Oleh: Daniel Mohammad Rosyid
@RosyidCollegeOfArts
Sebuah madinah (kota sebagai simbol peradaban dengan karakteristik utama trade and ommerce) sebagai qoryah thayyibah perlu dipertahankan dan diamankan kedaulatan dan kemerdekaannya dari berbagai ancaman nekolimik dari luar yang bermaksud menjajah dan memperbudak.
Namun ancaman terbesar justru dari dalam yang dibangkitkan melalui proxy war gaya hidup dan pola pikir tanpa tank dan tentara. Ancaman terbesar dan laten itu dari dalam, yaitu nafsu syahwat perut dan kelamin. Syahwat ini kemudian diperparah oleh nasionalisme sebagai semacam glorified tribalism.
Shaum Ramadhan adalah program pembinaan pertahanan dan keamanan Madiinah. Melaui pengendalian syahwat perut dan kelamin itu para mu’ min sebagai pendukung utama madiinah melakukan investasi modal sosial.
Modal sosial ini membangun kejujuran (luaran pembelajaran utama puasa) sebagai prasyarat bagi mutual trust bagi sebuah high-trust society agar transaksi- transaksi dapat berlangsung dengan efisien sekaligus cost effective.
Proses-proses nilai tambah ekonomi dapat diakumulasi dengan cepat dalam rangka memajukan kesejahtraan umum (kesehatan, sandang, pangan, papan) untuk memberantas kemiskinan, mencerdaskan kehidupan bangsa (pendidikan), dan melindungi segenap bangsa dan tanah air.
Tujuan untuk merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur dapat lebih mudah diwujudkan.
Sejarah menunjukkan bahwa peradaban besar seperti Romawi, Mesir kuno dan Babilonia runtuh karena kehilangan kemampuan mengendalikan syahwat perut dan kelamin. Keruntuhan adidaya Pax Britanica maupun Pax Americana juga dipicu oleh over-expansion nekolimik yang didorong oleh pemuasan syahwat perut dan kelamin.
Keruntuhan kekuatan2 adidaya itu dimulai saat mereka semakin tergantung pada eksploitasi sumber daya alam untuk memenuhi gaya hidup mereka yang makin konsumtif terutama dari segi energi.
Aksi demiliterisasi Russia atas Ukraina serta penghentian pasokan gas ke Eropa telah membuat masyarakat Eropa kelimpungan.
Konsumsi energi perkapita Eropa yang sangat tinggi (sekitar 5kL setara minyak pertahun, AS yang 7kL setara minyak, sementara Indonesia hanya sekitar sepersepuluhnya, 0.7kL setara minyak).
Sekalipun secara militer RI adalah semut dibanding Gajah AS, secara Hankam sesungguhnya kita lebih tangguh. Ketangguhan ini sebagian sumbangan dari ummat Islam Indonesia yang secara sukarela berpuasa setiap Ramadhan.
Gunung Anyar, 03.04.2022
EDITOR: REYNA
Related Posts

Perang Dunia III di Ambang Pintu: Dr. Anton Permana Ingatkan Indonesia Belum Siap Menghadapi Guncangan Global

Dr. Anton Permana: 5 Seruan Untuk Presiden Prabowo, Saat Rakyat Mulai Resah dan Hati Mulai Luka

Menyikapi UUD 18/8/1945

Rocky Gerung: 3 Rim Karatan di Kabinet Prabowo

Novel “Imperium Tiga Samudra” (Seri 2) – Langit di Atas Guam

Setahun Rezim Prabowo, Perbaikan atau Kerusakan Menahun?

Serial Novel “Imperium Tiga Samudra” (1) – Peta Baru di Samudra Pasifik

Dalam Semangat Sumpah Pemuda Mendukung Pemerintah dalam Hal Pemberantasan Korupsi dan Reformasi Polri

Anton Permana dan Kembalinya Dunia Multipolar: Indonesia di Persimpangan Sejarah Global

Syahadah: Menjadi Saksi Dari Cahaya Yang Tak Bernama





switcherJanuary 16, 2025 at 6:21 am
… [Trackback]
[…] Read More here on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/daniel-rosyid-ramadhan-satu-pembinaan-hankam-02/ […]