Memahami Makna BANGSA dan RAKYAT

Oleh : Bagus Taruno Legowo, Sekjend Rumah Pancasila 

Mengapa ada dua istilah, bangsa dan rakyat? Lalu ada Bangsa Indonesia dan Rakyat Indonesia. Apa bedanya?

Mula-mula adalah ada terlebih dahulu Bangsa Indonesia, yang merupakan kesepakatan para petinggi seluruh negeri (kerajaan-kerajaan) dengan para tokoh pergerakan Kemerdekaan Indonesia. Kesepakatan ini kemudian diwujudkan dengan menggunakan ‘proxi’ para pemuda (Jong) sehingga terlahirlah ‘Sumpah Pemuda’ sebagai inisiasi atau pencanangan (dalam istilah saat ini) tekad dimulainya adanya atau terlahirnya Bangsa Indonesia. Karena dilakukan oleh anak-anak muda dampak politisnya tidak terlalu diperhatikan oleh Hindia Belanda, tetapi bagi seluruh negeri tekad itu menjadi komitmen dan cita-cita yang semakin menguat. Maka sampai dengan perjalanan sejarah sampai menjelang Kemerdekaan Indonesia, yang namanya Rakyat Indonesia belum lah ada. Yang ada adalah Tanah Air (wilayah) Indonesia, Bangsa Indonesia, dan Bahasa Indonesia meskipun ketiganya itu masih berupa kehendak atau cita-cita. Ketiga sebutan itulah yang memberikan petunjuk tentang istilah ‘Indonesia’. Rakyat Indonesia belum termasuk dalam ‘Indonesia’ sampai Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.

Rakyat yang adalah orang-orang yang hidup di Nusantara keberadaannya dengan sebutan ‘rakyat’ dengan tambahan predikat ‘Indonesia’ baru diadakan pada 18 Agustus 1945 sebagai konsekuensi lanjutan pasca Kemerdekaan Indonesia. Mengapa harus demikian? Ya, jika ‘rakyat Indonesia’ sudah ada, proklamasi bunyinya bukan Kemerdekaan Indonesia tetapi kemerdekaan rakyat Indonesia.

Untuk menjadikan orang-orang pribumi di Nusantara sebagai Rakyat Indonesia diperlukan wadahnya dulu, yakni bangsa sebagai persatuan antara manusia dan tempatnya. Setelah bangsa Indonesia ada, maka rakyat Indonesia dapat disebutkan yang merupakan nama dari unsur manusia dalam Bangsa Indonesia itu, yang juga memerlukan penyataan kemerdekaan (Alinea III Preambule UUD 1945).

Rumusannya sangat menarik di Alinea II Preambule UUD 1945, yakni “Dan perjuangan pergerakan KEMERDEKAAN INDONESIA telah sampailah pada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa menghantarkan RAKYAT INDONESIA ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, adil dan makmur.”

Dalam rumusan tersebut, antara rakyat dan negara dilekatkan atau dihubungkan. Mengapa? Karena syarat mendirikan negara itu ada 3, ada wilayah, ada rakyat dan ada pemerintah. Rakyat adalah salah satu syarat didirikannya negara. Wilayah sudah ada sejak 17 Agustus 1945. Rakyat baru ada setelah menyatakan kemerdekaannya melalui Alinea III Preambule UUD 1945. Ketika isi preambule selesai dibahas oleh Sidang PPKI, Ir. Soekarno membacakan kembali Preambule sekaligus sebagai tanda penyataan kemerdekaan rakyat Indonesia.

Jadi sangat jelas bahwa Bangsa Indonesia pembentukannya berkaitan dengan kerajaan-kerajaan di seluruh Nusantara, yang kemudian mengangkat harkat martabat rakyat Indonesia dengan meleburkan diri sehingga menyatu, dan tidak ada lagi Yang Dipertuan dan Hamba dalam Negara Indonesia.

Memahami proses terbentuknya Bangsa Indonesia, Rakyat Indonesia dan Negara Indonesia menjadi sangat penting, sehingga mengerti perbedaan dengan warga negara Indonesia. Warga Negara Indonesia bisa dari bangsa lain. Warga Negara adanya setelah negara terbentuk. Itu sebab yang diberi keistimewaan untuk menjadi Presiden adalah yang berstatus orang Indonesia asli, bukan dari status warga negara.

Jika mengerti hal ini, maka kembali memberlakukan UUD 1945 adalah suatu keniscayaan.

Salam Panca Sila
Salam Indonesia Raya

Related Posts