ZONASATUNEWS.COM, JAKARTA – Jubir Blok Politik Pelajar (BPP), Delpedro Marhaen menyayangkan kasus pengeroyokan terhadap Ade Armado, dalam aksi demo mahasiswa tanggal 11 April 2022
“Saya menyayangkan, tetapi kalau untuk simpati, nanti dulu deh,” kata Delpedro. Pedro tidak membenarkan sikap kekerasan, karena dia tetap menggunakan perspektif humanisme
“Apa yang diterima oleh Ade Armando, dia bukan sebagai korban tindak kekerasan. Tetapi sebagai korban ekspresi publik,” kata Delpedro,melalui channel youtube Refly Harun.
Kalau korban tindak kekerasan dilakukan oleh pihak negara atau aparat keamanan, dia menjelaskan.
Delpedro Marhaen mengajak publik lebih jeli dan dalam melihat kasus pengeroyokan yang terjadi pada Ade Armando tidak serta merta terjadi tindak kekerasan begitu saja.
Delpedro Marhaen memandang bahwa pengeroyokan tersebut bermula dari tindakan Ade Armando lewat tulisan dan perkataan di media sosialnya yang kerap memancing emosi publik.
Diketahui Delpedro Marhaen merupakan Juru Bicara Blok Politik Pelajar (BPP) dan seorang aktivis yang sempat mengajak Ade Armando berdebat imbas cuitan Ade yang menyinggung kepintaran BEM UI.
Lebih jauh, Delpedro Marhaen mengatakan peristiwa kekerasan tersebut merupakan gambaran sosok Ade Armando sebagai musuh publik/public enemy.
“Dan yang paling utama adalah bahwa ini menandakan bahwa sebenarnya dia menjadi publik enemy. Dan dia menjadi public enemy dan itulah dampak yang dia terima,” ungkap Delpedro.
Delpedro Marhaen menilai pengeroyokan tersebut sebagai tanda kemarahan massa aksi 11 April atas sejumlah kontroversi yang dilakukan Ade Armando namun tak sekalipun tak terjerat proses hukum.
“Yang perlu dicatat dan digaris bawahi, adalah tindakan seperti itu terjadi karena jalur hukum yang telah diupayakan oleh berbagai pihak yang merasa tersinggung atau merasa haknya terganggu oleh perbuatan Pak Ade Armando melaporkan dan memproses hukum beliau,” tegas Delpedro.
“Tetapi karena jalur hukum tidak bisa menyentuh dia, dia salah satu pendukung lingkar kekuasaan, sehingga jalur hukumnya tidak dapat menyentuh sehingga dia bisa bebas,” sambungnya.
Sebab massa aksi tak dapat menahan kekesalannya terhadap Ade Armando, polisi pun saat aksi 11 April melihat hal tersebut langsung mengamankan Ade yang sudah dalam keadaan ditelanjangi dan dikeroyok.
Namun, Delpedro Marhein tetap tak membenarkan aksi kekerasan terhadap Ade Armando yang dilakukan oleh massa demo 11 April kemarin.
Bagi Delpedro Marhein meski memiliki perbedaan pendapat namun kurang tepat apabila harus diselesaikan dengan tindak kekerasan untuk melawan pendapat lainnya.
“Walaupun dalam hal berbeda pendapat, pandangan politik, dan sempat berseteru, beliau juga memiliki pandangan ideologi yang berbeda, dan beliau juga sering menjadi kontroversi. Tapi kami mengecam atau tidak sepakat dengan atas peristiwa kekerasan yang dialami beliau,” jelas Delpedro.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Soeharto, Satu-satunya Jenderal TNI Yang 8 Kali Jadi Panglima

Pro-Kontra Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Antara Rekonsiliasi dan Pengkhianatan Reformasi

Kasusnya Tengah Disidik Kejagung, Sugianto Alias Asun Pelaku Illegal Mining Kaltim Diduga Dibacking Oknum Intelijen

Habib Umar Alhamid: Waspada, Ombak dan Badai Bisa Menerpa Pemuda-Pemudi Indonesia

Novel “Imperium Tiga Samudra” (Seri 2) – Langit di Atas Guam

OKI mendesak Dewan Keamanan untuk mendukung keanggotaan penuh Palestina di PBB

Jokowi, Pratikno dan Prabowo Bisa Terbakar Bersama – sama

Pongah Jadi Menko Tiga Kali

Jihad Konstitusi Kembali ke UUD 18/8/1945

Yahya Zaini Dukung Konsep “School Kitchen” Untuk MBG Yang Aman dan Dekat Anak



NonameautoFebruary 6, 2025 at 2:18 pm
… [Trackback]
[…] Information on that Topic: zonasatunews.com/nasional/jubir-bpp-delpedro-marhaen-ade-armando-bukan-sebagai-korban-tindak-kekerasan-tetapi-sebagai-korban-ekspresi-publik/ […]
รับเขียนแบบบ้านFebruary 6, 2025 at 2:34 pm
… [Trackback]
[…] Find More to that Topic: zonasatunews.com/nasional/jubir-bpp-delpedro-marhaen-ade-armando-bukan-sebagai-korban-tindak-kekerasan-tetapi-sebagai-korban-ekspresi-publik/ […]