Oleh: Budi Puryanto, Jurnalis
Tiga Pendekar Astronomi
Dr Muhammad Najib mengatakan, di abad pertengahan (sekitar abad ke-8 s/d abad ke-12), ummat Islam mengalami masa keemasannya yang ditandai oleh dinasti Bani Umayyah, Abbasiyah, sampai Turki Seljuk. Rahasianya terletak pada kemampuan sekaligus keunggulannya dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Sampai saat ini warisan temuan tokoh-tokoh Islam dalam bidang iptek, terutama dalam bidang matematika, fisika, kimia, astronomi, dan kedokteran, masih dikenang oleh bangsa Eropa yang saat itu belajar dari dunia Islam. Begitu juga nama-nama ilmuwannya seperti Ibnu Shina, Ibnu Rusd, Al Khawarizni, dan kawan-kawannya terus dikenang,” katanya.
Dibidang ilmu astronomi, ada 3 nama yang menjulang, karena kepeloporannya dalam merintis ilmu astronomi, yang sangat dihargai hingga sekarang
Al-Battani
Ilmuwan muslim ahli astronomi ini bernama lengkap Abu Abdullah Muhammad bin Jabir Ibn Sinan Al-Battani, dikenal sebagai Al-Battani.
Ia lahir pada tahun 858 M di daerah Battan, negara Harran. Para sejarawan menyebutnya dengan nama “Al-Betegni” atau “Al-Batenius”
Pada tahun 246 H/877 M, Al-Battani mulai melakukan observasi-observasi astronomi dengan tekun.
Ia astronom bangsa Arab terbesar, yang meneruskan penelitian dari ahli astronomi sebelumnya, Tsabit bin Qurrah.
Al Battani dan Tsabit bin Quroh merupakan generasi penerus dari Al-Farghani dalam melakukan observasi di dalam sebuah observatorium yang dibangun pada masa khalifah Al-Ma’mun.
Ketiga ilmuwan astronomi beda generasi ini meletakkan dasar-dasar ilmu astronomi. Ketiganya seperti guru dan murid, meletakkan dasar-dasar ilmu astronomi sehingga ilmu ini bisa berkembang maju seperti saat ini.
Titik Orbit Matahari
Al Battani dikenal seorang penemu titik orbit matahari. Dia yang memperkenalkan istilah-istilah astronomi yang digali dari bahasa Arab asli, seperti Azimuth, Zenith, Nadir, dan sebagainya.
Al-Battani dikenal sebagai seorang guru untuk orang-orang Eropa yang belajar astronomi kepadanya
Observasi-observasi Al-Battani dikenal lebih akurat dibanding dengan buku-buku astronomi yang pernah ada.
Karya-karya Al-Battani diantaranya sebagai berikut:
1. “Kitab Ma’rifat Matali al-Burui fi ma Bayna Arba’ Al-Falak”
Sebuah buku ilmu pengetahuan tentang kenaikan tanda-tanda zodiak dalam suatu ruang diantara kuadran-kuadran sfera langit, yaitu kenaikan-kenaikan titik ekliptik yang pada saat tertentu, bukan salah satu diantara empat poros.
Buku ini memberikan penyelesaian secara matematis terhadap soal astrologis.
2. “Risalah fi Tahkik Akdar al-Ittisalat”
Sebuah uraian tentang penentuan secara tetap kuantitas dari penerapan-penerapan astrologis, yaitu sebuah penyelesaian trigonometris yang teliti dan tepat terhadap soal-soal astrologis dari “proiectic Radiorum” ketika bintang-bintang mempunyai ruang-ruang gerak.
3. “Syarh al-Makalat al-Arba’ibli Bahamius”
Sebuah uraian dan komentar terhadap “Tetrabilon” nya ptotemaios.
4. “Az-Zij” (Astronomical Treatese and Tables).
Berisi uraian-uraian astronomis yang dilengkapi dengan tabel-tabel. Ini merupakan karya utamanya yang sampai sekarang masih tetap dipakai.
Karyanya ini, memuat hasil-hasil observasi yang pernah dilakukannya yang ternyata sangat berpengaruh bukan hanya terhadap astronomi Arab, akan tetapi juga perkembangan astronomi dan trigonometri steris di Eropa pada abad-abad pertengahan dan ada permulaan masa Renaissance (Abad Pencerahan).
Sumbangan lain dari Al-Battani terhadap perkembangan ilmu pengetahuan yaitu ia menemukan secara amat teliti garis lengkung atau kemiringan ekliptik (orbit dimana matahari kelihatannya bergerak), panjangnya tahun tropis, lamanya suatu muslim dan tepatnya orbit matahari serta orbit utama planet tersebut.
Al-Battani Wafat pada tahun 3q7 H/929 M pada saat kembali dari perjalanan observasi di Baghdad, tepatnya di daerah Kasr Al-Jiss, sebelah Timur sungai Tigris
Bersambung ke halaman berikutnya
Related Posts
Api di Ujung Agustus (32) – Hari Cahaya Merah
Pengaduan Masyarakat atas Dugaan Korupsi Kereta Cepat Jakarta Bandung: KPK Wajib Usut Tuntas
Daniel M Rosyid: Reformasi Pendidikan
Budaya Kita Perwakilan Musyawarah, Mengapa Pilpres Mesti One Man One Vote
Keseimbangan Sistemik: Membaca Kritik Ferri Latuhihin Kepada Purbaya
Quo Vadis Kampus Era Prabowo
Habib Umar Alhamid: Prabowo Berhasil Menyakinkan Dunia untuk Perdamaian Palestina
Api di Ujung Agustus (Seri 29) – Jejak Operasi Tersembunyi
Api di Ujung Agustus (Seri 28) – Jantung Garuda Di Istana
Api di Ujung Agustus (Seri 27) – Jalur Rahasia Wiratmaja
Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaisance of Islam (11) - Berita TerbaruJuly 21, 2022 at 1:18 pm
[…] Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaisance of Islam (10) […]
Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaisance of Islam (12) - Berita TerbaruJuly 22, 2022 at 10:50 am
[…] Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaisance of Islam (10) […]
PHUKET VILLADecember 7, 2024 at 9:06 am
… [Trackback]
[…] Find More Information here to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/memahami-gagasan-dr-muhammad-najib-renaisance-islam-10/ […]
คาสิโนออนไลน์เว็บตรง ไม่ผ่านเอเย่นต์December 7, 2024 at 9:32 am
… [Trackback]
[…] Find More to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/memahami-gagasan-dr-muhammad-najib-renaisance-islam-10/ […]
สล็อตเว็บตรง เปิดฝากถอนวอเลทไม่มีขั้นต่ำDecember 7, 2024 at 9:50 am
… [Trackback]
[…] Read More Info here on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/memahami-gagasan-dr-muhammad-najib-renaisance-islam-10/ […]
Telegram中文版December 25, 2024 at 8:23 am
… [Trackback]
[…] Read More Information here on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/memahami-gagasan-dr-muhammad-najib-renaisance-islam-10/ […]