JOMBANG – Hancurnya demokrasi di Indonesia membuat kalangan revolusioner untuk bergerak dalam gagasan penyatuan kaum revolusioner di Jombang, yang berupaya menjaga kedaulatan rakyat. Hal ini disebabkan oleh adanya kemarahan terhadap absolutisme Presiden, kemarahan dikalangan buruh dan petani, utang negara yang semakin tak terkendali dan situasi ekonomi semakin memburuk.
Menurut Cak Qomar, Koordinator Gerakan Rakyat Demokratik Jawa Timur, api revolusi di dalam jiwa generasi muda tidak boleh padam.
“Api revolusi di dalam jiwa generasi muda tidak boleh padam. Harus selalu hidup dan di hidup-hidupi. Di setiap daerah harus selalu dijaga. Karena jiwa revolusi inilah yang akan selalu menjadi suluh dan penggerak semua anak bangsa dalam menjaga kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia agar selalu eksis,” kata Cak Qomar yang turut hadir dalam BUKBER Kaum Revolusioner 25 Maret 2024 di Jombang.
“Ada kefatalan tata kelola berbangsa dan bernegara yang dilakukan Rezim Jokowi, dan yang sangat mencederai rakyat Indonesia tentang Politik Dinasti. Dan ini bentuk barbarian yang dilakukan Jokowi, sehingga menjadi kewajiban segenap rakyat Indonesia guna menggaungkan pelengseran Jokowi. Dan itu menjadi pintu gerbang, menuju kesejahteraan yang berkeadilan bagi segenap rakyat Indonesia” ujar Wawan Leak Aktifis 80 an dan penggiat demokratisasi.
Disisi lain Bang Medan Amrullah Inisiator GemassDin Jombang memberi pandangan “Masyarakat sipil secara alamiah hadir di saat struktur kekuasaan semakin ketat dan kaku, yg dimana Jokowi sebagai simbol kekuasaan telah mendegradasi demokrasi, dimana proses pemilu di mobilisasi sedemikian rupa, cawe cawe Jokowi dlm proses Pemilu, hal tersebut memicu ketidakpuasan masyarkat sipil terhadap proses Pemilu 2024. hari ini gerakan sipil/people power menjadi alternatif saluran utk mengembalikan marwah demokrasi”
Sementara dari kalangan Mahasiswa yang hadir dalam BUKBER Kaum Revolusioner Mario Pandu selaku Aksi Propaganda BEM UNDAR mengatakan “Adanya ketidakadilan politik itu karena ada imperialisme dan penyalahgunaan wewenang anggaran dan fasilitas untuk kepentingan kekuasaan. daulat rakyat adalah daulat negara bukan berkehendak kepentingan perut dan jabatan, hari ini fenomenanya banyak yang kelaparan kemiskinan dan tidak adanya didikan regulasi tapi mengeluh untuk melawan yang bersalah”
Bangsa ini memanglah besar, simbolik Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia, namun simbolik itu menjadi bayangan semu, jika masih ada unsur ketidak Adilan dalam gerakan sosial antara masyarakat dan pemerintah, maka cita -cita bangsa Indonesia yang diharapkan kedepannya yakni Indonesia emas, nanti hanyalah omong kosong belaka, maka dari itu yang kita harapkan generasi muda hari ini mampu menyadari akan hal tersebut dan mampu bergerak untuk menegakkan keadilan di negeri ini, agar menjadi bangsa yang berdaulat. Bung Alif ( Aktivis GMNI Jombang )
Saya menyambut baik dan sangat senang sekali dengan adanya gagasan penyatuan kaum revolusioner di Jombang, memang sudah saatnya kaum revolusioner untuk bersatu menyikapi keadaan pemerintahan dari tingkat pusat hingga daerah yang semakin hari semakin jauh dari rakyatnya ujar Faizuddin FM direktur LBHAM (Lembaga Bantuan Hak Asasi Manusia)
EDITOR:REYNA
Related Posts

Jihad Konstitusi Kembali ke UUD 18/8/1945

Yahya Zaini Dukung Konsep “School Kitchen” Untuk MBG Yang Aman dan Dekat Anak

Ada Pengangkutan Belasan Ton Limbah B3 Asal Pertamina Tanjunguban dengan Tujuan Tak Jelas

Lho Kok Hanya Peringatan Keras…?

Yahya Zaini: Tidak Ada Instruksi DPP Golkar Untuk Laporkan Pembuat Meme Bahlil

Menjadi Santri Abadi

Pendemo Desak KPK Periksa Ketua Komisi VIII DPR RI Terkait Skandal Kuota Haji 2024

Pengamat P3S Jerry Massie Ungkap Demi Selamatkan Golkar, Bahlil Didesak Mundur

Serial Novel “Imperium Tiga Samudra” (1) – Peta Baru di Samudra Pasifik

Prof. Djohermansyah Djohan: Serapan Anggaran Daerah Rendah Bukan Karena Kelebihan Uang Tapi Karena Sistem Yang Lambat



No Responses