Oleh : Budi Puryanto
Mungkin banyak orang yang jengkel dengan Bung Luhut. Ya, Luhut Binsar Panjaitan. Saat ini menjabat Menko Kemaritiman dan Investasi. Juga menjabat Menteri Perhubungan ad interim. Menhub Budi Karya sedang menjalani isolasi dan perawatan akibat inveksi virus corona.
Jengkel, misalnya saat dia menyebut yang meninggal karena corona gak sampai 500 orang, sementara penduduk Indonesia 270 juta. Ah, itu jumlah yang kecil. Berapa prosentasenya? Lalu dia minta bandingkan dengan AS. Dengan penduduk diatas Indonesia sedikit, berapa yang meninggal? Ada 22.000 orang. Jauh kan dibanding AS.
Luhut menolak :
1.Penghentian KRL jalur Depok- Bogor
2.Penghentian bus Antar Kota Antar Propinsi di Jakarta
3. Penghentian OJOL bawa penumpang
Sebaliknya, Luhut akan segera menggenjot wisatawan dari China, Jepang dan Korsel. Wisatan? Mana ada wisatawan yang berani keluyuran dizaman pandemi corona?
Mungkin isu wisatawan itu hanya kedok. Yang sesungguhnya mau disasar adalah TKA China. Agar mereka segera bisa masuk ke Indonesia. Toh mereka sudah dibuatkan payung hukum agar legal. Dengan alasan mereka bekerja disektor industri strategis?
Apakah tidak berbahaya para “wisatawan” itu? Misalnya dikhawatirkan membawa dan menyebarkan virus corona? Ini jalan corona namanya. Mengkhawatirkan dan membatasi kontak penularan. Lha ini malah pingin undang wisatawan asing atau TKA asing.
Saya amati memang jalan Luhut beda. Dia pilih tempuh jalan ekonomi investasi.Prinsipnya ekonomi tidak boleh lumpuh. Apalagi mati. Investasi harus terus jalan.Yang menghalangi? Tahu sendiri akibatnya.
Infrastruktur terus dijalankan. Proyek pindah ibukota tak boleh mati suri. Karena proyek itu seperti “tukar guling” setelah proyek Reklamsi Teluk Jakarta dihentikan oleh Anies Baswedan. Investor rugi. Minta ganti uang, gak mungkin. Ganti proyek.Ya sudah, bim salabim…jadilah proyek baru yang lebih besar. Membuat ibukota baru.Di Kalimanran. Yang sekarang masih hutan belantara.
Saya jadi ingat Raden Wijaya yang mulai membangun kerajaan Majapahit ditengah hutan Tarik. Juga Sutawijaya yang membangun kerajaan Mattaram ditengah hutan Mentaok. Keduanya sukses dan jadi raja besar.
Jalan Luhut memang bukan jalan corona, tapi jalan investasi. Keduanya tak bisa digabungkan. Jalan corona menghendaki pembatasan. Jalan investasi nenghendaki kelonggaran.
Tapi coba dipikir dengan jernih, dimana salahnya Bung Luhut sebagai Menko yang ngurusi investasi.l? Kalau dia selalu bicara investasi, investasi, investasi. Apa salah? Au aah gelap.
Editor : Setyanegara
Related Posts
Pengaduan Masyarakat atas Dugaan Korupsi Kereta Cepat Jakarta Bandung: KPK Wajib Usut Tuntas
Daniel M Rosyid: Reformasi Pendidikan
Budaya Kita Perwakilan Musyawarah, Mengapa Pilpres Mesti One Man One Vote
Keseimbangan Sistemik: Membaca Kritik Ferri Latuhihin Kepada Purbaya
Quo Vadis Kampus Era Prabowo
Habib Umar Alhamid: Prabowo Berhasil Menyakinkan Dunia untuk Perdamaian Palestina
Api di Ujung Agustus (Seri 29) – Jejak Operasi Tersembunyi
Api di Ujung Agustus (Seri 28) – Jantung Garuda Di Istana
Api di Ujung Agustus (Seri 27) – Jalur Rahasia Wiratmaja
Kelemahan Jokowi
buôn bán ngườiOctober 15, 2024 at 1:00 pm
… [Trackback]
[…] Here you can find 18899 additional Information to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/jalan-luhut-bukan-jalan-corona/ […]
แทงบอลออนไลน์เกาหลีJanuary 22, 2025 at 9:42 am
… [Trackback]
[…] There you can find 24556 more Information to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/jalan-luhut-bukan-jalan-corona/ […]
Lsm99betFebruary 8, 2025 at 7:50 am
… [Trackback]
[…] Read More Info here on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/jalan-luhut-bukan-jalan-corona/ […]