Memadukan Agama, Ilmu, Dan Seni Dalam Kehidupan

Memadukan Agama, Ilmu, Dan Seni Dalam Kehidupan
Gelar potensi seni FKUB Yogyakarta

Oleh: Muhammad Chirzin
Ketua Umum FKUB Kota Yogyakarta

Dalam pusaran zaman yang terus bergerak cepat, kita sering kali terjebak dalam sekat-sekat yang membagi kehidupan menjadi ruang-ruang terpisah: agama, ilmu, seni.

Haruskah ketiganya berdiri sendiri-sendiri atau justru ada harmoni yang lebih dalam jika kita padukan?

Agama adalah fondasi spiritual yang memberi makna, etika, dan tujuan. Ia mengajak kita bertanya “Untuk apa kita hidup” dan menuntun kita pada kebijaksanaan hati.

Ilmu adalah lensa rasional yang membuka tabir misteri alam, menjawab “Bagaimana cara kerjanya” dan mendorong kita maju dengan inovasi.

Seni adalah bahasa jiwa yang mengekspresikan “Apa yang kita rasakan” dan menyentuh estetika dan emosi.
Agama tanpa ilmu kaku, kehilangan konteks.

Ilmu tanpa agama kering, tanpa arah nilai.

Seni tanpa keduanya tak bermakna, sekadar hiasan.

Gelar potensi seni FKUB Yogyakarta

Langkah-langkah memadukannya

Pertama, integrasi nilai. Agama memberi etika pada ilmu, ilmu memberi bukti pada agama, dan seni mengekspresikan keduanya.

Kedua, inspirasi kreatif. Ilmuwan religius menemukan terobosan menembus batas karena sense of wonder. Seniman spiritual menciptakan karya yang menggetarkan.

Ketiga, keseimbangan hidup. Agama menanam akar, ilmu membangun jembatan, seni mewarnai perjalanan.

Gelar potensi seni FKUB Yogyakarta

Estetika enam agama di Indonesia

Islam: kaligrafi Al-Quran, arsitektur masjid-masjid, rebana seni music dakwah.

Kristen: stained glass gereja, hymns merdu, symbol salib elegan.

Katolik: patung Peta, liturgi indah, arsitektur Gothic.

Hindu: wayang, epic Ramayana, ukiran candi, tandak ritual.

Buddha: stupa megah, lotus symbol suci, mandala mediatif.

Konghucu: kuil kleteng, lanskap fengsui, barongsai symbol keberuntungan.

Memadukan agama, ilmu,seni bukan sekadar teori, — ini panggilan hidup, agar kita tidak robotis, tidak gelap, tapi bercahaya harumoni.

Dengan ilmu hidup menjadi mudah. Dengan seni hidup menjadi indah. Dengan agama hidup menjadi terarah.
(Prof. H. A. Mukti Ali, Menteri Agama RI, periode 1971-1978)

Mari, jadikan setiap langkah, karya, dan doa… satu simfoni!

Yogyakarta, 26 November 2025

 

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K