2020
Tags:Related Posts
Pengaduan Masyarakat atas Dugaan Korupsi Kereta Cepat Jakarta Bandung: KPK Wajib Usut Tuntas
Daniel M Rosyid: Reformasi Pendidikan
Budaya Kita Perwakilan Musyawarah, Mengapa Pilpres Mesti One Man One Vote
Keseimbangan Sistemik: Membaca Kritik Ferri Latuhihin Kepada Purbaya
Quo Vadis Kampus Era Prabowo
Habib Umar Alhamid: Prabowo Berhasil Menyakinkan Dunia untuk Perdamaian Palestina
Api di Ujung Agustus (Seri 29) – Jejak Operasi Tersembunyi
Api di Ujung Agustus (Seri 28) – Jantung Garuda Di Istana
Api di Ujung Agustus (Seri 27) – Jalur Rahasia Wiratmaja
Kelemahan Jokowi
online chatDecember 6, 2024 at 11:51 pm
… [Trackback]
[…] Find More on on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/daniel-m-rosyid-sang-rektor-telah-pergi/ […]
Albino Penis Envy Mushroom PsilocybinDecember 28, 2024 at 3:44 pm
… [Trackback]
[…] Here you can find 33917 more Info on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/daniel-m-rosyid-sang-rektor-telah-pergi/ […]
MUGHUAYJanuary 17, 2025 at 7:17 am
… [Trackback]
[…] There you will find 71811 more Info to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/daniel-m-rosyid-sang-rektor-telah-pergi/ […]