Oleh : Daniel Mohammad Rosyid
Belum lama ini seseorang yang dinamai oleh orangtuanya sebagai Yoseph Suryadi telah melakukan sebuah aksi medsos yg mudah diartikan sebagai penghinaan atas seorang tokoh yang dikagumi hampir 2 Milyar manusia yang sudah lama wafat dengan menyamakannya dengan aksi hina seorang pemerkosa anak-anak belum lama ini di Jawa Barat.
Aksi penghinaan oleh seseorang bernama Yoseph Suryadi itu membuat saya bertanya-tanya tentang motifnya. Mungkin dengan mengungkapnya lewat medsos, penghinaannya itu akan membuatnya seterkenal tokoh yang akan dihinanya tersebut.
Yoseph, demikian itu nama depannya, adalah nama seorang nabi. Nama itu berubah menjadi Yusuf yg kisahnya diceritakan dalam sebuah kitab yang diwahyukan pada tokoh yang justru dihinakannya. Saya terus menduga jangan-jangan Yoseph ini kurang membaca atau malas membaca. Wawasannya sempit sekaligus dangkal.
Untuk menghina seseorang, Yoseph telah mengambil keputusan untuk memilih aksi dan diksi yang kotor, jika tidak bisa disebut menjijikkan. Da berharap ada efek penghinaan dari visualisasi aksi dan diksinya itu pada sasaran pesan medsosnya. Itu dimaksudkan agar kekotoran itu dilekatkan pada sosok yang hendak dihinanya.
Namun Yoseph lupa bahwa tangan dan mulutnya justru kotor lebih dulu karena aksi dan diksinya sendiri. Akibatnya bukan tokoh yg hendak dihinanya menjadi terhina -toh dia sudah lama tiada dan tidak mampu membela diri- tapi kehinaan itu justru terlempar kembali padanya seperti boomerang : senjata makan tuannya.
Tokoh yg akan dihinakannya itu dulu pernah memaafkan orang-orang sebuah kampung yg tidak jauh dari Mekkah yang melemparinya dengan batu hingga dahinya berdarah-darah. Dia bahkan membawanya dalam doa agar tindakan penghinaan itu diampuni karena muncul dari ketidaktahuan. Dia masih berharap bahwa keturunan para pelempar batu itu kelak menerima seruannya.
Orang kini sulit mengelak bahwa akibat aksi penghinaannya itu Yoseph Suryadi tidak sekedar nampak kampungan dan dungu, tapi juga pengecut.
Kini Yoseph harus meringkuk di penjara karena perbuatan hinanya. Tidak sepenuhnya sama dengan bagaimana Yusuf dipenjarakan. Yusuf akhirnya keluar dari penjara sebagai pemenang, sedang Yoseph mungkin sekali akan jadi pecundang.
Rosyid College of Arts,
Gunung Anyar,15/12/2021
Editor : Reyna
Related Posts
Anton Permana dan Kembalinya Dunia Multipolar: Indonesia di Persimpangan Sejarah Global
PT Soechi Lines Tbk, PT Multi Ocean Shipyard dan PT Sukses Inkor Maritim Bantah Terkait Pemesanan Tanker Pertamina
ISPA Jadi Alarm Nasional: Yahya Zaini Peringatkan Ancaman Krisis Kesehatan Urban
Kerusakan besar ekosistem Gaza, runtuhnya sistem air, pangan, dan pertanian akibat serangan Israel
Ilmuwan Gunakan AI untuk Ungkap Rahasia Dasar Laut Antartika
Kepala Desa Tirak, Suprapto, Membisu Soal Status Anaknya Yang Diduga Pembebasan Bersyarat (PB) Kasus Narkoba, Lolos Seleksi Calon Perangkat Desa
Jerat Jalur Merah: Ketika Bea Cukai Jadi Diktator Ekonomi
Presiden Prabowo Terima Pengembalian Rp13,5 Triliun dari Kejagung: Purbaya Datang Tergopoh-gopoh, Bikin Presiden Tersenyum
Mahfud MD Guncang Kemenkeu: Bongkar Skandal 3,5 Ton Emas dan TPPU Rp189 Triliun di Bea Cukai!
Api di Ujung Agustus (32) – Hari Cahaya Merah
เช่ารถตู้พร้อมคนขับNovember 13, 2024 at 11:06 am
… [Trackback]
[…] Read More to that Topic: zonasatunews.com/nasional/daniel-m-rosyid-yoseph/ […]
my chat roomDecember 30, 2024 at 2:17 am
… [Trackback]
[…] Read More Information here to that Topic: zonasatunews.com/nasional/daniel-m-rosyid-yoseph/ […]