Oleh: Faizal Assegaf (kritikus)
Pemerintah Bolivia memutus hubungan diplomatik dengan Israel. Militer Yaman menembak sejumlah rudal dan drone ke Israel. Rezim Jokowi utus Menlu pidato omong kosong di PBB.
Ketiga peristiwa itu bersamaan terjadi. Perbedaan sikap dalam merespon kejahatan Isreal membantai warga Palestina. Posisi Indonesia tak berubah. Masih dalam alur diplomasi kemunafikan.
TERKAIT :
- Faizal Assegaf: Jamuan Tiga Capres, Anies Warning Jokowi
- Faizal Assegaf: Visi Jokowi Amburadul, Menteri Berpesta dan Copet
Pasca Orde Lama, peran Indonesia di panggung internasional tak signifikan. Ibarat kucing yang merangkak ketakutan di lorong hegemoni global. Jinak atau galak tergantung majikan pemberi utang.
Sementara Singapura, secara terbuka dan lantang mendukung Israel.
Selaku negara tetangga, bersikap kurang ajar melecehkan Indonesia. Seolah berperan sebagai Israel kecil di sentral ASEAN.
Soliditas Singapura – Israel di depan hidung Indonesia menegaskan kekuatan geopolitik.
ASEAN – TIADA TUAH – INDONESIA KETUA ASEAN
Mengontrol denyut ekonomi strategis regional, sumber kekayaan alam dan intervensi politik secara kasat mata.
Data BKPM mencatat investasi Singapura di Indonesia selama dua dekade, hampir US$ 116 miliar. Pada Januari hingga Juni 2023, Investasi Singapura berada di posisi nomor wahid sebesar US$ 7,7 miliar.
Hubungan diplomatik Singapura – Israel secara resmi pada tahun 1969. Diawali oleh kerjasama militer sejak 1965. Pada tahun 2013, total perdagangan kedua negara mencapai S$1.956 milyar.
Tak heran, pada 7 Oktober 2023 konflik meletus antar Hamas dan Israel, Singapura beraksi keras mengutuk Hamas. Namun di waktu yang sama bersikap pasif atas perlakukan kejahatan Israel.
Rezim Jokowi tak perlu menghamburkan uang rakyat dengan drama diplomasi asbun di PBB. Tak ada hasil apapun untuk menekan Israel. Kalau bernyali, cukup putus hubungan diplomatik dengan Singapura.
Tapi, mana berani tukang utang melawan majikan!
EDITOR: REYNA
Related Posts

Dr. Anton Permana: 5 Seruan Untuk Presiden Prabowo, Saat Rakyat Mulai Resah dan Hati Mulai Luka

Menyikapi UUD 18/8/1945

Rocky Gerung: 3 Rim Karatan di Kabinet Prabowo

Novel “Imperium Tiga Samudra” (Seri 2) – Langit di Atas Guam

Setahun Rezim Prabowo, Perbaikan atau Kerusakan Menahun?

Serial Novel “Imperium Tiga Samudra” (1) – Peta Baru di Samudra Pasifik

Dalam Semangat Sumpah Pemuda Mendukung Pemerintah dalam Hal Pemberantasan Korupsi dan Reformasi Polri

Anton Permana dan Kembalinya Dunia Multipolar: Indonesia di Persimpangan Sejarah Global

Syahadah: Menjadi Saksi Dari Cahaya Yang Tak Bernama

Asap di Sekolah: Potret Krisis Moral Dalam Dunia Pendidikan



No Responses