Imam Muharror: Filosofi Kehilangan

Imam Muharror: Filosofi Kehilangan
Ilustrasi Kehilangan

Oleh: Imam Muharror

Seorang lelaki tua hendak menumpang bis. Saat ia menginjakkan kakinya ke tangga bis, salah satu sepatunya terlepas dan jatuh ke jalan. Lalu pintu segera tertutup dan bus mulai bergerak, sehingga ia tidak bisa memungut sepatu yang terlepas jatuh. Si bapak tua itu dengan tenang melepas sepatunya yang sebelah dan melemparkannya keluar jendela ketika bis belum jauh berjalan.

Saya yang duduk dalam bus melihat kejadian itu, dan bertanya kepada si bapak tua, “Maaf Bapak, dari tadi saya memperhatikan apa yang terjadi. Mengapa Bapak melemparkan sepatu yang sebelah juga ?”

Bapak menjawab, “Supaya siapapun yang menemukan sepatuku bisa memanfaatkannya.”

Jangan mempertahankan sesuatu hanya karena kita ingin memilikinya atau karena kita tidak ingin orang lain memilikinya.

Kita telah dan akan kehilangan banyak hal sepanjang kehidupan. Kehilangan itu awalnya terasa menyedihkan, menyakitkan dan membuat kecewa, tapi itulah keniscayaan, ada yang datang tentu ada yang hilang.

Belajarlah dari kehilangan, sebelum mendapat dan memiliki apa yang kita inginkan. Kehilangan sungguh sesuatu yang menakutkan, dihindari dan dibenci.

Karena kehilangan, manusia harus membangun pagar benteng dan dinding jeruji di sekeliling rumahnya.

Karena kehilangan, manusia harus membayar mahal keamanan dan memelihara herder untuk menjaga rumamahnya.

Karena kehilangan pula, manusia menebar curiga, memata-matai dan melawan hukum kekekalan Tuhan.

Kehilangan menjadikan manusia phobia, karena rasa cinta. Cinta terhadap yang fana dan cinta yang tak semestinya. Cinta sejati itu hanya kepada Yang Maha Kekal.

Manusia terkadang harus kehilangan untuk mengerti arti sebuah kehadiran, kasih sayang, dan kesetiaan.

Kehilangan membuat kita belajar untuk menerima dan mensyukuri dengan apa yang masih kita miliki.

Mendapatkan atau memiliki kemudian kehilangan itu hanya sementara, selama kaki kita masih berpijak di atas bumi. Maka belajarlah melepaskan segala kemelekatan dalam diri, agar rasa ihlash dan kepasrahan itu menjadi solusi terindah, bukan penyesalan yang tak pernah berujung.

Sebaliknya keras hati untuk mempertahankan sesuatu yang tak abadi tidak membuat kita atau dunia menjadi lebih baik. Suatu keadaan dimana kita merasa lebih berhak untuk memiliki dan menguasai, karena ada saatnya kapan kita lebih baik bersama yang lain dan berbagi.

Kita mesti belajar keberanian untuk sebuah kehilangan. Karena tiada badai yang tak berlalu. Tiada pesta yang tak pernah usai. Semua yang ada didunia ini tiada yang abadi.

Semoga kita bisa menjadi “a man of nothing to loose”.

Yogya, Ramadhan 1444

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K

5 Responses

  1. scuba in phuketNovember 15, 2024 at 2:35 am

    … [Trackback]

    […] There you can find 24939 more Information on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/imam-muharror-filosofi-kehilangan/ […]

  2. รวมเกมไพ่ออนไลน์ทุกรูปแบบ ทุนน้อยก็เล่นได้November 18, 2024 at 3:17 pm

    … [Trackback]

    […] Read More on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/imam-muharror-filosofi-kehilangan/ […]

  3. แนะนำ 5 ค่ายเกม สล็อตแตกง่ายNovember 30, 2024 at 6:34 am

    … [Trackback]

    […] Read More Info here to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/imam-muharror-filosofi-kehilangan/ […]

  4. Bowflex revolution home gym priceDecember 15, 2024 at 10:12 am

    … [Trackback]

    […] Read More on on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/imam-muharror-filosofi-kehilangan/ […]

  5. altogelJanuary 20, 2025 at 6:33 am

    … [Trackback]

    […] Here you will find 52551 additional Information to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/imam-muharror-filosofi-kehilangan/ […]

Leave a Reply