Masih Waras Nggak Seh Kita Ini?

Masih Waras Nggak Seh Kita Ini?
Isa Ansori

Oleh: Isa Ansori
Kolumnis, Sekarang sedang berusaha menjahit tenun kebangsaan Indonesia

 

Waras adalah sebuah terminologi yang menunjukkan kondisi sehat, tak ada gangguan sedikitpun terhadap jasmani maupun rohani.

Waras tidak sekedar hanya sehat secara fisik, waras menunjukkan keadaan sehat secara menyeluruh, baik fisik maupun psikis. Oleh karenanya dalam akronimnya waras selalu diposisikan berhadapan dengan kata gila, sinting atau kondisi yang berkaitan gangguan kejiwaan.

Kata waras memotret keadaan Indonesia, tentu secara otomatis akan membawa persepsi bahwa Indonesia sedang berada pada posisi berlawanan dengan keadaan waras. Mengapa? Karena memang keadaan Indonesia sedang tidak baik baik saja.

Betapa tidak, berdasarkan data yang ada, jumlah hutang kita sudah membengkak sampai 7000 T, namun sayangnya ambisi pembangunan yang belum prioritas dipaksakan untuk dilakukan, akibatnya anggaran negara yang sejatinya digunakan untuk subsidi rakyat, dialihkan untuk kepentingan yang belum prioritas.

Sebagai contoh pembangunan IKN yang seharusnya belum menjadi prioritas, tapi dipaksakan untuk dilakukan akibatnya rakyat yang mestinya disubsidi harus menanggung bebannya sendiri. Waras nggak seh kita?

Situasi bangsa yang terpecah belah, akibat ulah buzzer yang dibiayai istana, bangsa ini dicekoki narasi narasi fitnah dan bohong hanya untuk menutupi ketidak mampuan pemerintah melindungi dan mensejahterakan rakyatnya.

Hukum tajam kebawah dan rakyat biasa serta mereka yang dianggap berbeda, tapi tumpul kekawan dan pejabat istana, keadilan susah didapat, orang bilang kalau kita kehilangan sapi jangan lapor ke polisi, kita akan kehilangan lagi.

Kalau sudah seperti ini, apa yang bisa kita harapkan dengan model pemerintahan seperti ini. Kalau kemudian rezim model seperti ini dan penerusnya kita beri kesempatan lagi, masih waras nggak seh kita ini?

Masih ingat dengan pidato presiden tanggal 16 Agustus 2022 dihadapan DPR, saat itu presiden mengatakan APBN kita surplus dan ada sekitar 506 Trilyun yang bisa dicadangkan untuk subsidi BBM. Bahkan presidenpun mengatakan tidak akan ada kenaikan BBM.

Belum genap satu bulan, tiba – tiba dengan alasan kondisi fiskal keuangan kita yang mengkhawatirkan, subsidi akan jadi beban, lalu BBM dinaikkan, akibatnya rakyat kecilpun akhirnya dibuat kelimpungan, harga – harga kebutuhan pokok melambung, antrian BBM terjadi dimana mana, daya beli masyarakat menjadi lemah bahkan diperkirakan jumlah pengangguran dan kemiskinan akan semakin meningkat.

Sebagaimana yang dikatakan oleh pakar ekonomi, Arin, dosen Universitas Muhammadiyah Surabaya.

Kenaikan BBM ini akan memicu inflasi dan menyebabkan daya beli masyarakat akan semakin menurun. Hal yang sama akibat kenaikan BBM ini maka industri akan melakukan penyesuaian, hal yang paling bisa dirasakan adalah akan terjadi pemutusan hubungan kerja. Pengangguran akan terjadi dimana mana.

“Dengan meningkatnya angka pengangguran, maka akan berujung pada peningkatan juga tingkat kemiskinan Indonesia,” tuturnya.

Arin menjelaskan data BPS per Maret 2022 menunjukkan garis kemiskinan mengalami kenaikan 3,975 persen dibandingkan September 2021 atau menjadi sekitar 505.469.

Sehingga tidak salah jika kondisi-kondisi yang ditimbulkan dari kenaikan harga BBM mendorong timbulnya permintaan akan kebijakan kompensasi, seperti BLT (Bantuan Langsung Tunai) maupun BSU (Bantuan Subsidi Upah) sebagai bentuk kompensasi atas kenaikan harga BBM,” katanya.

