Oleh: Isa Ansori, Akademisi dan Kolumnis
Jokowi boleh dibilang sebagai orang yang paling mendapatkan tekanan hari hari ini, betapa tidak pernyataannya yang seharusnya mendapatkan dukungan dari koalisi pemerintahan yang dia bangun selama ini, justru mendapatkan perlawanan dari koalisinya. Larangan bukber pejabat ASN dan akan hadirnya timnas Israel ke Indonesia dalam rangka Piala Dunia U – 20 mendapatkan perlawanan dari NasDem dan PDIP.
Bukber Nasdem yang juga tidak hanya dihadiri oleh partai yang tergabung dalam koalisi perubahan, tapi hadirnya Airlangga Hartarto, Ketua Umum Golkar dan Rusli Efendi, Wakil Ketua Umum PPP menunjukkan makin rapuhnya legitimasi Jokowi. Acara buka bersamanya sendiri juga menunjukkan sikap perlawanan terhadap himbauan Jokowi yang melarang pejabat pemerintah melaksanakan buka bersama. Kehadiran Golkar dan PPP juga menjadi sinyal mengapa nama Koalisi Perubahan berubah menjadi Koalisi Perubahan untuk Persatuan.
Perlawanan lain adalah dilakukan oleh PDIP, dengan dalih bahwa konsistensi terhadap politik luar negeri dan meneruskan perjuangan Bung Karno, yang anti penjajahan, tiba – tiba secara organisatoris PDIP menolak kedatangan timnas Israel yang akan berlaga di Piala Dunia U – 20 di Indonesia. Tentu saja pemerintah kelabakan dengan sikap penolakan PDIP ini. Acara yang sudah dipersiapkan beberapa lama dan melalui proses berliku, seolah akan hilang semua akibat sikap penolakan yang katanya bertentangan dengan kebijakan FIFA. Jokowi pun perlu turun tangan mencari jalan tengah.
Sikap NasDem dan PDIP tentu tak bisa dianggap sebagai sikap yang biasa, ini menunjukkan bahwa keduanya sebagai partai memang punya prinsip yang harus dilakukan, sehingga tak boleh siapapun untuk mengintervensi kendati itu presiden Jokowi. Apalagi Jokowi didalam PDIP hanyalah seorang petugas partai.
Mulai hilangnya legitimasi ini, tentu banyak dipicu oleh salah kelola kebijakan yang membuat rakyat semakin tak percaya. Kebijakan Jokowi yang memanjakan Oligarki dan China, janji – janji politik yang tidak terwujud dan disinyalir banyak kebohongan yang dilakukan, disahkannya UU Cipta Kerja ( Omnibus Law), salah kelola pajak bahkan yang terakhir di kementerian keuangan yang dipimpin oleh Sri Mulyani diduga ada transaksi illegal sejumlah 349 yang ini kemudian Mahfud MD berang dan melakukan perang terbuka kepada siapapun yang mencoba melawan dan menghadangnya untuk membuka kasus ini.
Sikap Mahfud ini tentu tak bisa dianggap sebagai sikap biasa, seperti yang terjadi pada kasus Ferdi Sambo di institusi kepolisian, Bagaimana Mahfud mampu meningkatkan kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian setelah berada pada titik nadirnya akibat perbuatan geng Sambo yang menyeret para petinggi Polri. Hal yang sama yang terjadi pada kasus transaksi ilegal yang dilaporkan PPATK, Mahfud sedang berusaha melempar dua peluru, yang pertama akan membongkar transaksi illegal nya dan yang kedua ingin mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah terutama kepada kementerian keuangan, apalagi setelah adanya tagar jangan mau membayar pajak.
Mahfud bagi Jokowi hari – hari ini bak seorang malaikat yang menyelamatkan Jokowi, Mahfud mampu berbuat tepat waktu dan momentumnya juga pas. Terlepas dari apa yang dilakukan oleh Mahfud ini, tapi ada sinyal yang bisa di tangkap oleh publik bahwa saat ini, Jokowi dan pemerintahan sudah mulai kehilangan legitimasi.
Kehilangan legitimasi ini juga semakin diperparah oleh sambutan publik terhadap Anies yang mulai mendapatkan simpati dan menjadi harapan masyarakat. Fenomena Anies ini tentu mengingatkan pengalaman Jokowi di tahun 2014. Bagi Jokowi, fenomena Anies saat ini, akan menjadi bayangan kelam masa depannya.
Sambutan meriah terhadap Anies di Jawa Timur, Surabaya dan Madura, adalah awal titik kepanikan Jokowi. Jawa Timur, Surabaya tak bisa dianggap lagi sebagai kandang banteng, begitu juga dengan Madura, tak bisa dianggap lagi sebagai basis Prabowo yang menjadi harapan Jokowi. Apalagi juga sikap Megawati yang juga tak kunjung pasti siapa yang akan menjadi capres dan cawapres PDIP.
Dinamika pergerakan politik yang tanda – tandanya mulai menjauh dari campur tangan istana dan Jokowi, ini menunjukkan bahwa kedigdayaan Jokowi sebagaimana beberapa waktu sebelumnya yang banyak mengintervensi partai dan mengendorce capres tertentu, kini sepertinya sudah mulai meluntur, Jokowi harus memastikan siapa yang akan bisa diharapkan menjamin masa depannya ditengah keterpurukan legitimasi saat ini. Jokowi hanya bisa berharap pada Prabowo yang saat ini sedang diajari Jokowi sang guru terbaiknya, bagaimana menjalani perilaku hidup timbul dan tengelam bersama rakyat.
Malang , 29 Maret 2023
EDITOR: REYNA
Related Posts
Budaya Kita Perwakilan Musyawarah, Mengapa Pilpres Mesti One Man One Vote
Keseimbangan Sistemik: Membaca Kritik Ferri Latuhihin Kepada Purbaya
Quo Vadis Kampus Era Prabowo
Habib Umar Alhamid: Prabowo Berhasil Menyakinkan Dunia untuk Perdamaian Palestina
Api di Ujung Agustus (Seri 29) – Jejak Operasi Tersembunyi
Api di Ujung Agustus (Seri 28) – Jantung Garuda Di Istana
Api di Ujung Agustus (Seri 27) – Jalur Rahasia Wiratmaja
Kelemahan Jokowi
Api di Ujung Agustus (Seri 26) – Bayangan Dalam Istana
Tanah Yang Diwariskan Nabi Ibrahim Pada Anak-anaknya Dan Tanah Hak Suku Filistin (Palestin) Dalam Ayat-ayat Taurat
valium 5mg para que sirveNovember 13, 2024 at 12:54 pm
… [Trackback]
[…] Read More Information here on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/jokowi-mulai-kehilangan-legitimasi/ […]
diamond price calculatorNovember 19, 2024 at 1:26 am
… [Trackback]
[…] Find More here on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/jokowi-mulai-kehilangan-legitimasi/ […]
original siteJanuary 5, 2025 at 5:06 am
… [Trackback]
[…] Read More Info here on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/jokowi-mulai-kehilangan-legitimasi/ […]
โคมโรงงานJanuary 28, 2025 at 2:53 pm
… [Trackback]
[…] Find More on to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/jokowi-mulai-kehilangan-legitimasi/ […]
let's chatFebruary 5, 2025 at 3:47 am
… [Trackback]
[…] Information to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/jokowi-mulai-kehilangan-legitimasi/ […]