ZONASATUNEWS.COM, PADANG – Bertempat d Auditorium Universitas Andalas Padang, digelar diskusi nasional kolaborasi antara KIB dan Universitas Andalas, Selasa (28/11/2023) yang di hadiri 3000 mahasiswa.
Dimulai tepat jam 14.00 WIB acara dibuka oleh Presiden BEM Univ Andalas Yodha Muspierdi. Dalam pidatonya dia mengajak mahasiswa kembali waspada akan munculnya pemilu yang curang untuk kepentingan penguasa.
Wakil Rektor 1 Universitas Andalas, Prof Dr Mansyurdien dalam pidato sambutan mengatakan apresiasi kegiatan mahasiswa dalam koridor kebebasan berdemokrasi yang di lindungi UU.
Rocky Gerung, filosof dan pengamat politik yang tampil dalam acara tersebut kembali menyoroti pemilu yang di awali dari Intervensi MK untuk meloloskan Gibran. Presiden pasti punya interes untuk menjadikan putranya.
“Artinya Pemilu tidak akan berjalan fair.Sekiranya mahasiswa tidak peduli dan apatis maka akan terjadi keberlanjutan dari rezim Jokowi yang gagal dalam semua bidang,” kata Rocky.
Rocky Gerung mengajak mahasiswa untuk mencermati visi dan misi serta rekam jejak dari Capres..
Menurut Rocky, pilih yang mudharatnya terkecil yakni yang bukan bagian dari rezim.
Sementara itu Koordinator KIB Habil Marati menyatakan merosotnya demokrasi karena upaya rezim yang ingin terus-menerus berkuasa dengan mengakali Konstitusi.
Era hari ini, kata Habil Marati, kembali ke era Orla yakni pelanggaran serius konstitusi
Pesan Habil Marati kepada Mahasiswa:
1.Jangan memilih Presiden dari yang lucu lucuan.
2.Jangan memilih Presiden yang membonceng dinasti.
3.Harus memilih Capres yang miliki gagasan perubahan dengan rekam jejak teruji.
Habil Marati minta mahasiswa pilih yang berlatar Aktivis yang mengusung agenda perubahan yakni pasangan AMIN.
Tokokh anti korupsi, mantan pimpinan KPK Saut Situmorang, menilai pemberantasa korupsi di era Jokowi makin jeblok, dengan indeks 34.
Dari skalanya, maknanya sangat tidak bagus untuk cerminan good governance.
“Bila mau ada perubahan maka pilihlah yang miliki integritas teruji dalam pemberantasan korupsi. Pasangan AMIN sudah teruji,” ungkp Saut Situmorang.
Pakar Hukum Tatanegara Reffly Harun menilai MK memberikan ruang perdebatan kampanye calon Presiden di kampus untuk membedah visi misi Capres. Semua paslon bisa di ikuti dari jejak rekamnya.
Reffly Harun mengajak Mahasiswa kritis jangan melihat gimiick semata.
Faktor rekam jejak harus menjadi perhatian.
“Dari kesekian paslon, Capres yang membawa misi perubahanlah yang harus di dukung Mahasiswa,” tegas Refly Harun.
Pidato Yasin Kara melihat peran sejarah mahasiswa kini di perlukan kembali untuk kritis dan bangkit berjuang untuk berpartisipasi aktif mecermati pemilu serta memilih Capres yang mengusung agenda Perubahan.
Acara berlangsung seru dengan dialog interaktif dari para peserta yang kritis dan antusias. Masa kampnye yang dimulai hari ini jadi ajang yang seru.
Andrianto Andri yang jadi narahubung melihat baru kali ini agenda KIB di terima kampus secara terbuka.
Menurutnya kampus lain bisa ikuti Universitas Andalas yang tidak anti kritik, dan mendukung diskusi kritis di dalam kampus.
Karna Kampus menurut Andrianto yang akrab di sapa Andri sudah waktunya kampus di buka seluasnya mengingat Mahasiswa calon pemimpin masa depan.
Tampak di lokasi Prof Anwar Sanusi (KIB), Andi Sinulingga dan Sirojudin (Go Anies).
EDITOR:REYNA
Related Posts

HMI Cabang Kota Semarang Mencetak Sejarah, Formateur Terpilih Hafal Al Qur’an dan Pelaksanaan Konfercab Yang Lebih Cepat

Jejak Panjang Dewi Astutik, Buron 2 Ton Sabu Yang Dibekuk di Kamboja: Operasi Intelijen Senyap Lintas Negara

Buron Penyelundup 2 Ton Sabu Senilai Rp5 Triliun Ditangkap di Kamboja

Donasi Meledak 10 Miliar dalam Sehari, Ferry Irwandi Terharu: Target 500 Juta Tembus 20 Kali Lipat

MTs Darul Hikmah Kabupaten Ngawi Menerima 280 Wakaf Al Quran Dari Singapura

Wakil Ketua Komisi IX DPR Yahya Zaini Apresiasi Program Magang Nasional

Yahya Zaini: Pemerintah Perlu Mempertimbangkan Kenaikan UMP Tahun 2026

Syahganda: Roy Suryo cs masih memiliki kesempatan untuk bisa mendapatkan keadilan langsung dari presiden

Anhar Gongong: Perusak Hutan Sumatera Seharusnya Dihukum Mati – Karena Mereka Membunuh Masa Depan Bangsa

Pengakuan Mantan Pekerja : Kerja di IMIP Morowali, Seperti Kerja di Negara Asing



No Responses