Oleh : IskandarTanjung
Disaat pesta pilkada diujung mata, sebagaimana lazimnya kekuasaan kepala daerah adalah mesin ATM bagi partai pendukungnya
Namun, pada pilkada 2020 sulit bagi pasangan calon kepala daerah yang didukung PDIP bisa menang, kecuali mereka menggunakan “pola”: 50+9=509
Ada 4 (empat) blunder besar yang dilakukan oleh PDIP
Pertama, propaganda Ketua Umum PDIP, Megawati, yang ingin “memakarkan” Pancasila melalui Trisila dan Ekasila
Kedua, inisiasi F-PDIP mengenai RUU HIP yang di pimpin oleh Ribka Tjiptaning anak dari tokoh PKI, yang kemudian diganti oleh Rieke
Ketiga, tudingan petinggi PDIP, Puan Maharani yang juga Ketua DPR RI tentang Sumbar “tidak” Pancasilais pernyataan tersebut mengusik harkat Urang Minang se dunia
Keempat, terbukanya topeng Arteria Dahlan, anggota DPR RI dari PDIP, yang ternyata kakeknya Pendiri partai komunis atau PKI di Sumbar
Keempat blunder tersebut membangkitkan amarah rakyat Indonesia termasuk mereka yang pendukung PDIP karena mereka merasa ditipu mentah-mentah oleh “gerombolan” Megawati cs
Apabila di pilkada yang digelar 9 Desember 2020 nanti para calon kepala daerah yang diusung oleh PDIP berguguran, maka itu pertanda partai kepala banteng akan terkubur
Celakanya, bila anak, mantu, ipar, dan besan Jokowi turut tersungkur, maka Si Petugas Partai Jokowi akan mengalami hal “sangat mengerikan”
Ada eskalasi potensi amuk rakyat tidak dapat lagi ditolerir untuk membuat Jokowi pulang kandang ke Solo
TNI yang selama ini diandalkan khususnya Angkatan Darat sudah sulit dikendalikan oleh Jokowi
Berkaca pada pilpres 2019, di semua TPS yang ada di kesatrian pasukan TNI termasuk kesatrian Kopassus dan Paspampres, Jokowi kalah telak
Kekalahan Jokowi di TPS-TPS di semua kesatrian TNI merupakan sinyal bahwa keluarga besar TNI tidak pro Jokowi
Ini sesuatu yang sangat berbahaya karena “musuh” Jokowi kini ada disekitarnya
Empat blunder PDIP tersebut diatas merupakan BOM WAKTU yang memiliki daya ledak yang tinggi
Begitu pun kehadiran Jenderal Purnawirawan Gatot Nurmatyo mantan Panglima TNI yang bergabung di Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia, KAMI: tidak bisa diremehkan!
Gatot kini “ibarat” yang memegang Detonator Bom Waktu, kapan Bom Waktu itu diledakan tergantung kapan Gatot “mencabut” detonator tersebut
However, bumi pertiwi bukan tempat yang tepat buat paham komunis!
EDITOR : SEYANEGARA
Related Posts
Pengaduan Masyarakat atas Dugaan Korupsi Kereta Cepat Jakarta Bandung: KPK Wajib Usut Tuntas
Daniel M Rosyid: Reformasi Pendidikan
Budaya Kita Perwakilan Musyawarah, Mengapa Pilpres Mesti One Man One Vote
Keseimbangan Sistemik: Membaca Kritik Ferri Latuhihin Kepada Purbaya
Quo Vadis Kampus Era Prabowo
Habib Umar Alhamid: Prabowo Berhasil Menyakinkan Dunia untuk Perdamaian Palestina
Api di Ujung Agustus (Seri 29) – Jejak Operasi Tersembunyi
Api di Ujung Agustus (Seri 28) – Jantung Garuda Di Istana
Api di Ujung Agustus (Seri 27) – Jalur Rahasia Wiratmaja
Kelemahan Jokowi
รับทำ BacklinkOctober 23, 2024 at 12:56 pm
… [Trackback]
[…] Info to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/iskandartanjung-gatot-nurmantyo-detonator-bom-waktu/ […]
naked women camsNovember 20, 2024 at 8:30 am
… [Trackback]
[…] Find More Info here on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/iskandartanjung-gatot-nurmantyo-detonator-bom-waktu/ […]
cinema ruleDecember 29, 2024 at 10:21 am
… [Trackback]
[…] Read More Info here to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/iskandartanjung-gatot-nurmantyo-detonator-bom-waktu/ […]