Mengenal SMC Darussalam Ngawi, gerakan sedekah harian yang dikelola secara mandiri dan profesional

Oleh : Budi Puryanto, Pemred zonasatunews.com

Perintah untuk sedekah dalam ajaran Islam telah jelas. Berikut kebaikan dan keutamaan yang mengiringinya. “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik diwaktu sempit maupun lapang..(QS Ali Imron 133-134). Hadis nabi juga banyak yang meriwatkan perintah sedekah ini.

Tapi persoalannya bukan soal pemahaman umat Islam yang kurang tentang perintah sedekah ini. Masalah terletak pada kurangnya aksi nyata melaksanakan perintah tersebut. Apalagi yang dilakukan secara rutin setiap hari. Saya tidak menolak bahwa sudah banyak umat Islam yang melaksanakan sedekah secara perorangan. Tetapi yang melaksanakan secara rutin setiap hari, saya tidak yakin jumlahnya banyak.

Apalagi bila ditanyakan lebih jauh, berapa organisasi atau lembaga yang sudah melakukan gerakan pengelolaann sedekah rutin setiap hari? Jumlahnya pasti sedikit. Mungkin puluhan atau ratusan saja di seluruh Indonesia.

Dari jumlah yang sedikit itu ada organisasi yang namanya SMC (Sedekah Merem Comunity). Namanya agak unik memang. SMC darussalam berlokasi di Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Belum lama berdiri, baru sekitar 8 bulan lalu. Begitu pengakuan Havidz Fuaddin, Koordinator SMC, kepada penulis.

Apa yang telah dilakukan selama 8 bulan ini?

Dalam 8 bulan ini (sejak April-Desember), telah berhasil menggali dana sebesar Rp.60.900.000. Rata-rata tiap bulan sebesar 7-8 juta. Dana itu dipergunakan untuk membiayai 4 program SMC Darussalam : peduli pendidikan, peduli yatim/dhuafa, peduli bencana, peduli pengajian.

Beberapayang telah dilakukan misalnya memberikan bantuan untuk bencana di Palestina, Aceh, kebakaran di Tempuran Ngawi, bencana banjir dan tanah lonsor di Pacitan, bantuan Al Qur’an, untuk yatim, dhuafa, pengajian,  pelatihan khotib dan ketakmiran.

Bantuan bencana banjir di Pacitan

Bagaimana idenya?

Havidz Fuaddin menjelaskan idenya sederhana, memberikan kaleng sedekah kepada orangtua siswa SD Darussalam untuk diisi setiap hari sesuai kemampuan. Pada setiap hari Jumat, awal bulan, kaleng itu diambil dan dikumpulkan. Ia mengakui mendapatkan ide itu dari Masjid Jogokaryan Jogjakarta, yang telah lebih dulu memulai.

“Dicatat dan dibukukan secara profesional. Tentu, jumlahnya berbeda tiap keluarga. Yang penting bukan jumlahnya, tetapi mereka melakukan sedekah setiap hari. Ada yang 500 rupiah per hari. Ada yang 1000 rupiah. Kalau lagi menghitung, banyak yang “cring-cring’ (koin 500 atau 1000, red)”, kata Havidz.

Sekarang telah ada sekitar 200 keluarga yang secara rutin bersedekah “merem” ini. Semua dari keluarga siswa. Kedepan akan diperluas kepada jamaah pengajian. Diperkirakan dalam waktu dekat akan bisa mencapai 250 orang. Dan akan terus bertambah.

Kaleng sedekah “merem”

Prinsipnya : Segera disalurkan!

Donasi yang terkumpul setelah dihitung, dicatat, segera disalurkan. Ini prinsip menyegerakan amanah dan kemanfaatan kepada umat. Tidak ada artinya dana besar terkumpul, kalau tidak segera dimanfaatkan. Dicatat dan diumumkan setiap bulan, lembaga X dananya makin besar. Tapi kalau tidak disalurkan, apa manfaatnya?

Prinsip “segera disalurkan”, juga menunjukkan kerja yang amanah. Para donatur akan makin percaya, bahwa pengelola dana sedekah itu bekerja profesional dan bisa memegang amanah.

“Betul, tatkala kita amanah membelanjakan infaq, maka akan ada ganti yang lebih baik”, kata Hafidz menirukan wejangan yang diterimanya dari takmir masjid Jogokaryan.

Potensi umat yang terpendam

Bila gerakan “merem”, atau “cepekan”, atau apapun namanya, dilakukan oleh komunitas Islam seperti jamaah pengajian, yasinan, takmir masjid, dan organisasi Islam, maka akan terkumpul dana mandiri yang besar dan dapat membantu kebutuhan umat Islam sendiri. Umat Islam akan berdaya, tidak tergantung kepada bantuan pemerintah atau pihak-lain. Dan yang penting umat Islam akan semakin kuat, dan dia telah menjalankan perintah Allah dengan baik.

Bila dalam 1 kabupaten terdapat 100.000 umat Islam yang bersedia melakukan sedekah “merem” (500 rupaih)  setiap hari, maka akan terkumpul dana 50 juta tiap hari. Dalam sebulan akan ada dana 1,5 M. Dana sebesar ini bila disalurkan segera kepada : fakir miskin,yatim piatu, orang sakit, anak yang tidak mampu bayar sekoah, bantuan pendidikan, pelatihan ketrampilan, perbaikan masjid/mushola, serta bantuan modal usaha, maka umat Islam akan menjadi kuat dan mandiri.

Baca Juga : Peduli Bencana Pacitan, SMC Darussalam Ngawi Salurkan Bantuan Sosial

Related Posts