Menpora dr.Abdul Gafur berpulang, Catatan Lukman Hakim

ZONASATUNEWS.COM--Beliau adalah menteri pemuda dan olahraga yang meninggal kesan mendalam; Berani, bertangging jawab dan berjiwa besar. Setelah rangkaian gerakan mahasiswa 77-78 ditumpas keras Dewan Mahasiswa dibubarkan pimpinan mahasiswa ditangkap sebagian diantaranya kemudian diadili.

Pemerintah kemudian memberlakulan kebijakan Normalisasi Kehidupan Kampus yg dikenal sebagai NKK BKK. Kebijakan baru itu tentu saja mendapatkan perlawanan keras dari berbagai kampus di tanah air. Di UI penolakan keras itu ditandai dengan tetap dilanjutkannya Dewan Mahasiswa dan kegiatan perlawanan dirancang disana.

Dalam kaitan Menolak NKK BKK ini ada 3 figur yang berada didepan : Nugroho Notosusanto, Dr.Daoed Yoesoep dan Dr. Abdul Gafur.

Nugroho tidak bisa berkantor di Salemba karena pintu masuk dilas oleh para mhs. Daoed Yoesoep sudah lama tidak berani nongol di kampus. Dia menjadi jubir NKK BKK sehingga kebijakan yang dirancang oleh pertimbangan pengamanan kampus bisa dipersepsikan sebagai kebijakan pendidikan yg penuh argumentasi filosopi melalui Daoed Yoesoep.

Dr Abdul Gafur, adalah mantan aktivis UI di tahun 66. Terpanggil dan penuh keberanian datang ke UI bermaksud untuk berkomunikasi terbuka dengan mahasiswa UI. Apalagi dia memiliki staf khusus Menpora, Hariadi Dharmawan yg mantan Ketua Umum DMUI sehingga memperkuat keyakinan Dr.Abdul Gafur.

Pelemparam telur

Mahasiswa dengan rapih mempersiapkan penyambutan di Aula FKUI Salemba 4, gedung yang menjadi simbol kebesaran UI pada masa itu. Dalam pengamanan standar untuk menteri yang disupervisi Hariadi Dharmawan terjadilah aksi pelemparan telur itu.

Suatu kejadian yg sangat memalukan sebenarnya. Tetapi Menpora berpesan pada Rektor UI-masih Prof Mahar Mardjono, untuk tidak menjatuhkan sanksi apa apa kepada Mahasiswa. Suatu sikap yg mencerminkan Keberanian, Tanggung Jawab dan Berjiwa besar
dari Dr. Abdul Gafur, yang aku sampaikan diawal tulisan.

Berpuluh tahun kemudian hubungan kami baik , bertutur kata sebagai senior dan yunior dikalangan aktivis.

Aku bergegas ingin melepas beliau dari rumahnya selepas jumatan, tetapi protokol kesehatan menghalanginya, Bang Gafur tidak bebas covid sehingga pemakaan di Pd.Rangon tidak jadi di Kalibata. Selamat jalan Bang Gafur, semoga husnul khatimah.

EDITOR : SETYANEGARA

Related Posts