Rihlah Peradaban, Perjalanan Penuh Makna Di Turki Dan Spanyol (Seri-16): Madinat az-Zahra

Rihlah Peradaban, Perjalanan Penuh Makna Di Turki Dan Spanyol (Seri-16): Madinat az-Zahra
Madinat az-Zahra. (www.viator.com)

Tulisan berseri ini diambil dari buku menarik berjudul “Rihlah Peradaban, Perjalanan Penuh Makna di Turki dan Spanyol” yang ditulis oleh Biyanto, Syamsudin, dan Siti Agustini. Ketiganya adalah fungsionaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur.

Buku ini mengisahkan perjalanan di Turki dan Spanyol, dua tempat yang penuh dengan memori kejayaan Islam dimasa lalu. Buku ini sangat menarik. Selamat mengikuti serial ini.

Cover buku Rihlah Peradaban: Perjalanan Bermakna di Turki dan Spanyol

SERI-16

Perjalanan menuju markas Junta Islamica cukup mengasyikkan. Selama kurang lebih 2 jam perjalanan bus, rombongan disuguhi hamparan hijau di kanan dan kiri jalan. Itulah hamparan kebun pohon zaitun. Ada lagi suguhan yang amat menarik, dua situs Islam yang dahsyat, yaitu Madinat az-Zahrah dan Istana al-Mudawwar.

1.Madinat az-Zahra

Madinat az-Zahra adalah kota yang dibangun atas perintah Khalifah Abdurraman III, untuk menunjukkan kemegahan kekhalifahannya kepada dunia. Letaknya strategis di kaki gunung Sierra Morena dan jauh dari kota Cordoba.

Madinat az-Zahra berarti kota cahaya. Namun kota kebanggan bani Umayyah ini pada akhirnya dihancurkan oleh dinasti al-Muwahhidun, bertahun-tahun setelah mengalami zaman keemasannya. Tahun-tahun belakangan ini, situs Madinat az-Zahra dalam rekonstruksi oleh pemerintah Spanyol.

Guna mengungkap kepada dunia moderen semua kehebatan yang dimiliki pada zamannya. Situs monumental tersebut telah dinyatakan sebagai aset budaya dan warisan dunia oleh UNESCO.

Untuk mengetahui sejarah Madinat az-Zahra, seseorang harus kembali ke abad VIII, ketika Dinasti Umayyah diusir dari kekhalifahan Damaskus. Abdurraman ad-Dakhil adalah salah satu pangeran Dinasti Umayyah yang melarikan diri ke al-Ándalusia.

Selanjutnya ia mendirikan Emirat Cordoba. Bertahun-tahun kemudian, penggantinya Abdurrahman III memproklamirkan Khalifah Cordoba dan memutuskan untuk membangun Madinat az- Zahra pada tahun 936. Sebuah kota yang megah guna mengekspos kekuasaan kekhalifahannya kepada dunia luar.

Baca Juga:

Setelah kematian khalifah al-Manshur Billah pada tahun 1002, serangkaian perang saudara terjadi berturut-turut. Perang ini berakhir pada 1031 ketika Kekhalifahan Umayyah berakhir. Madinat az-Zahra terkena penjarahan terus-menerus sampai beberapa tahun kemudian dihancurkan oleh Dinasti alMuwahhidun.

Berlalunya waktu menyebabkan sejarah dan asal usul situs tersebut terhapus. Selama beberapa abad diyakini bahwa sisa-sisa arkeologi berasal dari Romawi. Baru di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 berbagai penyelidikan memastikan bahwa situs yang ada di kaki gunung Sierra Morena adalah Madinat az- Zahra, kota yang dibangun oleh Khalifah Abdurrahman III.

Madinat az-Zahra. (www.viator.com)

Kota Khalifah ini terdiri dari beberapa wilayah yang berbeda antara satu dengan lainnya. Perangkat arsitektoniknya luar biasa.

Ditelantarkannya bangunan tersebut setelah kehancurannya merupakan keberuntungan arkeologsis, yaitu karena tidak dibangun gedung di atasnya, seperti banyak monumen lain dari era yang berbeda di Cordoba. Sisa-sisanya masih utuh mampu menceritakan kisah tentang peristiwa sebenarnya yang terjadi ada di sana.

Obyek-obyek penting yang patut diperhatikan saat berkunjung ke Madinat az-Zahra, adalah gapura agung istana, masjid Jami’, gedung basilika atau barak tentara yang kondisinya masih baik.

Di area yang lebih rendah terdapat kaputren, yang di dalamnya terdapat kolam pemandian serta kamar-kamar indah dan mewah. Di tengah Madinah az-Zahrah adalah rumah khalifah.

Fakta-fakta ini menunjukkan gambaran harmoni kehidupan yang terjadi. Di zona paling timur kota adalah Serambi Agung. Inilah pintu masuk semua tamu yang akan diterima Khalifah. Sebuah pintu berukuran besar, panjangnya 111 meter dan tinggi 9,46 meter.

Pintu Utara Madinat az-Zahra, seperti namanya, ia terletak di tembok sisi utara kota. Ini bukan akses yang akan digunakan oleh kerabat kerajaan, jadi dekorasinya agak buruk. Yang diketahui tentang pintu masuk ini adalah di posisinya yang memiliki sistem pintu ganda untuk meningkatkan keamanan dan dijaga oleh penjaga.

Baca Juga:

Masjid al-Jami’ terletak di bagian timur Madinat az-Zahra, di luar pagar tembok. Masjid ini adalah salah satu bagian kota yang kondisi konservasinya buruk. Yang bisa diapresiasi adalah orientasi, dimensi, dan perbedaan ruangan dalam masjid. Mihrab tempat imam shalat sempurna ke arah Makkah, tidak seperti mihrab masjid Cordoba yang berorientasi ke arah tenggara.

Hal ini menunjukkan sudah ada kemajuan pengetahuan tentang astronomi. Pembuatan mihrabnya berdasarkan ilmu pengetahuan, tidak mengacu pada masjid yang telah ada sebelumnya di Cordoba. Luas Masjid al-Jami’ di Madinat az-Zahra adalah panjang 25 meter dan lebar 18 meter. Di sebelahnya ada cungkup untuk wudhu. Tidak jauh dari lokasi itu terdapat menara untuk kumandangkan azan.

BERSAMBUNG

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K

4 Responses

  1. Diyala/baqubah/university/universalNovember 14, 2024 at 11:01 pm

    … [Trackback]

    […] Find More here to that Topic: zonasatunews.com/internasional/rihlah-peradaban-perjalanan-penuh-makna-di-turki-dan-spanyol-seri-16-madinat-az-zahra/ […]

  2. cam modelsNovember 19, 2024 at 4:24 am

    … [Trackback]

    […] Here you can find 55862 more Information on that Topic: zonasatunews.com/internasional/rihlah-peradaban-perjalanan-penuh-makna-di-turki-dan-spanyol-seri-16-madinat-az-zahra/ […]

  3. ทดลองเล่นสล็อต pgJanuary 8, 2025 at 9:54 am

    … [Trackback]

    […] Find More on on that Topic: zonasatunews.com/internasional/rihlah-peradaban-perjalanan-penuh-makna-di-turki-dan-spanyol-seri-16-madinat-az-zahra/ […]

  4. altogelJanuary 19, 2025 at 9:47 pm

    … [Trackback]

    […] Read More to that Topic: zonasatunews.com/internasional/rihlah-peradaban-perjalanan-penuh-makna-di-turki-dan-spanyol-seri-16-madinat-az-zahra/ […]

Leave a Reply