Oleh: Budi Puryanto, Jurnalis
Dr Muhammad Najib, Dubes RI untuk Spanyol, menyatakan, warisan Islam masa lalu luar biasa hebatnya, dan juga ragam jenisnya. Disamping mengembangkan sendiri, para ilmuwan muslim juga menyerap peradaban lain untuk dikembangkan. Misalnya, dari China diserap pengetahuan membuat tembikar, porselin atau keramik yag telah ditemukan oleh China sebelumnya. Begitu juga kertas, kain sutra, dan serbuk mesiu.
“Kemudian Umat Islam mengembangkannya sendiri sehingga memiliki ciri khas, dengan kualitas lebih baik. Kemudian ilmuwan muslim juga yang mengenalkannya ke Eropa,” katanya.
Selama Abad Pertengahan, dunia Islam berada pada puncak budayanya. Memasok ilmu pengetahuan, informasi dan ide ke Eropa melalui Andalusia, Sisilia, dan kerajaan-kerajaan entara Kristen di Levant. Ini termasuk terjemahan Latin dari Yunani Klasik dan teks-teks Arab dalam astronomi, matematika, kimia, fisika, geografi, sejarah, filsafat, dan lain-lain, termasuk kedokteran.
Penerjemahan teks-teks berbahasa Arab ke dalam bahasa Latin “menyebabkan transformasi hampir semua disiplin filsafat di dunia Latin abad pertengahan”, dengan pengaruh yang sangat kuat dari para filsuf Muslim yang dirasakan dalam filsafat alam, psikologi dan metafisika.
Kontribusi lainnya termasuk inovasi teknologi dan ilmiah melalui Jalur Sutra, termasuk penemuan Cina seperti kertas dan bubuk mesiu, yang telah mengalami perkembangan dari asalnya..
Dunia Islam juga mempengaruhi aspek lain dari budaya Eropa abad pertengahan, sebagian oleh inovasi asli yang dibuat selama Zaman Keemasan Islam, termasuk berbagai bidang seperti seni, arsitektur, pertanian, alkimia, musik, tembikar, dan lain-lain.
Banyak kata pinjaman bahasa Arab dalam bahasa-bahasa Eropa Barat, termasuk bahasa Inggris, sebagian besar melalui bahasa Prancis Kuno, berasal dari periode ini. Ini termasuk nama bintang tradisional seperti Aldebaran, istilah ilmiah seperti Alkimia, Aljabar , Allgoritma, dll. Juga nama komoditas seperti gula, kapur, barus, kapas , kopi , dll.
Tembikar
Jejak peradaban Islam tertoreh juga pada tembikar. Benda berbahan tanah liat yang bermotif indah itu hadir melalui proses yang cukup panjang. Menyerap teknik pembuatan dari beraneka sumber, mengkajinya, dan mengembangkannya sendiri. Para ahli kimia turut menyumbang pemikiran bagaimana memadu bahan agar tembikar berkualitas.
Nyatanya, tembikar yang menjadi salah satu buah peradaban Islam menuai sanjungan. Philip K Hitti melontarkan kekagumannya. Melalui bukunya, History of the Arabs, ia menyatakan, di tangan seniman Muslim, seni tembikar mencapai tingkat keindahan yang sulit ditandingi.
BACA JUGA:
- Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaisance of Islam (8)
- Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaisance of Islam (9)
- Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaisance of Islam (10)
Keindahan yang tertoreh pada tembikar mewujud melalui lukisan manusia, hewan, dan tumbuhan, selain bentuk geometris dan epigraf. Karya ini segera berkembang pesat hingga menjadi sebuah industri yang sangat maju di beberapa wilayah Islam. Sentra produksi tembikar ada di Antiokia, Aleppo, Damaskus, Tyre, dan Phoenix.
Sejumlah tembikar peninggalan umat Muslim pada zaman pertengahan masih tersisa. Sebagian masih disimpan di Museum Lauvre, British Museum, dan Arabic Museum di Kairo, Mesir.
Tembikar memiliki kegunaan luas. Salah satunya untuk hiasan dan menjadi bagian dari dekorasi bangunan megah.
Salah satu yang terkenal adalah tembikar Qasyani. Karya seni asal Persia itu berhias gambar bunga dan diakui keistimewaannya oleh banyak kalangan. Perkembangan seni tembikar di dunia Islam bermula sejak abad ke-7 Masehi. Pengetahuan pembuatan barang itu diserap dari sejumlah sumber, seperti Persia dan Cina.
Teknik-teknik yang diadopsi dari luar kemudian dipadukan dengan teknik yang dikembangkan oleh umat Islam. Maka itu, hadirlah sebuah karya seni dengan reputasi menjulang sepanjang masa.
