ZONASATUNEWS.COM–Hari ini diperingati sebagai hari radio nasional, berawal dari didirikannya stasiun radio milik negara, Radio Republik Indonesia (RRI) tanggal 11 September 1945.
Ketua DPD RI AA LaNlyalla Mahmud Mattalitti mengucapkan selamat di hari jadinya ke-76 ini. Dia berharap Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai media informasi yang makin jaya dan terus mengudara untuk menyampaikan informasi-informasi berkualitas hingga ke pelosok desa.
“Saya berharap Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai media informasi yang makin jaya dan terus mengudara untuk menyampaikan informasi-informasi berkualitas hingga ke pelosok desa,” ucapnya.
“Selamat Ulang Tahun RRI Ke-76. Sekali Di Udara Tetap Di Udara,” tegasnya

Saya berharap Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai media informasi yang makin jaya dan terus mengudara untuk menyampaikan informasi-informasi berkualitas hingga ke pelosok desa.
“Selamat Ulang Tahun RRI Ke-76”
Sekali Di Udara Tetap Di Udara.
AA LANYALLA MAHMUD MATTALITTI
KETUA DPD RI
#radiorepublikindonesia #rri #hutrri76 #media #lembagapenyiaran #penyiaranpublik #siaranudara #komunitasradio
Bagaimana sejarah berdirinya RRI?
Mengutip laman resmi RRI, pemerintah Indonesia meresmikan berdirinya RRI pada 11 September 1945.
Berdirinya RRI sendiri tidak bisa dilepaskan dari keberadaan stasiun-stasiun radio di era itu.
Generasi pertama stasiun radio ada di Malabar, Jawa Tengah, sejak 1925, atau sekitar 20 tahun sebelum ada RRI. Lima tahun setelah itu, terbentuk Nederland Indische Vereniging Radio Amateur (NIVERA) sebagai organisasi radio amatir milik Belanda.
Sementara stasiun radio pertama kali berdiri di Indonesia bernama BRV. BRV juga didirikan Belanda yang berlokasi di Batavia. Selanjutnya juga ada Stasiun Radio Nederlandsch-Indische Radio Omroep Maatschappij (NIROM) di Jakarta.
Setelah Jepang mengambil alih Indonesia, radio-radio siaran Jepang mulai berkumandang di Tanah Air. Jepang juga mengakuisisi stasion radio milik Belanda. Selain untuk memberikan informasi, siaran radio juga berfungsi sebagai propaganda Jepang ke masyarakat Indonesia.

Bekas Gedung Hoso Kanri Kyoku yang seklanjutnya menjadi Gedung Radio Republik Indonesia. (Arsip KOMPAS/IPPHOS)
Namun, ada juga radio Jepang yang kesempatan banyak untuk mengembangkan kebudayaan dan kesenian, jauh lebih berkembang dibandingkan zaman penjajahan Belanda.
Jawatan radio swasta akhirnya dibekukan dan disatukan dalam satu komando Hoso Kanri Kyoku, yang merupakan pusat radio siaran dan berkedudukan di Jakarta.
Cabang-cabangnya yang dinamakan Hoso Kyoku terdapat di Bandung, Purwakarta, Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Surabaya, dan Malang. Selain itu, Hoso Kyoku juga mempunyai cabang kantor di kabupaten-kabupaten untuk menyiarkan programnya kepada masyarakat.
Di era kemerdekaan
Bom Hiroshima dan Nagasaki menjadi tanda runtuhnya kekuasaan Jepang di Indonesia. Berkat informasi radio, akhirnya Indonesia bisa segera merealisasikan kemerdekaanya melalui momentum Proklamasi pada 17 Agutus 1945.
Hoso Kyoku akhirnya dihentikan siarannya pada 19 Agustus 1945. Situasi saat itu semakin mendesak ketika siaran-siaran radio memberitakan tentara Inggris yang mengatasnamakan sekutu akan menduduki Jawa dan Sumatera. Ditambah lagi, pihak Inggris akan melucuti senjata Jepang.
Menanggapi berita itu, masyarakat Indonesia yang aktif di radio menyadari perangkat radio merupakan alat yang diperlukan pemerintah Republik Indonesia untuk berkomunikasi dan memberi tuntunan kepada rakyat mengenai apa yang harus dilakukan.
Perwakilan delapan stasiun radio bekas Hosu Kyoku kemudian berkumpul di gedung Raad Van Indje Pejambon, Jakarta. Muncul nota kesepahaman, salah satunya adalah meminta pemerintah untuk mendirikan stasiun radio sebagai alat komunikasi antara pemerintah dengan rakyat.
Radio dipilih sebagai alat komunikasi karena lebih cepat dan tidak mudah terputus saat terjadi pertempuran. RRI akhirnya disepakati berdiri dan akan meneruskan penyiaran dari delapan stasiun di Jawa untuk menjadi alat komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat.
EDITOR : REYNA
Related Posts
Skandal Tirak: Dinasti Narkoba di Balik Kursi Perangkat Desa Ngawi
Studi iklim menunjukkan dunia yang terlalu panas akan menambah 57 hari superpanas dalam setahun
Pendulum Atau Bandul Oligarki Mulai Bergoyang
“Perang” terhadap mafia dan penunjukan strategis: Analisis Selamat Ginting
20 Oktober: Hari yang Mengubah Lintasan Sejarah Indonesia dan Dunia
Vatikan: Percepatan perlombaan persenjataan global membahayakan perdamaian
Hashim Ungkap Prabowo Mau Disogok Orang US$ 1 Miliar (16,5 Triliun), Siapa Pelakunya??
Pembatasan ekspor Mineral Tanah Jarang Picu Ketegangan Baru China-AS
Penggunaan kembali (kemasan) dapat mengurangi emisi hingga 80%, kata pengusaha berkelanjutan Finlandia di Forum Zero Waste
Bongkar Markup Whoosh – Emangnya JW dan LBP Sehebat Apa Kalian
saคาสิโนOctober 26, 2024 at 8:15 pm
… [Trackback]
[…] Info to that Topic: zonasatunews.com/nasional/ketua-dpd-ri-ucapkan-selamat-ulang-tahun-rri-ke-76/ […]
Diyala InfoJanuary 24, 2025 at 12:56 am
… [Trackback]
[…] Find More here to that Topic: zonasatunews.com/nasional/ketua-dpd-ri-ucapkan-selamat-ulang-tahun-rri-ke-76/ […]