Dr Akhtim Wahyuni : Pendidikan Untuk Memanusiakan Manusia, Bukan Menvirtualkan Manusia

Dr Akhtim Wahyuni : Pendidikan Untuk Memanusiakan Manusia, Bukan Menvirtualkan Manusia
Pondok Pesantren Ar-Raudlatul Ilmiyah (HAPPRI) Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur

ZONASATUNEWS.COM, NGANJUK – Pendidikan adalah untuk memanusiakan manusia, bukan untuk menvirtualkan manusia. Demikian disampaikan Dr.Akhtim Wahyuni, pada sarasehan sebelum pelaksanaan Munas III HAPRRI (Himpunan Alumni Pondok Pesantren Ar Roudlotul Ilmiyah) Kertosono Nganjuk Jawa Timur, pada tanggal 3 Juli 2022.

Sarasehan mengambil topik “Penguatan Visi Pesantren di Era Metaverse”.

Sarasehan merupakan rangkaian acara Munas, panitia menyajikan paparan beberapa alumni.Kali ini menampilkan Ustadz Bukhori dari Kalimantan Selatan, Dr. Akhtim Wahyuni dari Sidoarjo dan Ali Muthohirin dari Jakarta.

Para senior yang sudah melalang buana dalam kehidupan nyata ini menyampaikan pandangan masing-masing tentang bagaimana pesantren menghadapi era Metaverse. Era di mana ruang dan waktu tidak lagi dibatasi. Era di mana manusia bisa berjelajah sesuka hati dan sejauh yang dikehendaki.

Ustadz Bukhori menyampaikan bahwa dunia metaverse membuat sebagian kaum mengalami lompatan signifikan atas kaum lain yang terbelakang.

Sedangkan Dr. Akhtim memberikan contoh perubahan drastis dari dunia konvensional menuju era digital, bahkan virtual.

“Hari ini belanja bisa dilakukan secara online. Demikian juga berbagai layanan jasa. Bahkan, dunia pendidikan bisa beralih pada era online, kelas secara fisik menjadi tidak penting lagi,” kata Dr.Akhtim.

Lebih lanjut Dr. Akhtim menyampaikan bahwa hakikat pendidikan adalah memanusiakan manusia, bukan membetulkan manusia. Kadangkala dunia digital menyebabkan penggunanya kurang menghargai orang lain di dekatnya. Ia dipaksa mengikuti alur digital dan tidak bisa membuat alurnya sendiri.

Ali Muthohirin menambahkan pentingnya membangun jaringan pesantren di era metaverse. Hal ini disebabkan seringkali nilai-nilai pesantren luntur karena pengaruh teknologi.

“Santri bisa kehilangan kesantriannya karena tiktok, ulama bisa kehilangan karismanya karena melanggar Al-Hujurat,” ujar Ali Muthohirin.

Ketua Panitia Pengarah, Amam Fakhrur menyatakan, sarasehan berlangsung kurang lebih dua jam. Para alumni berjumlah ratusan antusias menghadiri Munas HAPPRI dengan membawa keluarganya.

“Tidak sedikit yang membawa buah tangan khas daerah seperti seafood untuk dinikmati bersama.” kata Amam Fakhrur

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K

2 Responses

  1. helpful hintsOctober 24, 2024 at 1:55 pm

    … [Trackback]

    […] Find More on that Topic: zonasatunews.com/nusantara/dr-akhtim-wahyuni-pendidikan-untuk-memanusiakan-manusia-bukan-menvirtualkan-manusia/ […]

  2. F1 shake discountNovember 24, 2024 at 8:29 am

    … [Trackback]

    […] There you can find 89139 more Info on that Topic: zonasatunews.com/nusantara/dr-akhtim-wahyuni-pendidikan-untuk-memanusiakan-manusia-bukan-menvirtualkan-manusia/ […]

Leave a Reply