Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaissance of Islam (17)

Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaissance of Islam (17)
Dubes Muhammad Najib didalam istana Alcazar Sevilla

Hasan Al-Rammah, Penemu Roket Militer Pertama

Hasan Al-Rammah memang sungguh luar biasa. Pengetahuannya tentang bubuk mesiu sungguh sangat mengagumkan. Betapa tidak. Dalam bukunya berjudul Al-Furusiyyah wa Al-Manasib Al-Harbiyyah, ilmuwan Muslim kelahiran Suriah itu berhasail menulis sebanyak 107 rumus atau resep penggunaan mesiu.

Buku ini juga mencantumkan diagram aneka senjata termasuk penjabaran roket militer pertama di dunia.

Roket Hassan Al-Rammah.

Sebanyak 22 resep mesiu yang diraciknya khusus digunakan untuk roket. Menurut Al-Rammah, komposisi bahan untuk meluncurkan sebuah roket terdiri dari 75 persen potasium nitrat, 9,06 persen sulfur dan 15,94 persennya karbon. Perhitungan yang dilakukan Al-rammah pada abad ke-13 M itu sudah mampu mendekati komposisi ideal, yakni 75 persen potasium nitrat, 10 persen sulfur, dan 15 persen karbon.

Sisa rumus atau komposisi racikan mesiu lainnya yang dibuat Al-Rammah untuk kepentingan militer dan sisanya untuk membuat mercon. Ia menulis buku yang penting dan mengguncangkan itu antara tahun 1270 M hingga 1280 M. buku tersebut secara khusus ditulis atas permintaan seorang guru yang terkenal bernama Najm al-Din Hasan Al-Rammah.

Para sejarawan berpendapat, begitu banyaknya jumlah rumus penggunaan mesiu untuk beragam tipe persenjataan mengindikasikan bahwa Al-rammah tak menemukannya seorang diri. Dalam lembar pertama bukunya, Al-Rammah menyebut pengetahuan yang ditulisnya sebagai warisan pengetahuan. 

Sebab, pada akhir abad ke-12 M atau awal abad ke-13 M bubuk mesiu sudah dikenal di Suriah dan Mesir. Pencapaian Al-Rammah itu mendapat pengakuan dari peradaban Barat. Johnson mengatakan, dunia Islam merupakan peradaban yang pertama kali kali mengembangkan senjata yang sesungguhnya. Ia juga mampu menjelaskan saltpetre melalui proses kimia dan kristalisasi.

Al-Rammah juga tercatat sebagai seorang insinyur Muslim yang membuat torpedo pertaman (tahun 1270 M), sejenis roket yang dirancang untuk menyusuri permukaan air. Torpedo berbentuk buah pir itu dibuat dari besi dan diarahkan oleh dua sirip kemudi. Torpedo itu melesat dengan sebuah sistem roket yang diisi dengan bahan peledak dan memiliki tiga titik api.

Torpedo tersebut berisi campuran bahan peledak dan serbuk besi yang dibungkus lapisan kain tebal. Tombak di moncong torpedo bisa menancapkan torpedo di kapal kayu lawan sebelum meledak.

Museum Udara dan Luar Angkasa Nasional di Washington DC, Amerika Serikat, turut mengoleksi salah satu model roket Al-Rammah tersebut. Para ilmuwan barat lah yang kini terus mempelajari dan mengembangkan senjata-senjata yang dulu digagas oleh para ilmuwan muslim.

Senjata Meriam pertama

Para ilmuwan muslim juga memperbaiki rancangan meriam supaya bisa digenggam oleh tangan. Peradaban muslim adalah peradaban pertama yang membuat senjata api laras ganda, sebagaimana dikutip dari buku 1001 Penemuan dan Fakta Mempesona Peradabam Muslim, National Geographic Kids.

Senjata api laras ganda dari Kekaisaran Turki Utsmani.The British Antique Dealers’ Association

Pada abad ke-15 Turki Osmani memiliki meriam yang lebih besar dan lebih kuat dibanding semua meriam yang digunakan di Eropa pada waktu itu. Meriam terbesar dipesan oleh Sultan Mehmed II atau Muhammad Al-Fatih pada 1453 untuk pengepungan dan menjebol benteng Konstantinopel.

