Kerja Sama Indonesia – Spanyol Dalam Memanfaatkan Kemajuan Teknologi Nuklir

Kerja Sama Indonesia – Spanyol Dalam Memanfaatkan Kemajuan Teknologi Nuklir
Dubes Muhammad Najib sedang berada di Gedung Badan Pengawas Nuklir Spanyol, mendampingi BAPETEN dari Indonesia

ZONASATUNEWS.COM, MADRID – Dubes RI untuk Spanyol dan UNWTO, Dr Muhammad Najib sedang mendampingi tim dari BAPETEN (Badan Pengawas Tenaga Nuklir) yang berkunjung ke Tecnatom, Spanyol, 15 Deseber 2022 yang lalu.

Tecnatom merupakan TSO teknis yang bergerak dibidang layanan inspeksi dan testing, pelatihan dukungan teknis, layanan simulasi dan operasi plant.

Tim BPATEN melakukan pertemuan dengan Tecnatom dalam rangka pengembangan dan studi banding pengawasan instalasi nuklir termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Spanyol.

Tecnatom telah berdiri sejak tahun 1957 dan beroperasi di 8 negara di dunia seperti Spanyol, Amerika Serikat, Brazil, China, UEA, Mexico dan Perancis. Tecnatom bergerak di sektor nuklir, industri, renewable industri, fossil, minyak dan gas.

Dubes Muhammad Najib sedang berada di Gedung Badan Pengawas Nuklir Spanyol, mendampingi BAPETEN dari Indonesia

“Saya menemani kawan-kawan dari BAPETEN yang datang dari Indonesia yang sedang menjajagi kerjasama dengan pemerintah Spanyol dalam masalah Pengawasan Teknologi Nuklir. Saya diterima oleh Pridennya Juan Carlos Lentiho. Beliau gembira sekali karena saya menyampaikan Spanyol itu teman sejati Indonesia. KIta melakukan kolaborasi dalam teknologi, experinces, tetapi juga sekaligus transfer teknologi. Sejak era pak Habibie dimana waktu itu Nurtanio bekerjasama dengan Casa Spanyol memproduksi pesawat CN 235 yang sampai sekarang masih terus dipakai,” kata Dubes Najib dalam channel youtube Wisam Duta RI Madrid,yang dikirm ke redaksi zonasatunews.com.

Masih menurut Dubes Najib,dalam masalah kapal laut, kereta api, farmasi, banyak sekali kerjasama Indonesia dengan Spanyol.Oleh karena itu, lanjut Dubes Najib, kalau kita bekerjasama masalah nuklir dengan Spanyol, menjadi sangat relevan.

Dubes Najib mengingatkan, sebenarnya Indoneisia masuk era nuklir ini sejak jaman Bung Karno. Reaktor nuklir pertama di Indonesia dibangun zaman Bung Karno di Bandung, sebelah barat kampus ITB..Kemudian dilanjutkan pada zaman Pak Harto dibangun reaktor nuklir Kartini di Yogyakarta. lalu di era Pak Habibie membangun reaktor nuklir di Serpong.

Dubes Muhammad Najib bersama dengan Tim BAPETEN membahas kerjasama dengan Badan Pengawas Nuklir Spanyol

“Indonesia saat ini sudah memiliki 3 reaktor nuklir, tetapi untuk riset. Teknologi nuklir itu merupakan teknologi masa kini dan kedepan. Teknologi nuklir banyak manfaatnya untuk pertanian, peternakan, kedokteran. Memang ada kontroversi kalau kita berbicara tentang PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir). Karena sedikit saja dbelokkan bisa digunakan untuk bom atau senjata,” ujar Dubes Najib.

Hanya saja perlu diingatkan,semua produk teknologi selalu seperti “pisau bermata dua”, ada sisi baiknya naun juga selalu ada sisi buruknya. Indonesia kalau ingin maju harus menguasai teknologi nuklir. Negara-negara Barat yang mengusai teknologi nuklir dan senjata nuklir melakukan monopoli. Mereka boleh, tetapi negara-negara baru tidak boleh.Mereka tidak mau diawasi, tetapi negara-negara lain harus diawasi.

“Coba bayangkan kapal induk Amerika yang bis menangkut sejumlah pesawat tempur dan lebihd ari 5000 pasukan, dengan menggunakan teknologi nuklir, bisa berkeliling dunia tanpa mengisi bahan bakar lebih dari 1 tahun. Kalu bertenaga diseel misalnya,harus mampir-mampir (mengisi bahan bakar), sangat merepotkan dan mahal,” jelas Dubes Najib.

Lebih dari itu, energi nuklir merupakan energi baru terbarukan yang bersih. Dubes Najib merasa gembira kaena Komisi VII DPR sedang menggarap UU nuklir, dimana kedepan kita memiliki landasan yuridis formal untuk mengembangkan berbagai teknologi berbasis nuklir.

Dubes Muhammad Najib berjabat tangan dengan Presiden badan Pengawas Tenaga Nuklir Spanyol, Juan Carlos Letinho

“Saya bergembira karena teman-teman BAPETEN datang kesini untuk belajar dua hal, termasuk kolaborasi. Pertama dalam hal pengawasan. Bagaimana sistem sensoring yang dikaitkan denan paltform digital sehingga berbagai pengawasan bis dilakukan dengan cepat dan mudah selama 24 jam. Spanyol ini punya sistem yang sudah kompatibel dengan IAEA (Badan PBB yang bertugas meakukan pengawasan Teknologi Nuklir), yang berpusat di Siena,” jelas Dubes Najib.

Yang kedua, terkait dengan adanya proposal yang masuk ke Indonesia. Bagaimana Indonesia mulai memikirkan untuk menggunakan energi nuklir untuk pembangkit listrik, atau disebut PLTN. Dahulu, kata Dubes Najib, memang mahal karena perlu investasi besar. Tetapi sekarang ada mini reaktor, yang akan membuka jalan agar kita bisa masuk dan bersaing dengan negara-negara yang sudah lebih dahulu menggunakannya, dan bisa mengejar ketertinggalan itu.

“Sehingga listrik kita tidak byar-pet (hidup-mati), Coba bayangkan kalau di Jakarta saja listrik kita maish sering mati, bagaimana bisa memberikan jaminan kepada pabrik-pabrik yang mau investasi di Indonesia. Pemandahan ibukota baru ini saya kira juga bisa dipikirkan, listriknya itu berbasis nuklir. Di Kalimantan saya kira tidak ada gunung, tidak ada gempa, tinggal dipilihkan lokasi yang tepat. Energi listrik bisa ditransfer untuk berbagai tempat dan lokasi yang jauh.Sekali lagi saya ucapkan selamat kepada tema-teman Komisi VII DPR, semoga UU nya segera selesai. Begitu juga teman-teman BAPETEN yang datang kesini. Juga teman-teman BATAN untuk segera memanfaatkan kemajuan teknologi nuklir ini untuk kemajuan Indonesia, untuk kemakmuran rkayat Indonesia secara keseluruhan. Mohon doa dan dukungannya,” pungkas Dubes Najib.

EDITOR: REYNA 

 

 

 

 

Last Day Views: 26,55 K