Dalam tulisannya berjudul The Potters of Islam, John Luter mencatat kontribusi sains Islam dalam pengembangan tembikar. Menurut dia, pembuatan tembikar berkualitas oleh masyarakat Muslim terinspirasi keunggulan teknik yang dikembangkan di Cina. Bangsa Cina dikenal dengan tembikarnya yang kuat, tidak mudah pecah, berbalut dekorasi warna-warni, dan mengilap.
Buku karya Muhammad bin al Husayn al-Baihaki yang berangka tahun 1059 Masehi menjadi rujukan para sejarawan kontempoter. Al Baihaki berkata, seorang gubernur dari Khurasan, Iran, mengirimkan hadiah kepada Khalifah Harun alRasyid berupa tembikar yang berasal dari Cina.
Sang khalifah terpikat keindahan benda itu. Lalu, ia mendorong seniman Muslim untuk membuat karya yang tak kalah hebatnya. Inisiatif ini memicu banyak seniman terkemuka berdatangan ke Baghdad, ibu kota pemerintahan, untuk memenuhi tantangan Khalifah Harun al-Rasyid.
Karya awal mereka masih berupa eksperimen. Seiring waktu, kajian teknik untuk melahirkan karya berkualitas gencar dilakukan. Kemudian, hadirlah motif, rancangan, ataupun dekorasi baru. Begitu pula teknik dan metode pembuatan tembikar berkembang begitu pesat dan diperbarui dari waktu ke waktu.
Salah satu inovasi penting adalah kemampuan mewujudkan lukisan yang berkilau. Beberapa sumber sejarah menyebut teknik itu pertama kali diciptakan bangsa Mesir dan Cina. Umat Islam mengadopsi metode itu bahkan memperbaikinya untuk memperoleh kualitas yang lebih baik.
Para seniman pada masa Abbasiyah memunculkan kreasi warna keemasan dan juga menghadirkan motif mengilap pada tembikar yang biasanya hanya dihias warna biru, hijau, atau abu-abu.
Teknik itu, sambung John Luter, memakai bahan sulfur dan zat asam serta dicampurkan dengan material tanah lempung.
Bahan campuran itu dipakai sebagai cat pada motif lukisan. Goresan motif gambar dilakukan segera setelah tembikar itu melalui proses pencetakan dan pembakaran. Setelah digambar dan diberi motif atau dekorasi, sekali lagi tembikar itu dibakar untuk mencegah pengapuran.
“Ketika residu bahan perlahan menghilang selama proses pem bakaran, efek mengilap dari cat tadi muncul sehingga menjadikan tembikar itu tampak sangat indah,” ujar John Luter. Menurut dia, bahan pembuat tembikar yang juga paling umum digunakan adalah semacam semen putih.
Di sini, ahli kimia Muslim memainkan peran penting. Mereka menemukan bahan yang sanggup menghasilkan tembikar berkualitas tinggi. Kian majunya teknik pembuatan tembikar memantik lahirnya industri tembikar. Masa-masa pentingnya berlangsung dalam kurun abad ke-9 hingga abad ke-13 Masehi.
Ragam tembikar dan variasi motif membanjiri kota-kota besar Islam. Gedung-gedung dan istana berhias barang tembikar nan indah. Di sisi lain, seni tembikar Islam juga mendapatkan sentuhan aspek kaligrafi. Hal ini menambah keunggulan dan keistimewaan yang tidak ada pada peradaban lainnya.
Kaligrafi bukan sekadar untuk menghias permukaan tembikar. Pada beberapa daerah, kalimat kaligrafi yang tersemat di permukaan tembikar mencerminkan tradisi keagamaan ataupun kondisi umat Muslim setempat. Tak dimungkiri bahwa masyarakat pada masa itu telah memandang seni tembikar bukan sekadar hiasan, tapi juga ekspresi keyakinan.
Hingga masa kekuasaan Dinasti Seljuk, penelitian ilmiah dan kreasi baru seni tembikar tak henti bermunculan. Seniman era ini mengenalkan tembikar jenis baru, yaitu faience.
Tembikar itu terbuat dari bahan semen putih dicampur dengan cairan alkalin yang memunculkan efek kaca. Risalah dari Abulqassim pada tahun 1301 Masehi menjelaskan teknik dan proses pembuatan faience. Dalam salah satu bagian risalah, ia menuturkan, untuk menambah kekuatan tembikar, para pembuatnya mengurangi kadar air pada bahan-bahan dasar tembikar.
Pusat Kerajinan Tembikar
Warna, teknik, dan hiasan baru membuat tembikar dari Peradaban Muslim termasuk yang terbaik di dunia. Tembikar digunakan dalam aktivitas sehari-hari, seperti memasak, mencuci, juga perdagangan, dan menjadi hiasan.
Tembikar yang digunakan sehari-hari umumnya hanya sekali pakai, seperti gelas dan piring karton masa kini. Seorang ahli sejarah abad ke-14 memperkirakan nilai tembikar yang jauh terbuang setiap hari tempat sampah sekira seribu dinar atau 4,5 kilogram emas.