Terbuat dari perunggu, meriam seberat 18 ton itu sangat panjang sehingga harus dibuat dalam dua bagian, baru disatukan. Secara keseluruhan, meriam tersebut panjangnya melebihi 5 meter dan garis tengahnya 60 sentimeter, dengan laras sepanjang hampir 3 meter.

Meriam itu mampu menembakkan peluru sejaruh 1 mil. Sebelumnya, tak pernah ada meriam yang dibuat sehebat itu.

Kaligrafi menghiasi meriam Sultan Mehmed II.Muslim Heritage

Meriam Sultan Mehmed II kini menjadi bagian koleksi persenjataan
Kerajaan Inggris (Gaius Cornelius/Wikimedia Commons)

Pada tahun 1867 Ratu Victoria meminta agar meriam milik Sultan Mehmed dipamerkan di Inggris. Waktu itu, meriam tersebut dikenal sebagai “meriam terpenting di Eropa.”

Sultan Abdul Aziz menghadiahkan meriam tersebut kepada Ratu Victoria dan meriam itu sekarang dipamerkan di Museum Fort Nelson, Portsmouth, Inggris. Kaligrafi hiasan melingkari moncong meriam Sultan Mehmed tersebut.

Meriam Sultan Mehmed kini menjadi bagian koleksi persenjataan Kerajaan Inggris. Meriam ini dikoleksi bersama 70.000 contoh senjata lainnya dari zaman dulu hingga kini.

Transfer ke Barat

Teknologi persenjataan dari peradaban Islam akhirnya ditiru oleh Barat, baik melalui buku-buku yang ditulis oleh ilmuwan muslim, maupun melalui kontak dalam perang Salib.

Beberapa ilmuwan Barat yang berhasil menguasai sain dan teknologi persenjataan yang terkenal adalah Roger Bacon. Dia dikenal sebagai orang Barat pertama yang berhasil mempelajari mesiu.

Diperkirakan Bacon belajar dari buku-buku kimia yang berasal dari dunia Islam (Arab) melalui universitas (Baitul Hikmah) yang banyak beridir di kota-kota Spanyol, seperti di Kordova, Granada, Malaga, Sevilla, dan Toledo.

Ilmuwan Jerman, Albert Magnus juga menguasai mesiu dari ‘Liber Ignium’. Buku itu berasal dari terjemahan kitab bahasa Arab ke bahasa Spanyol.

Sain dan teknologi persenjataan berkembang di Barat. Sementara di Timur (dunia Islam) sendiri justru meredup. Maka bisa dimengerti apabila pada akhirnya dengan keunggulan persenjataan itu negara-negara Barat unggul dapat menguasai dan menjajah negara-negara Timur (negara-negara Islam).

Sejarah mencatat, ratusan tahun negeri-negeri muslim ditindas, diperbudak, dan sumberdaya alamnya dikuras, oleh negara-negara Barat. Indonesia sendiri mengalami hal itu. Karena apa? Karena kalah dalam teknologi persenjataan.

Perkembangan persenjataan terus meningkat dan banyak negara berpacu untuk menjadi yang terunggul. Perlombaan senjata tidak akan berhenti. Karena, siapa memiliki teknologi persenjataan terkuat, terhebat, tercanggih, maka dia akan menjadi pemenang.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K

3 Responses

  1. Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaissance of Islam (19) - Berita TerbaruAugust 2, 2022 at 9:16 am

    […] Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaissance of Islam (17) […]

  2. healty eatingDecember 28, 2024 at 2:22 am

    … [Trackback]

    […] Find More Info here to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/memahami-gagasan-dr-muhammad-najib-renaissance-islam-17/ […]

  3. online chatJanuary 3, 2025 at 1:58 pm

    … [Trackback]

    […] Here you will find 74475 additional Info on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/memahami-gagasan-dr-muhammad-najib-renaissance-islam-17/ […]

Leave a Reply