Kejamnya kebijakan pemerintah terhadap rakyat kecil, kelompok menengah kebawah, lalu pemerintah mewacanakan untuk melanjutkan periode kepemimpinannya menjadi tiga periode dengan menabrak konstitusi dengan alasan ini bagian demokrasi dan aspirasi. Lalu kita masih beri kesempatan, pertanyaannya masih waras nggak seh kita ini?

Di Jakarta kita mendapatkan contoh baik kepemimpinan Anies Baswedan. Kepemimpinan yang partisipatif, demokratis dan santun.

Selama lima tahun memimpin Jakarta, Anies mampu membuktikan janji janji politik dan keberpihakannya kepada rakyat, terutama rakyat kecil.

Karya karyanya yang monumental untuk Jakarta dan Indonesia, tapi ternyata masih belum diakui sebagai karya bahkan selalu diganggu dan dicari cari kesalahannya.

Mestinya orang seperti Anies ini didukung dan diberi kesempatan untuk meluaskan pengabdiannya. Tapi hampir tak ada jeddah untuk mengganggu Anies dan mencari kesalahan kesalahan Anies.

Formula E yang sukses dan mendapatkan pujian dari seluruh dunia serta pembangunan JIS yang membanggakan tidak hanya masyarakat Jakarta, tapi oleh PSSI masih belum dianggap sebagai karya anak bangsa yang membanggakan.

Masih waras nggak seh kita ini ? Kalau kemudian tidak punya kebanggaan terhadap karya yang dihasilkan oleh Anies itu.

Predikat Jakarta sebagai kota yang toleran, bahkan kebijakan – kebijakan Anies yang mempersatukan antar Ummat beragama di Jakarta. Semua ummat beragama diperlakukan sama sesuai dengan proporsinya. Jakarta menjadi damai, Jakarta menjadi indah.

Lalu kita masih jualan isu politik identitas, masih belum bisa beranjak dari kekalahan masa lalu. Menuduh Anies dengan jualan ayat dan mayat, masih senang dengan perpecahan dan kegaduhan. Masih waras nggak seh kita ini dengan kelakuan seperti itu?

Menjelang suksesi kepemimpinan nasional 2024, bangsa ini membutuhkan kewarasan, kewarasan berpikir dan kewarasan bertindak. Kewarasan itu diharapkan akan menjadi panglima memilih pemimpin yang baik, bukan memilih pemimpin yang pura pura baik.

Kita sudah pernah punya pemimpin yang pura pura baik, nyatanya kejam terhadap rakyat. Kita sudah pernah punya pengalaman memilih pemimpin yang katanya pro terhadap rakyat, nyatanya kebijakannya menyengsarakan rakyat dan menguntungkan oligarki. Pengalaman – pengalaman itu harus menjadi pelajaran agar kita tak mengulangi lagi kesalahan kesalahan yang lalu.

Saya masih yakin masih ada calon pemimpin Indonesia yang baik dan bisa diharapkan untuk memperbaiki keadaan Indonesia yang sedang tidak baik baik saja.

Setidaknya dengan kewarasan yang kita miliki, kita akan lebih bijak dan cerdas dalam memilih pemimpin Indonesia yang baik. Masih waras nggak seh kita ini?

Surabaya, 25 September 2022

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K

6 Responses

  1. 665 myfree cams tokensNovember 12, 2024 at 8:36 am

    … [Trackback]

    […] Read More on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/masih-waras-nggak-seh-kita-ini/ […]

  2. Sevink MolenDecember 4, 2024 at 7:43 pm

    … [Trackback]

    […] Info on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/masih-waras-nggak-seh-kita-ini/ […]

  3. my camDecember 7, 2024 at 2:26 pm

    … [Trackback]

    […] Here you will find 29970 more Info to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/masih-waras-nggak-seh-kita-ini/ […]

  4. free video chatJanuary 4, 2025 at 8:08 pm

    … [Trackback]

    […] Find More on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/masih-waras-nggak-seh-kita-ini/ […]

  5. free chat roomsJanuary 28, 2025 at 6:41 pm

    … [Trackback]

    […] Info on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/masih-waras-nggak-seh-kita-ini/ […]

  6. Clicking HereFebruary 3, 2025 at 3:14 am

    … [Trackback]

    […] Read More here to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/masih-waras-nggak-seh-kita-ini/ […]

Leave a Reply