ZONASATUNEWS.COM, MADRID – Kelompok-kelompok muslim di Spanyol terhimpun dalam komunitas darimana dia berasal. Ada komunitas Saudi Arabia. Ada komunitas Maroko, ini yang terbesar, masjidnya banyak sekali.
Tetapi ada juga komunitas Spanyol asli, mereka terutama berada di Granada dan Sevilla. Mereka punya yayasan sendiri, punya masjid sendiri, dan mereka merindukan mengembangkan Islam yang rahmatan lil alamin. Islam yang respek terhadap kemajuan sain dan teknologi. Islam yang membawa kemajuan peradaban, sebagaimana leluhur mereka dulu di Andalusia.
Baca juga: Renaissance of Islam, Kajian Ramadhan Bersama Dubes Muhammad Najib (Bagian-1)
“Meskipun tidak ada larangan bagi warga non muslim Spanyol untuk bergabung, karena pendekatan semangat sebagai warga Spanyol yang ingin berpartisipasi untuk memajukan bangsa dan negaranya, maka secara alamiah yang berhimpun disini adalah orang-orang muslim Spanyol yang asli,” ungkap Dubes Muhammad Najib.
Muslim Andalusia dulu meninggalkan jejak-jejak yang membanggakan. Dan itu diakui oleh orang Spanyol sendiri sampai sekarang. Misalnya mereka mengakui orang-orang Spanyol belajar pertanian dari orang-orang Islam atau orang-orang Arab. Pertanian jaman itu yang dikenalkan orang-orang Arab yang menguasai teknologi pertanian, menyebabkan produksi minyak zaitun di kawasan ini meningkat 2-3 kali lipat dari kemampuan orang Spanyol asli.
Selain itu orang-orang Spanyol juga mengakui mereka belajar sain dan teknologi dari orang-orang Islam. Nama-nama besar ilmuwan muslim menjadi buah bibir. Seperti Ibnu Sina, tokoh dalam dunia kedokteran juga sangat terkenal disini. Walaupun Ibnu Sina hidupnya tidak di Spanyol, tetapi di wilayah Baghdad dan sekitarnya.
Nah, karena waktu itu Baghdad sebagai mercusuar dunia Islam di timur, Andalusia dipimpin oleh Bani Umayah yang sama-sama menggunakan bahasa arab, sehingga komunkasi dua pusat peradaban Islam ini menjadi sangat tinggi.
Berkembangnya peradaban Islam di Baghdad ditanai dengan adanya Baitul Hikmah (rumah pengetahuan/university). Baitul Hikmah didirkan oleh Khalifah Harun Alrosyid, dan mencapai puncak keemasannya di jaman Khalifah Al Makmun, putra Harun Al Rosyid.
“Banyak buku sejarah yang menuliskan Baitul Hikmah ini melakukan penerjemahan buku-buku ilmu pengetahuan yang berasal dari Yunani, Persia, China, maupun India. Tetapi saya lebih cenderung mengatakan bahwa, mungkin awalnya memang sebagai pusat penerjemahan, tetapi pada akhirnya berkembang menjadi pusat riset dan pusat pengetahuan,” ungkapnya.
Baitul Hikmah ini boleh dikatakan sebagai rintisan universitas modern. Karena ditempat ini selain dilakukan integrasi ilmu pengetahuan yang tadinya terkotak-kotak, hanya dipahami oleh bangsa tertentu, disini diintegrasikan menjadi ilmu baru yang kemudian diajarkan kepada masyarakat.
Semuanya ditulis dengan baik dan dikirimkan ke Andalusia. Lalu Andalusi sendiri meriplikasi membuat lembaga serupa (Baitul Hikmah), tidak hanya di Cordova yang waktu sebagai ibukotanya, tetapi juga dikota -kota lain seperti Granada, Sevilla, Malaga, dan kota lainnya.
Tukar-menukar pengetahuan, kalau sekarang mungkin seminar, diskusi, dan itu banyak dihadiri ilmuwan-ilmuwan dari Baghdad. Itu terjai tidak hanya dalam ilmu pasti, seperti penemuan angka 0 (nol), meskipun itu tidak murni dari Baghdad. Awalnya dari India, orang-orang Arab melakukan sistematisasi sehingga menjadi cikal bakal lahirnya ilmu matematika modern. Yang dikenal juga dengan istilah Aljabar.
“Pada waktu itu, hal ini merupakan revolusi luar biasa. Karena perhitungan cara Romawi sangat rumit dan sulit dibandingkan dengan angka yang dikenalkan bagsa Arab. Sehingga angka-angka Romawi ditingalkan. Sampai sekarang angka 0-9 itu disini disebutnya sebagai angka Arab,” jelasnya.
Dan disini banyak melahirkan ilmu-ilmu baru termasuk ilmu kedokteran yang dirintis oleh Ibnu Sina, yang dikenal sebagai ilmu kedokteran modern. Bedanya, kedokteran tradisional mengandalkan ilmu dari para tabib secara personal, menggunaan mantra-mantra dari tabib atau dukun.
Ibnu Sina mengenalkan kedokteran modern. Siapa saja yang memenuhi syarat, kalau melakukan proses pengobatan yang mengikuti standar tertentu dan baku yang telah diajarkan, maka dia melakukan pengobatan. Oleh karena itu pengobatan tidak tergantung kepada individu tertentu atau agama tertentu.Ini yang sampai sekarang berkembang.
Ibnu Sina juga merintis berdirinya rumah sakit pertama didunia. Sebelumnya, orang sakit berada dirumah, tabibnya yang datang kerumah pasien. Sejak Ibnu Sina mengenalkan rumah sakit, pasien dirawat dirumah sakit, bisa diobati dan dimonitor 24 jam.Sehingga prose pengobatan lebih pasti dan lebih cepat.
Termasuk juga ilmu musik. Perlu diketahui sekolah musik pertama didunia itu ada di Baghdad. Kemudian diduplikasi di Cordova, dan orang-orang Eropa belajar musik disini. Kalau kita mengenal orkestra yang mengkombinasikan berbagai alat musik, melahirkan irama yang begitu indah, dan bervariasi, itu belajarnya dari umat Islam.
Dan, not (musik) itu pencipta pertama adalah umat Islam, walaupun dalam perkembangannya diperkaya dari para ahli musik yang datang kemudian.
Termasuk budaya kebersihan.Orang Islam mengenal bahwa kebersihan itu sebagaian dari iman.Dulu orang Eropa tidak mengenal mandi membasahi sekujur tubuh.Oleh karena itu sampai sekarang orang Eropa menyebut “turkisbath” atau mandi Turki. Karena mereka biasanya membasuh muka saja. Setelah orang Islam mengenalkan banyak air demi kebersihan, budaya kebersihan ini berlaku sampai sekarang di Eropa. Dulu pada masa kejayaan Islam di Spanyol, air belum masuk kerumah-rumah. Sehingga banyak dibuat fasilitas umum berupa pemandian umum.
“Banyak sekali warisan peradaban Islam khususnya di Spanyol maupun Eropa pada umumnya. Saya bisa pastikan, Renaisance dikawasan Eropa yang membuat orang-orang Eropa maju dan unggul sampai sekarang itu jasa umat Islam. Abad 8 sampai abad 15 M itu di Eropa disebut sebagai masa kegelapan, karena ilmu di monopoli penguasa politik dan penguasa agama (gereja). Rakyat dibiarkan bodoh, sehingga masa itu disebut masa kegelapan,” ujarnya.
Sementara umat Islam sudah mengalami kemajuan yang luar biasa seperti yang diceritakan diatas. Jasa umat Islam mengajarkan kepada merekalah, sehingga mereka bisa maju seperti sekarang.
Untuk memberikan pijakan yang kuat maka saya akan mengutip beberapa ayat. Q.S Ali Imron 110. Allah menegaskan bahwa Allah telah memilih umat Islam sebagai uamt terbaik. Mengajak kepada kebaikan dan mencegah kepada kemungkaran. Cara mengajaknya ini harus dengan cara yang baik. Tidak dengan marah-marah, tidak dengan mengolok-olok orang, tidak juga dengan mengancam-ancam orang. Cara mengajak ini yang disebut dengan dakwah. Kata dakwah itu berarti mengajak, bukan memaksa. Umat Islam dilarang memaksa orang lain.
Bersambung
EDITOR: REYNA
Related Posts

