Ilmuwan dan Pembaharu
Banyak ilmuwan dan pemikir besar lahir dan berkembang di kota Kairo. Beberapa diantaranya adalah:
Ibnu Al-Haytham
Dialah peletak dasar-dasar teori optik modern. Orang barat menyebutnya Al-Hazen. Lewat karya ilmiahnya, Kitab Al Manadhir atau Kitab Optik, ia menjelaskan berbagai ragam fenomena cahaya termasuk sistem penglihatan manusia. Selama lebih dari 500 tahun, Kitab Al Madahir terus bertahan sebagai buku paling penting dalam ilmu optik.
Ibnu Al-Baytar
Nama lengkapnya Abdullah Ibnu Ahmad Ibnu Al-Baytar. Dia adalah ahli botani sekaligus ahli obat-obatan terhebat banyak melakukan penelitian dan kegiatan ilmiah di Kairo. Dia berhasil mengumpulkan dan memberikan catatan terhadap lebih dari 1.400 jenis tanaman obat. Dialah ahli Botani terkemuka di Arab.
Jamaluddin Al-Afghani
Dia adalah seorang pemikir pembaruan Islam yang secara lantang menyuarakan pentingnya menegakkan solidaritas pan-Islam dan pertahanan terhadap imperialisme Eropa dengan kembali kepada Islam. Dalam perlawanannya terhadap penjajah imperialisme Barat, Jamaluddin mengobarkan semangat persatuan Islam dengan jalan mengajak kembali kepada Al-Qur’an serta menghilangkan bid’ah dan khurafat.
Muhammad Abduh.
Muhammad Abduh adalah seorang pemikir muslim dari Mesir, dan salah satu penggagas gerakan modernisme Islam. Ia belajar tentang filsafat dan logika di Universitas Al-Azhar, Kairo, dan juga murid dari Jamaluddin Al-Afghani, seorang filsuf dan pembaharu yang mengusung gerakan Pan-Islamisme untuk menentang penjajahan Eropa di negara-negara Asia dan Afrika.
Sayyid Qutub
Sayyid bin haji Qutub bin Ibrahim, lahir tahun 1906 di sebuah desa bernama Qaha di wilayah Asyith, Mesir. Ideologi Islam dikemukakan Qutub sebagai ideology alternatif. Baginya tak ada jalan lain kecuali menegakkan Islam. Dalam bukunya Hadza al-Din, dia menegaskan bahwa Islam satu-satunya agama wahyu dan di amin kebenarannya dan dapat meningkatkan harkat manusia dan membebaskan dari berbagai ikatan daerah dan keturunan.
Mahmud Syaltut
Syekh Mahmud Syaltut adalah salah seorang pemikir asal di Mesir. Ia memberi kontribusi dalah bidang hukum Islam. Mahmud Syaltut mengemukakan sebuah risalah tentang pertanggungjawaban sipil dan pidana Islam.
Memudar
Amat disayangkan kejayaan dan kegemilangan masa lalu tidak bisa dipertahankan. Apalagi dikemabangkan.
Di masa modern saat ini, kondisi politik Mesir selalu bergejolak, setidaknya dalam 100 tahun terakhir. Kota Kairo tidak lagi bersinar seperti dimasa jayanya.
Meskipun untuk dunia Islam, Al Azhar masih dianggap terbaik, namun berbagai Universitas di Eropa, Amerika, bahkan Asia, bergerak melaju jauh melampaui Universitas Al-Azhar.
Pada titik ini, peringatan Dr Muhammad Najib perlu diperhatikan secara sungguh-sungguh. Dia mengingatkan, umat Islam juga harus menyadari, bahwa kini dirinya berada dalam siklus terendah.
“Jika ingin kembali berjaya, maka tidak ada pilihan lain kecuali membangun kembali peradabannya yang hilang, dengan menguasai sains dan tekno logi, mengembangkan pusat-pusat riset, membangun laboratorium, serta mengembangkan perspektif Islam yang rasional atau Islam yang berdimensi ilmiah,” tegasnya.
EDITOR: REYNA.
.
Related Posts
Dalam Semangat Sumpah Pemuda Mendukung Pemerintah dalam Hal Pemberantasan Korupsi dan Reformasi Polri
Anton Permana dan Kembalinya Dunia Multipolar: Indonesia di Persimpangan Sejarah Global
Syahadah: Menjadi Saksi Dari Cahaya Yang Tak Bernama
Asap di Sekolah: Potret Krisis Moral Dalam Dunia Pendidikan
Presiden Prabowo Terima Pengembalian Rp13,5 Triliun dari Kejagung: Purbaya Datang Tergopoh-gopoh, Bikin Presiden Tersenyum
Api di Ujung Agustus (32) – Hari Cahaya Merah
Pengaduan Masyarakat atas Dugaan Korupsi Kereta Cepat Jakarta Bandung: KPK Wajib Usut Tuntas
Daniel M Rosyid: Reformasi Pendidikan
Budaya Kita Perwakilan Musyawarah, Mengapa Pilpres Mesti One Man One Vote
Keseimbangan Sistemik: Membaca Kritik Ferri Latuhihin Kepada Purbaya
BAUNovember 17, 2024 at 10:34 am
… [Trackback]
[…] Read More on to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/memahami-gagasan-dr-muhammad-najib-renaissance-islam-27/ […]