Khalifah, Amirul Mukminin dan Khilafah

Oleh : Agus Mualif Rohadi

Khalifah adalah jabatan kepemimpinan negara, pemerintahan, sekaligus pemimpin agama. Oleh karena itu Khalifah dipanggil Amirul Mukminin (Pemimpin kaum mukmin)
sedang Khilafah adalah sistem pemerintahan.

Asal kata khalifah adalah khalafahu, yang mempunyai arti ” pengganti ” atau ” menempati tempatnya “.

Sebagai pengganti atau menempati tempatnya siapa ?

Para Ulama atau Imam terdahulu, sepakat khalifah adalah pengganti Rasul (Muhammad).

Dalam perjanjian Madinah, Muhammad selain Rasul juga menjabat sebagai pemimpin negara dan pemimpin pemerintahan, maka pengganti Rasul (khalifah) harus mempraktikkan syariat sebagai syarat memimpin.

Oleh karena itu khalifah adalah seorang Amirul Mukminin sebagaimana yang dipersyaratkan dalam Qs An – Nisa 59.

Sedang bentuk pemerintahan, khilafah hanyalah wasilah, bukan tujuan, tetapi alat untuk mencapai tujuan, karena hakikatnya dari tujuan ada pada atau terletak pada pemimpin yang menyelamatkan orang orang yang dipimpinnya.

Oleh karena itu syarat memilih pemimpin menjadi yang utama. Khalaifa (jamak khalifah) sejak jaman setelah Nabi Nuh, banyak dijelaskan pada beberapa ayat pada beberapa surah Al – Qur’an, dan pengertiannya terakumulasi pada Qs An – Nisa 59.

Sebagai suatu bentuk negara atau bentuk pemerintahan, khilafah dalam sejarahnya tidak ada bentuk yang permanen.

Rasul memimpin negara kota Madinah, berdasarkan perjanjian antara kaum muhajirin dan kaum anshar yang diikuti berbagai suku yang ada di kota yatsrib dan sekitarnya.

Namun ketika Mekkah telah menyatu dalam kepemimpinan Rasul demikian pula ketika berbagai kota di jazeerah arabiya menyatu dalam kepemimpinan Rasul, maka perjanjian Madinah tidak di gunakan lagi karena yang terikat dalam perjanjian lebih luas dari kaum muhajirin, anshar dan suku suku di yatsrib. Kebanyakan penyatuan dalam kepemimpinan Rasul berdasarkan pengakuan para pemimpin kota dan para pemimpin suku atas ke-Rasul-an Muhammad dan kemudian banyak yanh manyatakan masuk Islam, meskipun saat itu banyak juga yang tetap beragama kristen, yahudi maupun majusi. Tidak ada pemaksaan dari umat Islam kepada pemeluk agama kristen, yahudi dan majusi agar memeluk Islam, karena kewajiban umat Islam ditetapkan sebagai umattun washatan (Qs 2 : 142 – 145), atau disebut Wasatthiyyah.

Sebagai tanda pengakuan, Nabi Muhammad sama sekali tidak menempatkan wakilnya di kota kota tersebut, namun Nabi Muhammad hanya meminta pemberlakuan ketentuan zakat, dan kesediaan untuk melakukan pengiriman zakat bagian Nabi ke Madinah. Zakat bagian nabi penggunaannya ada ketentuannya sendiri yang dalam masa khulafaur rasyidin zakat bagian nabi ini dimasukkan dalam baitul mal, bersama sama harta lain yang berasal dari ghanimah dan jizyah.

Setelah Rasul meninggal, Abu Bakar menjadi pengganti atau menempati posisi Nabi (khalifah) melalui proses penunjukan yang kemudian di akui (baiat) oleh semua pemimpin suku dan para sahabat utama Nabi.

Setelah Abu Bakar, Umar menjadi ditetapkan sebagai khalifah setelah Abu Bakar melakukan konsultasi publik kepada para sahabat dan para pemimpin suku.

Usman ditetapkan menjadi Khalifah melalui perundingan 6 anggota majelis syura yang dipilih Umar menjelang kematiannya.

Ali menjadi khalifah melalui aklamasi seluruh penduduk Madinah, para pemimpin wilayah (kecuali muawiyah) dan para pemimpin militer.

Muawiyah ditetapkan sebagai khalifah karena Hasan ibn Ali menyerahkan kedudukan khalifahnya kepada Mu’awiyah.

Setelah periode Muawiyah, kedudukan khalifah diserahkan kepada anggota keluarga atau dinasti, dan akhirnya bentuk dan sistem khilafah berubah menjadi monarchi.

Artinya, tidak ada bentuk permanen khilafah yang kedudukannya hanya sebagai wasilah, demikian pula tidak ada cara permanen bagaimana memilih dan menetapkan khalifah, karena intinya adalah pada tujuan pemimpin itu sediri yang diletakkan sebagai pengganti (khalifah) dan pemberlakuan syari’at sebagai sebagai wujud ketaatan kepada Rasul.

Para wali di Indonesia membuat syair lagu ilir ilir, yang ditujukan kepada kaum muslim.
………
Penekno blimbing kuwi
(Jangan tinggalkan rukun Islam)
Lunyu lunyu penekono
(meskipun licin, sulit tetap harus di panjat dan diraih buahnya).
………
Kalimat itu menjadi tugas pokok para pemimpin kaum muslim mukmin.

Memilih pemimpin, bacalah Qs An – Nisa 59, dengan pikiran luas dan mencontoh Rasul maupun khulafaur rasyidin dalam memimpin maupun memperlakukan orang fasik, dzalim dan kafir dalam bermasyarakat maupun bernegara.

Allahualam bisahwab.

Related Posts