Golkar Muda Nusantara Bersatu Ultimatum Ketua Umum Airlangga Hartarto dan Elite Golkar

Golkar Muda Nusantara Bersatu Ultimatum Ketua Umum Airlangga Hartarto dan Elite Golkar
Riko Lesiangi, Kader Muda Partai Golkar

ZONASTAUNEWS.COM, JAKARTA – Silaturahmi Ramadhan Re-Generasi GMNB di restoran Aljazeerah Raden Saleh Jakarta, Jumat (3/7/2023). Turut hadir sebagai pembicara mendampingi Ridwan, Senior Partai GOLKAR Andy Sinulinga dan mediator kader Partai Golkar Arvi Jatmiko serta Riko lesiangi, Inisiator Golkar Muda Nusantara Bersatu

Forum Silaturahmi melihat fakta politik teraktual dinamika internal partai Golkar, Menilai Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto sebagai ketua umum dan elite DPP Golkar gagal total mengelola dan menjalankan roda kepartaian dan Gagal menaikan elektabilitas partai Golkar.

Tema utama dari forum ini adalah mendorong pembaharuan kepemimpinan di tubuh partai Golkar.

Riko Lesiangi selaku Inisiator Golkar Muda Nusantara Bersatu (GMNB) mengatakan, keputusan Munas 2019 yang menetapkan Airlangga Hartarto calon presiden pemilu 2024, Merupakan forum resmi tertinggi pengambilan keputusan.

Riko memandang elite Golkar sangat anti demokrasi, karena besarnya kepentingan individu dan kelompok yang berdampak terjadinya perpecahan dalam tubuh partai Golkar.

Riko bersikap tegas mengultimatum elite DPP Golkar bertanggung jawab atas keputusan Munas 2019 yang hingga detik ini tidak mampu melaksanakan mandat tersebut sesuai fakta politik.

“Jika dalam tempo satu bulan kedepan tidak segera mengambil langkah nyata, maka keadaan dinamika internal Golkar menuntut dilakukan perubahan nyata,” kata Riko

Menurut Riko, semangat reformasi memudar pasca 98 semenjak Golkar meraih kemenangan pada pemilu 2004, Partai Golkar secara terus menerus mengalami kemerosotan dalam dua (2) dekade akhir ini.

Dari jumlah suara kursi DPR RI, DPRD tingkat 1 provinsi dan DPRD tingkat 2 kabupaten, titik utama kendala dan hambatan terbesar adalah :

1.Dokrin karya kekaryaan tersumbat akibat virus haus kekuasaan.

2.Kaderisasi tidak berjalan dengan baik mengikuti tahapan pengkaderan dan proses re-generasi macet total.

“Efek besarnya arus kekuasaan yang bersifat pragmatisme membuat kerusakan segala lini kelembagaan partai Golkar, mengakibatkan partai sebesar Golkar terbukti tidak mampu melakukan perubahan nyata guna memiliki calon pemimpin bangsa yang mengikuti kehendak seluruh Rakyat Indonesia,” tegar Riko.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K