ZONASATUNEWS.COM–Semakin tipis harapan menikmati harga BBM yang wajar di negeri ini. Meskipun harga minyak dunia sudah terkoreksi sekitar 70% selama kuartal 1 tahun 2020, ironisnya harga BBM murah belum terwujud.
Demikian diungkapkan Direktur Eksekutif CERI, Yusri Usman kepada media, Rabu (22/4/2020), terkait pernyataan Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR pada 21 April 2020 lalu.
Anehnya, lanjut Yusri, Pertamina jusru menjual BBM Premiun Ron 88 ke industri seharga Rp 5.100 perliter diluar pajak sejak 15 April 2020. Tentu pertanyaannya mengapa rakyat sampai sekarang membeli Premium Ron 88 di SPBU masih di harga Rp 6.450 perliter, itupun kadang sulit ada di SPBU, sehingga rakyat terpaksa beli Pertalite atau Pertamax Ron 92.
“Seolah-olah Pertamina berada di ruang hampa yang terpisah dari harga minyak dunia, dan seolah-olah harga minyak dunia bukan menjadi rujukan harga BBM yang dijual di wilayah NKRI,” ungkap Yusri.
Namun, kata Yusri, tak terbantahkan lagi bahwa harga Dated Brent merupakan acuan harga minyak mentah dunia dan harga BBM publikasi MOPS merupakan acuan produk BBM yang sudah digunakan Pertamina selama 20 tahun dalam jual beli minyaknya.
“Dan tak bisa dipungkiri bahwa Kementerian ESDM, SKK migas, BPH migas, dan PLN semua berlangganan publikasi MOPS dan Argus yang menerbitkan harga minyak mentah dan BBM di dunia. Bahkan tidak tanggung-tanggung, biaya berlangganan publikasi itu nilainya sekitar Rp 100 milyar per tahun untuk tiap instansi di atas,” ungkap Yusri.
Oleh karena itu, kata Yusri, sudah saatnya para pejabat publik yang digaji dengan uang rakyat untuk segera hentikan semua kebohongan itu di ruang publik, agar rakyat tidak melihat bahwa terkesan negara kita diatur secara crossboy.
“Sebaiknya lakukan kebijakan penentuan harga BBM itu sesuai aturan yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah, dan Pemerintah serta DPR juga harus mengawasi kepentingan rakyatnya dan harus menunjukan contoh yang baik dalam menjalankan aturan yang dibuatnya sendiri, bukan sebaliknya,” kata Yusri.
“Bagi Dewan Direksi Pertamina, jujurlah kalau sudah tak mampu menjalankan perintah pemegang saham, bersikap satrialah nyatakan ‘lempar handuk’ itu lebih baik ketimbang jadi beban negara dan rakyat,” Tutup Yusri.
Editor : Setyanegara
Related Posts
“Perang” terhadap mafia dan penunjukan strategis: Analisis Selamat Ginting
20 Oktober: Hari yang Mengubah Lintasan Sejarah Indonesia dan Dunia
Vatikan: Percepatan perlombaan persenjataan global membahayakan perdamaian
Hashim Ungkap Prabowo Mau Disogok Orang US$ 1 Miliar (16,5 Triliun), Siapa Pelakunya??
Pembatasan ekspor Mineral Tanah Jarang Picu Ketegangan Baru China-AS
Penggunaan kembali (kemasan) dapat mengurangi emisi hingga 80%, kata pengusaha berkelanjutan Finlandia di Forum Zero Waste
Bongkar Markup Whoosh – Emangnya JW dan LBP Sehebat Apa Kalian
Kinerja Satu Tahun Presiden Prabowo dalam Perspektif Konstitusi
Ketegangan antara Kapolri dan Istana: Dinamika di Balik Penundaan Tim Reformasi Kepolisian
Purbaya vs Luhut: Ketegangan di Balik Kebijakan Fiskal dan Investasi
보증업체October 19, 2024 at 7:55 am
… [Trackback]
[…] Info to that Topic: zonasatunews.com/nasional/gila-pertamina-jual-bbm-ke-industri-rp-5-100-jual-ke-rakyat-rp-6-450/ […]