Toleransi di Indonesia
Dalam kesempatan tersebut, Dubes Najib berusaha memperkenalkan toleransi beragama di Indonesia yang telah mendarah-daging bagi bangsa ini.
Masyarakat Indonesia yang majemuk, yang beragam budaya, ras dan kepercayaannya, telah berabad-abad terbiasa hidup berdampingan secara damai.
“Perbedaan keyakinan dalam sebuah keluarga cukup umum di Indonesia. Anak-anak mungkin memeluk agama yang berbeda dari orang tua mereka, sementara saudara perempuan bisa saja berbeda keyakinan dengan saudara laki-laki mereka,” katanya.
Mesjid, gereja, pura, atau tempat ibadah yang berbeda adalah hal yang lumrah jika saling berdekatan dalam keharmonisan yang damai
Ambil ibu kota Jakarta sebagai contoh. Masjid Nasional Istiqlal dan Gereja Katedral Our Lady of the Assumption menempati tempat-tempat strategis yang berseberangan. Anggota masjid akan menggunakan tempat parkir katedral selama salat Jumat, dan sebaliknya selama misa hari Minggu.
“Saya, misalnya, adalah seorang Muslim yang lahir dan besar dengan bangga di pulau Bali yang mayoritas beragama Hindu. Toleransi adalah inti dari nilai-nilai Bali,” katanya
Toleransi diartikan sebagai saling menghormati keyakinan, tidak mencampuri urusan orang lain, mengedepankan upaya saling pengertian, dan saling membantu.
Hari Suci Agama
Dia juga menjelaskan, meskipun mayoritas penduduk di Indonesia beragama Islam, namun hari-hari suci masing-masing agama dinyatakan sebagai hari libur resmi.
Berdasarkan sensus tahun lalu, Indonesia memiliki 270 juta penduduk. Mayoritas dengan 87 persen adalah Muslim, sedangkan 13 persen lainnya terdiri dari Kristen, Hindu, Budha, Konghucu, dan lainnya
“Hari raya keagamaan biasanya memiliki dua aspek perayaan: ritual dan seremonial. Aspek ritual dirayakan oleh pemeluk agama tersebut, sesuai dengan ajaran suci keyakinan mereka,” jelasnya.
Setelah itu, aspek seremonial dirayakan dengan mengundang pemeluk agama lain ke pesta.
“Indonesia ini negara kepulauan, masyarkatnya terbiasa berhubungan dan bertransaksi dengan bangsa lain. Bangsa Indonesia itu fleksibel sekali, sangat toleran terhadap bangsa lain, terhadap agama lain,” jelasnya.
Bersambung ke halaman berikutnya
Related Posts
Dalam Semangat Sumpah Pemuda Mendukung Pemerintah dalam Hal Pemberantasan Korupsi dan Reformasi Polri
Anton Permana dan Kembalinya Dunia Multipolar: Indonesia di Persimpangan Sejarah Global
Syahadah: Menjadi Saksi Dari Cahaya Yang Tak Bernama
Asap di Sekolah: Potret Krisis Moral Dalam Dunia Pendidikan
Presiden Prabowo Terima Pengembalian Rp13,5 Triliun dari Kejagung: Purbaya Datang Tergopoh-gopoh, Bikin Presiden Tersenyum
Api di Ujung Agustus (32) – Hari Cahaya Merah
Pengaduan Masyarakat atas Dugaan Korupsi Kereta Cepat Jakarta Bandung: KPK Wajib Usut Tuntas
Daniel M Rosyid: Reformasi Pendidikan
Budaya Kita Perwakilan Musyawarah, Mengapa Pilpres Mesti One Man One Vote
Keseimbangan Sistemik: Membaca Kritik Ferri Latuhihin Kepada Purbaya
best promosOctober 26, 2024 at 2:46 am
… [Trackback]
[…] Here you will find 24915 more Info on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/memahami-gagasan-dr-muhammad-najib-renaissance-islam-34/ […]
สล็อตเว็บตรง เล่นเกมตามสูตร โบนัสแตกรัวๆDecember 19, 2024 at 12:33 pm
… [Trackback]
[…] Find More on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/memahami-gagasan-dr-muhammad-najib-renaissance-islam-34/ […]
top camsJanuary 6, 2025 at 8:52 am
… [Trackback]
[…] Read More here on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/memahami-gagasan-dr-muhammad-najib-renaissance-islam-34/ […]
fox888January 26, 2025 at 12:02 am
… [Trackback]
[…] Read More on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/memahami-gagasan-dr-muhammad-najib-renaissance-islam-34/ […]