Oleh : Dr. Muhammad Taufiq, S.H., M.H
Peneliti pada Judicial Corruption Watch (JCW) Surakarta
Tindakan polisi sudah berlebihan dan kelewatan. Menurut saya penggunaan senjata api itu ada mekanisme, ada SOP-nya.
Menangkap penjahat saja harus pakai peringatan dulu baru kemudian dilumpuhkan. Kalau ini kan kemudian di tembak dan semua dinyatakan mati.
Pertanyaannya masalahnya apa? Apakah mengiringi Habib Rizieq Shihab itu sebuah kesalahan? Apakah ikut atau sebagai pengikut Habib Rizieq ini sebuah kesalahan?
Menurut saya ada agenda yang lebih besar lagi, mengarang cerita dengan mengambil momen di jalan tol seolah-olah pendukungnya Habib Rizieq ini bawa senjata yang kemudian mereka menyerang balik dan akhirnya dilumpuhkan oleh polisi.
Hal yang terjadi ini lebih dari itu, ada skenario buruk bagaimana caranya polisi ini nanti menghakimi Habib Rizieq beserta pengikutnya adalah organisasi teroris karena itu bisa dibubarkan.
Dari awal kan sudah ada keinginan dari semua pihak yang paling menonjol adalah polisi dan terakhir Pangdam Jaya Dudung yang menyatakan tentara akan membubarkan FPI, tapi begitu dikomentari ahli hukum termasuk diri saya itu kan tidak benar
Nah sekarang mereka menemukan momentum dengan cara mencari-cari sebuah skenario seolah teroris. Kalau teroris memang bisa dibubarkan.
Skenario semacam ini sebenarnya lebih busuk. Maka siapa pun sebaiknya menunggu penjelasan dari humas Front Pembela Islam.
Kalau anda tanya kepada saya tidak mungkin ada senjata tajam. Oleh karena itu tidak cukup dengan pernyataan sepihak.
Media massa pun juga harus mewartakan yang sebenarnya. Kalau media massa ikut-ikutan mengambil dari satu sumber saja yaitu dari polisi itu namanya sudah jadi humas. Media massa itu seharusnya memakai teori cover both side yang memuat berita secara berimbang. Misalnya menggali sumber dari keluarga yang meninggal tersebut.
Tolong dicari dari pengikut Habib Rizieq, saya yakin ada yang dihabisi, itu agar cerita asli tidak tersebar.
Jago sekali mereka membunuh orang tidak bersalah tiba-tiba setelah mati disebut teroris, melawan pakai senjata ini itu dan sebagainya.
Itu pendapat saya sebagai ahli pidana langsung.
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah dibentuk tim pencari fakta
independent. Serta agar tidak ada ikut campur dari polisi lagi, maka Kapolri dan Kapolda untuk mengundurkan diri atau diberhentikan.
EDITOR : SETYANEGARA
Related Posts

Setelah Penantian Panjang, Timor-Leste Resmi Anggota Penuh ke-11 ASEAN

Selidiki Kasus Korupsi Ekspor POME, Kejagung Geledah Kantor Bea Cukai

Kejagung Periksa Nicke Widyawati dan Anak Buah Riza Chalid dalam Kasus Tata Kelola Minyak Mentah

Ridwan Hisyam: Soeharto Layak Dapat Gelar Pahlawan Nasional

Dr. Anton Permana: “Soliditas TNI Masih Terjaga, Konflik Internal Itu Wajar Tapi Tak Mengancam”

Lebih Mudah Masuk Surga Daripada Masuk ASEAN

Zohran Mamdani adalah Pahlawan Kita

Soeharto, Satu-satunya Jenderal TNI Yang 8 Kali Jadi Panglima

Pro-Kontra Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Antara Rekonsiliasi dan Pengkhianatan Reformasi

Kasusnya Tengah Disidik Kejagung, Sugianto Alias Asun Pelaku Illegal Mining Kaltim Diduga Dibacking Oknum Intelijen



live camsNovember 19, 2024 at 12:57 pm
… [Trackback]
[…] Find More to that Topic: zonasatunews.com/nasional/hal-meninggalnya-6enam-anggota-fpi-m-taufiq-kapolri-layak-mundur/ […]
gubetNovember 22, 2024 at 6:12 pm
… [Trackback]
[…] Find More here to that Topic: zonasatunews.com/nasional/hal-meninggalnya-6enam-anggota-fpi-m-taufiq-kapolri-layak-mundur/ […]
Telegram中文版December 25, 2024 at 2:42 pm
… [Trackback]
[…] Info on that Topic: zonasatunews.com/nasional/hal-meninggalnya-6enam-anggota-fpi-m-taufiq-kapolri-layak-mundur/ […]