Oleh: Muhammad Chirzin
Selasa, 2 Desember 2025, aktivis Forum Tanah Air (FTA) sekaligus Forum Kebangsaan DIY (FK-DIY), dan entah jaringan-jaringan apa yang lainnya, mbak Iskundarti Adnan Mansyur menyapa, “Sugeng ndalu Prof, mbenjang enjang dr. Tifa ada acara seminar di UIN njih? Pagi jam 09.00. Sekalian njih Prof, besuk ba’da ashar FK ada pertemuan di rumah Ustadz Jahdan, sampun katuran rawuh menopo dereng? Kalau belum ini saya sampaikan sekalian. Ba’da ashar hingga pukul 20.00. Pertemuan kaliyan dr. Tifa.
Segera saya balas, “Belum dapat info mbak Iskun. Insyaallah ba’da ashar bisa, tapi maghrib sd isya ada jadwal pengajian rutin di Masjid Mataram Kotagede. Rabu kemarin saya pamit, dan Rabu depan insyaallah juga akan pamit. Rabu hari ini gak tega pamit.
Menjelang ashar Ustadz Jahdan japri, “Semoga bisa hadir sore bincang2 dg dr Tifa, Rabu 3 Des 2025 jam 15.00 sd 20.00 di lt 1 pojok.” “Insyaallah Ustadz Jahdan, mtr nwn.” Habis shalat ashar saya segera otw ke sana.
Telah hadir puluhan aktivis Jogja dari berbagai elemen, laki-laki maupun perempuan. Usai menghirup teh dan mencicipi jenang sungsum, mbak Iskundarti membuka pertemuan dengan resmi, lalu memberikan kesempatan sepenuhnya kepada Bu Dokter Tifa. Kami sangat antusias untuk mengikutinya.
Beliau bersyukur kepada Allah Swt dan terima kasih kepada semua atas silaturahmi di sore ini secara dadakan, karena biasanya kalau direncanakan malah
“Sesungguhnya masalah Ijazah Jokowi sudah selesai, karena kami bertiga, RRT, telah menuliskannya di buku Jokowi’s White Paper, dan buku tersebut sudah tersebar luas di dalam negeri sampai di luar negeri, hingga di Gedung PBB. Jadi, sudah tidak relevan lagi untuk mentersangkakan kami. Lagi pula, sesungguhnya yang dilaporkan kepada Polisi adalah “peristiwa”, seharusnya yang dinterogasi ya peristiwanya, tapi mengapa jadi kami yang diinterogasi?”
“Ketua Harian PSI, Ahmad Ali, mantan petinggi Partai Nasdem pernah menyatakan, bahwa Pak Joko Widodo akan istirahat sampai dengan tahun 2027, untuk memulihkan kesehatannya. Maka, saya menyarankan, sebaiknya Pak Jokowi ke luar negeri untuk berobat, hingga sembuh total.”
“Dalam persidangan terakhir atas kami bertiga pada bulan November kemarin, telah ada tanda-tanda kuat bahwa kami akan ditahan pada sore hari itu. Mak-mak yang tidak kurang dari 200an orang siap bertahan di tempat bila Bu Dokter Tifa tidak pulang. Tampaknya persidangan kemarin itu dipantau dari Istana Negara, dan Pak Prabowo tidak mengijinkan kami ditahan.”
“Kami bertiga kena sanksi untuk melapor tujuh hari satu kali, dan cekal bepergian selama 20 hari. Semula kami punya rencana pergi ke Singapura bulan Desember ini, untuk melacak jejak pendidikan Gibran dan bertemu dengan teman-teman yang sudah siap di sana. Bila sangu cukup, dari sana kami akan sekalian ke UK. Buru-buru kami dapat tambahan waktu cekal selama enam bulan.”
Dokter Tifa menyatakan tidak akan menjawab pertanyaan-pertanyaan penyidik sebelum Ijazah Jokowi ditunjukkan kepadanya dalam persidangan.
Dalam pertemuan kemarin sore Ketua Forum Kebangsaan DIY sempat mengajukan pertanyaan tentang sidang di KIP. Penulis menyampaikan rekaman tuntutan Forum Purnawirawan Prajurit TNI (FPP-TNI) dalam deklarasinya beberapa waktu yang lalu, dan tuntutan Rakyat pada umumnya, yaitu: (1) adili Jokowi; (2) makzulkan Gibran; (3) ganti Kapolri.
Tuntutan ketiga tersebut sangat relevan dengan keputusan Presiden RI membentuk Komisi Percepatan Reformasi Polri yang diketuai oleh Prof. Jimly Asshiddiqie.
FTA (Forum Tanah Air) menyatakan secara tertulis, sangat menyayangkan Kapolri menjadi anggota Komisi Percepatan Reformasi tersebut, yang notabene lembaga dialah yang akan direformasi. Itu jauh panggang dari api.
Dokter Tifa menutup diskusi sesi pertama ketika adzan maghrib berkumandang. Ustadz Basrowi, Prambanan, undur diri dari majelis, sekembali dari menghadiri Reuni 212 di Monas, dan belum sempat pulang ke rumah. Penulis bergeser ke Masjid Mataram Kotagede Yogyakarta untuk mengisi kajian Tafsir Al-Quran rutin yang sudah berlangsung lebih dari 10 tahun, sekaligus mengabarkan oleh-oleh bincang-bincang dengan Dokter Tifa dkk.
Selamat berjuang!
EDITOR: REYNA
Related Posts

Saatnya Menegaskan Arah, Membongkar Simpang Siur Kekuasaan SDA

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (10): Warisan Stabilitas Makro dan Fondasi Ekonomi Jangka Panjang

Daniel M Rosyid: Bencana Dan Riba Politik

Bandara IMIP Morowali : Antara Hilirisasi, Kedaulatan, dan Arah Baru Politik Pengawasan Negara

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (9): Stabilitas Keamanan dan Modernisasi Militer Indonesia

Membunuh Teman Sendiri Sambil Tertawa.

Daniel M Rosyid: Islam Politik

Konflik Di PBNU Diliput Media Asing

Sri Radjasa, Ketahanan Energi, Dan Pertahanan Negara (4-Tamat): Menata Ulang Ketahanan Energi Nasional

Sri Radjasa, Ketahanan Energi, Dan Pertahanan Negara (3): Tambang Dan Regulasi Yang Lemah


No Responses