Dengan menggunakan timbal sebagai campuran pelapis, para pengrajin Muslim membuat wadah tahan bocor. Pengrajin tembikar di dunia Muslim menemukan bahwa penambahan timah oksida ke pelapis timbal dan menghasilkan porselen putih yang mirip dengan buatan Tiongkok.
Hiasan biru di atas latar putih menjadi ciri khas pengrajin tembikar Abbasiyah. Baghdad, Samara, dan Irak adalah beberapa pusat kerajinan tembikar di Peradaban Muslim. Tiga jenis wadah yang sering dibuat: wadah putih, wadah dengan hiasan garis-garis dua warna, dan wadah dengan hiasan kilau metalik.
Pengrajin tembikar abad Ke-8 dari Irak membuat revolusi di dunia tembikar dengan mengembangkan proses bernama “luster” yang membuat tanah liat seolah terbuat dari logam mulia.
arena hukum Islam melarang penggunaan emas dan perak sebagai wadah makanan, maka teknik luster tersebut menjadi jalan untuk membuat barang mewah tanpa melanggar hukum Islam, seperti dirangkum dari “1001 Penemuan dan Fakta Mempesona Peradaban Muslim,”
Selain itu, teknik luster juga digunakan untuk membuat keramik yang menghias bagian luar Masjid dan Istana agar terlihat berkilau. Tembikar yang tak berlapis glasir untuk penggunaan sehari-hari, seperti membawa air, serta makan dan minum, disebut qadus.
Sementara kawasan Iznik, Turki adalah pusat kerajinan tembikar yang penting dan dikenal secara luas karena ubin keramik biru-putihnya hingga kini. Tembikar Iznik, biasanya menampilkan pola flora yang dicat dengan warna biru kobalt, turkis, dan hijau, lalu diberi garis luar hitam dan aksen warna merah tomat.
EDITOR: REYNA
Related Posts
Syahadah: Menjadi Saksi Dari Cahaya Yang Tak Bernama
Asap di Sekolah: Potret Krisis Moral Dalam Dunia Pendidikan
Presiden Prabowo Terima Pengembalian Rp13,5 Triliun dari Kejagung: Purbaya Datang Tergopoh-gopoh, Bikin Presiden Tersenyum
Api di Ujung Agustus (32) – Hari Cahaya Merah
Pengaduan Masyarakat atas Dugaan Korupsi Kereta Cepat Jakarta Bandung: KPK Wajib Usut Tuntas
Daniel M Rosyid: Reformasi Pendidikan
Budaya Kita Perwakilan Musyawarah, Mengapa Pilpres Mesti One Man One Vote
Keseimbangan Sistemik: Membaca Kritik Ferri Latuhihin Kepada Purbaya
Quo Vadis Kampus Era Prabowo
Habib Umar Alhamid: Prabowo Berhasil Menyakinkan Dunia untuk Perdamaian Palestina
Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaisance of Islam (12) - Berita TerbaruJuly 22, 2022 at 10:52 am
[…] Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaisance of Islam (11) […]
Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaisance of Islam (13) - Berita TerbaruJuly 23, 2022 at 11:09 pm
[…] Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaisance of Islam (11) […]
Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaissance of Islam (14) - Berita TerbaruJuly 25, 2022 at 9:00 am
[…] Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaisance of Islam (11) […]
recommended you readOctober 25, 2024 at 3:10 am
… [Trackback]
[…] There you will find 1928 additional Info to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/memahami-gagasan-dr-muhammad-najib-renaisance-islam-11/ […]
promo codeOctober 26, 2024 at 8:32 am
… [Trackback]
[…] Find More on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/memahami-gagasan-dr-muhammad-najib-renaisance-islam-11/ […]
betflix allstarOctober 30, 2024 at 7:36 am
… [Trackback]
[…] Here you will find 43339 more Information to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/memahami-gagasan-dr-muhammad-najib-renaisance-islam-11/ […]
pulberi exploziveNovember 26, 2024 at 4:09 pm
… [Trackback]
[…] Find More on to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/memahami-gagasan-dr-muhammad-najib-renaisance-islam-11/ […]
live camsDecember 17, 2024 at 2:14 pm
… [Trackback]
[…] Read More here on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/memahami-gagasan-dr-muhammad-najib-renaisance-islam-11/ […]
kc9January 27, 2025 at 10:14 am
… [Trackback]
[…] Find More on to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/memahami-gagasan-dr-muhammad-najib-renaisance-islam-11/ […]
UWIN789 เว็บแทงหวยออนไลน์ อันดับ 1January 30, 2025 at 6:27 am
… [Trackback]
[…] Find More Info here to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/memahami-gagasan-dr-muhammad-najib-renaisance-islam-11/ […]