Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaisance of Islam (2)

Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaisance of Islam (2)
Istana Alcazar Cordoba, Spanyol

Oleh: Budi Puryanto, Jurnalis

 

Dr Muhammad Najib dalam sambutan (daring) pada Pelantikan Pengurus Kahmi Eropa Raya di Praha, Republik Ceko, Sabtu, 23 April 2020, mengatakan sebagai political scienties bukan sebagai Dubes, saya melakukan riset dan saya menemukan banyak hal yang diwariskan oleh generasi pendahulu kita yang mewariskan Islam yang modern, moderat, toleransi, Islam yang rahmatan lil alamin dikawasan Eropa ini, dimulai dari Spanyol dan Portugis yang dahulu bernama Andalusia.

Dari Andalusia inilah dulu, orang-orang Islam menyebarkan sain dan teknologi di kawasan Uni Eropa ini, yang dahulunya masih diliputi “masa kegelapan” panjang.

“Dan berkat kehadiran ilmuwan-ilmuwan Islam, tokoh-tokoh Islam, pemimpin-pemimpin Islam, dan negarawan Islam dikawasan Andalusia ini, akhirnya kawasan Eropa menemukan apa yang disebutnya sebagai Renaisance, yang puncaknya pada abad 17 atau awal abad 18 dalam bentuk revolusi industri di Inggris dan revolusi sosial di Perancis. Berkat itulah kemudian Barat menguasai dunia sampai saat ini.” jelasnya Dubes Najib.

Memahami sejarah gemilang para tokoh Islam pendahulu, seperti tersebut diatas, Dr Muhammad Najib terinspirasi untuk mengkampanyekan apa yang dia sebut dengan Renaisance of Islam.

Dia tak bosan-bosan mengajak tokoh-tokoh Islam dalam posisi apapun itu, yang berada di Eropa ini untuk memanfaatkan posisinya, waktunya, dan kesempatan yang dimiliki, untuk mengobarkan dan mengibarkan Renaisance of Islam.

Umat Islam diseluruh dunia sudah lama tertinggal, karena umat Islam meninggalkan ilmu pengetahuan (sain) dan teknologi. Padahal, menurutnya, umat Islam-lah yang memulai menggerakkan roda kemajuan sain, teknologi, dan seni sejak dimulainya pendirian Universitas “Baitul Hikmah” di Baghdad.

BACA JUGA:

Pendirian Universitas Baitul Hikmah di Baghdad dimulai oleh Khalifah Harun Al-Rosyid yang berkuasa pada tahun (764-786) M, dan kemudian diteruskan oleh anaknya yang bernama Khalifah Al Makmun.

Namun kecintaan terhadap ilmu pengetahuan sebenarnya telah memiliki akar yang cukup lama, jauh sebelum berdirinya Baitul Hikmah di Baghdad. Bahkan sejak periode awal Islam, 

Islam adalah agama yang menaruh perhatian besar pada ilmu pengetahuan, hal ini terbukti dengan giatnya tulis-menulis sejak priode awal. Keterlibatan inilah yang juga mendorong cepatnya Islam menyebar ke daerah-daerah yang kaya akan buku dan perpustakaan kuno, sehingga mereka menemukan papyrus (lontar) dari Mesir dan menggali naskah-naskah kuno di daerah-daerah Telloh, Ur, Warka, Niniveh. Ugarit dan yang paling akhir Ebla yang terletak di wilayah Mesopotamia dan Mesir.

Mereka menemukan pula perpustakaan Agung (Great Library) di Alexandria yang paling terkenal pada waktu itu. Kecintaan pada bukupun menjadi karakteristik dunia Islam pada masa itu, karena mereka menganggap perbuatan itu yang disertai dengan pendirian banyak perpustakaan merupakan suatu perbuatan amal shalih yang amat terpuji.

Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa perpustakaan dalam Islam telah tumbuh.semenjak awal. Akan tetapi amat disayangkan bukti-bukti pada tahun-tahun permulaan Islam belum banyak ditemukan sampai dengan dikenalnya kertas dari Cina.

Mutiara yang hilang

“Dari Baghdad pindah ke Cordova, dan dari Cordova menyinari Eropa, dan kemudian menerangi dunia,” ungkap Dr Muhammad Najib.

Dr Muhammad Najib mencontohkan, saat ini kalau kita berbicara komputer, dimana semuai aktifitas industri, perbankan, perkantoran, tergantung kepada komputer. Umat Islam sama sekali tidak terlibat dalam hal ini, baik software maupun hardware. Ini indikasi bahwa Umat Islam tertinggal jauh dalam penguasaan sain dan teknologi.

Dia mengatakan dengan penuh harapan, saatnya kita memungut kembali mutiara-mutiara yang dibuat oleh umat Islam sendiri, yang dipungut oleh bangsa lain dan mengantarkan kemajuan, dan kemudian mereka dapat memberikan kontribusi dalam peradaban dunia.

“Untuk itu sekali lagi saya mengajak Korps KAHMI dikawasan Eropa ini untuk mengobarkan dan mengibarkan kembali semangat Renaisance of Islam. Karena saya melihat potensinya besar sekali. Renaisance of Islam ini akan dikembangkan lewat dua jalur. Yang pertama lewat ilmu pengetahuan dan teknologi. Yang kedua adalah jalur ekonomi,” jelasnya.

Halaman berikutnya

Last Day Views: 26,55 K

3 Responses

  1. Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaisance of Islam (4) - Berita TerbaruJuly 12, 2022 at 11:30 pm

    […] Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaisance of Islam (2) […]

  2. พรมปูพื้นรถยนต์November 1, 2024 at 3:53 pm

    … [Trackback]

    […] Info to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/memahami-gagasan-dr-muhammad-najib-renaisance-islam-2/ […]

  3. Sevink MolenDecember 4, 2024 at 11:58 am

    … [Trackback]

    […] Information to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/memahami-gagasan-dr-muhammad-najib-renaisance-islam-2/ […]

Leave a Reply