AS Tolak Peran Hamas dan UNRWA di Gaza, Blokade Bantuan Israel Berlanjut

Pemerintahan Trump akan membuka suaka margasatwa Alaska untuk pengeboran

Akankah pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir memberdayakan Afrika atau justru memperkuat ketergantungan pada negara asing?

‘Pembersihan etnis pelan-pelan:’ Setelah gencatan senjata Gaza, eskalasi Israel bergeser ke Tepi Barat

Putusan HAMAS: ICJ menegaskan Israel melakukan genosida, menolak legalisasi permukiman

Laporan: Amazon berencana mengganti pekerja dengan robot

Penjelasan – Mungkinkah inovasi digital membentuk masa depan layanan kesehatan di Afrika?

Kecerdasan buatan akan menghasilkan data 1.000 kali lebih banyak dibandingkan manusia

Serangan Israel menewaskan 42 orang di Gaza karena kedua belah pihak mengatakan pihak lain melanggar gencatan senjata

Iran, Rusia, dan Tiongkok mengirim surat ke PBB yang menyatakan kesepakatan nuklir dengan Teheran telah berakhir



Renaisance of Islam, Kajian Ramadhan Bersama Dubes Muhammad Najib (Bagian-3,Tamat) - Berita TerbaruApril 20, 2022 at 7:26 am
[…] Baca Juga: Renaisance of Islam, Kajian Ramadhan Bersama Dubes Muhammad Najib (Bagian-2) […]
Jaxx LibertyNovember 15, 2024 at 6:06 pm
… [Trackback]
[…] Find More Information here to that Topic: zonasatunews.com/internasional/renaisance-islam-kajian-ramadhan-bersama-dubes-muhammad-najib-bagian-2/ […]