Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaissance of Islam (29)

Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaissance of Islam (29)
Dubes RI untuk Spanyol Dr Muhammad Najib menjadi tour guide rombongan Komisi VIII DPR RI mengunjungi Istana Alhambra di Granada, Spanyol

Oleh: Budi Puryanto, Jurnalis

 

Kebun Raya dan Taman Bunga

Peradaban Islam pada abad pertengahan banyak dikenal karena kemajuannya dalam sain, teknologi dan seni. Namun ada sumbangan peradaban Islam waktu itu yang masih kurnag dikenal. Yaitu dalam pembangunan taman-taman yang indah, dan juga kebun berbagai tanaman dan buah-buahan (kebun raya) atau kebun-kebun Islam (Islamic gardens).

Sejak awal kelahiran Islam, ada kecenderungan di kalangan Muslim untuk tertarik pada tanam-tanaman yang hijau dan manfaat yang mereka bawa, baik keindahan, keteduhannya, serta sifat menyembuhkan dalam daun atau buahnya. Di abad-abad awal perkembangannya, Islam terutama sekali eksis di tengah penduduk yang secara geografis berada di padang pasir atau tanah kering.

Di tengah padang pasir dan tanah kering yang gersang, kebun yang hijau merupakan tempat yang dengan segera mengingatkan orang pada gambaran tentang surga yang menyenangkan. Al Qur’an menyebut tentang surga dengan ilustrasi yang mirip dengan kebun atau taman dengan unsur-unsurnya seperti pohon, buah, bunga dan air. Kebun yang dipenuhi tumbuhan yang rimbun, wangi bunga yang segar, gemericik air yang mengalir, angin sepoi-sepoi, semuanya memberi ketenangan pada setiap orang yang berada di tengahnya.

Tradisi membangun kebun di tengah gurun sebenarnya sudah ada sejak masa pra-Islam, namun kehadiran Islam membawa ide tentang membangun kebun ini ke level yang lebih tinggi. Penyebaraan Islam secara politik mendorong lahirnya kota-kota yang lebih maju. Maju di sini bukan hanya dalam pengertian penduduk yang ramai dan perekonomian yang sangat aktif, tapi juga pembangunan infrastruktur.

Kota tidak hanya indah karena arsitektur bangunan maupun jalannya, tapi juga kebun yang dibangunnya. Untuk membangun kebun di tanah-tanah bergurun dan jarang dibasahi hujan itu diperlukan keterampilan dan terobosan di bidang pengairan dan pertanian. Perluasan kekuasaan Islam di abad-abad pertamanya ditandai oleh revolusi di bidang agrikultur, dengan salah satunya tampak dalam bidang pembuatan kebun tanaman dan buah.

Menurunkan surga ke bumi

Dr Muhammad Najb mengatakan bahwa para ilmuwan dan seniman muslim saat masa keemasa Peradaban Islam dahulu telah berhasil mengartikulasikan ayat-ayat Allah dalam bentuk kaligrafi, dalam bentuk seni bangunan, maupun dalam bentuk taman-taman dan kebun yang indah.

Dubes Dr Muhammad Najib didepan Pohon cemara yang diperkirakan usianya ratusan tahuan, mirip yang ada di istana Alhambra dan Cordova

“Kalau saya baca itu mereka ingin menurunkan surga kebumi. Karena itu ada air yang mengalir didalamnya, taman-taman bunga yang sangat indah, kebun-kebun, dan juga bentuk bangunan, dimana cahaya matahari yang masuk dipendarkan di setiap bilik kaca warna-warna yang diatur sedemikian rupa, dikombinasikan dengan lubang-lubang yang dipahat dengan bentuk simetris tertentu,” kata Dubes Muhammad Najib.

Dr Muhammad Najib menegaskan bahwa, mereka (orang-orang Barat) belajar mengairi tanaman termasuk pertanian, mereka mengakui belajar dari Islam. Bahkan sampai sekarang di Toledo itu ada catatan-catatan yang tidak bisa diingkari oleh siapapun. Bahwa Renaisance itu berasal dari Islam. Orang-orang Eropa yang masih berada di masa kegelapan waktu itu mengirimkan anak-anaknya untuk belajar di Toledo, dari Islam. Apakah itu filsafat, sain maupun teknologi.

Bersambung ke halaman berikutnya

Last Day Views: 26,55 K

2 Responses

  1. RobertNovember 2, 2024 at 10:04 pm

    … [Trackback]

    […] Find More Information here to that Topic: zonasatunews.com/nasional/memahami-gagasan-dr-muhammad-najib-renaissance-islam-29/ […]

  2. pk789January 26, 2025 at 3:27 am

    … [Trackback]

    […] Find More Information here to that Topic: zonasatunews.com/nasional/memahami-gagasan-dr-muhammad-najib-renaissance-islam-29/ […]

Leave a Reply