Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaissance of Islam (18)

Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaissance of Islam (18)
Duta Besar RI untuk Spanyol dan UNWTO, Dr Muhammad Najib menghadiri undangan dari Universitas Nebrija

Dikenal Eropa

Pengetahuan dan teknologi membuat tinta dari dunia Islam (Spanyol) akhirnya dipelajari oleh bangsa Eropa. Setidaknya tinta mulai dikenal di Eropa sekitar tahun 1436-1450. Itu berarti setelah 400 tahun lebih dunia Islam menggunakan dan memproduksi tinta hitam, baru Eropa mengenalnya.

Saat itu kota-kota Andalusia (kini Spanyol dan Portugis), seperti Kordova, Granada, Sevilla, dan Toledo, merupakan pusat perkembangan ilmu pengetahuan, selain kota Baghdad, ibukota Dinasti Bani Abassiyah.Banyak mahasiswa Eropa belajar di kota-kota itu.

Johannes Gutenberg, boleh jadi dia belajar langsung di Andalusia, atau membaca buku-buku karya ilmuwan muslim. Sehingga mampu membuat tinta dengan mencampur minyak biji rami dan jelaga. Dia orang Eropa pertama yang berhasil membuat tinta hitam.

Sedangkan tinta berwarna baru pada tahun 1772 Eropa (Inggris) berhasil membuatnya. Ini berselang sekitar 750 tahun setelah dikenal oleh peradaban Islam. Dari Inggris kemudian tinta warna digunakan di negara-negara di seluruh dunia.

Rentang waktu diatas dihitung dari wafatnya Al-Muzz Ibnu Badis (wafat 416 H/1025 M). Tentu saja saat menulis bukunya yang terkenal, tinta hitam dan tinta berwarna sudah dibuat secara besara-besaran didunia Islam untuk memenuhi kebutuhan khususnya dalam penulisan buku, dan karya seni kaligrafi. 

Ilustrasi Kaligrafi (kuno)

Kaligrafi Arab pada eksterior Museum of the Future, Dubai pada malam hari.(SHUTTERSTOCK)

Al-Muzz Ibnu Badis merekam keberhasilan umat Islam dalam memproduksi tinta berwarna, cat minyak, dan pernis.direkam secara khusus oleh Al-Muzz Ibnu Badis (wafat 416 H/1025 M) dalam bukunya bertajuk, Umdat Al-Kuttab (Buku tentang Keahlian Menulis dan Peralatan Orang-orang Arif).

Jasa umat Islam sangat besar dalam memperkenalkan sain dan teknologi kepada bangsa Eropa, sehingga Eropa bisa maju seperti sekarang ini. Saat umat Islam sudah mengalami kemajuan yang luar biasa seperti yang diceritakan diatas, pada abad 8 sampai abad 15 M itu di Eropa masih berada dalam “masa kegelapan”.

Sementara saat ini umat Islam justru sangat tertinggal dibanding bangsa Eropa. Bahkan dengan bangsa-bangsa di Asia, India, pun Umat islam sudah tertinggal. Umat yang dahulu cemerlang dan menjadi rujkan kemajuan dunia, kini harus merujuk kepada Eropa, yang dahulu ibaratnya muridnya.

“Jadi, dengan kata lain ilmu umat Islam yang lama hilang dan dilupakan mari kita pungut kembali. Karena itu akan menjadi jalan bagi kita untuk bangkit. Karena itu saya yakin Ranaisance of Islam ini ditentukan kemampuan kita untuk menguasai sain dan teknologi,” tegas Dubes Muhammad Najib. 

EDITOR: REYNA

 

 

Last Day Views: 26,55 K